Gambar 4.1. Grafik nilai kerapatan papan partikel gcm
3
Kerapatan ρ papan partikel semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah coupling agent. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh coupling agent yang secara fisis
mengalami interaksi dengan serbuk BK melalui rongga-rongga yang diisinya. Tobing, 2011.
Nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 0,74 – 0,87 gcm
3
. Kerapatan papan partikel pada penelitian ini telah memenuhi standar mutu SNI 03-2105-2006 yaitu berkisar antara 0,4 – 0,9 gcm
3
.
4.2. Analisis Kadar Air Papan Partikel
Hasil pengujian kadar air papan partikel ditunjukkan pada table 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Hasil uji kadar air papan partikel
No. Komposisi Papan Partikel
Kadar air Serbuk BK
g PP-g-MA
g PP
g DVB
g BPO
g
1 80
10 10
10 2
2,09 2
70 20
10 10
2 1,97
3 60
30 10
10 2
1,92 4
50 40
10 10
2 1,83
5 40
50 10
10 2
0.86
Berdasarkan hasil pengujian kadar air papan partikel, diperoleh nilai kadar air yang dapat dilihat pada diagram batang yang ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Grafik kadar air papan partikel
Data diatas menunjukkan papan partikel dengan perbandingan coupling agent yang lebih sedikit memiliki kadar air yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan coupling agent
yang lebih banyak akan menutupi rongga sel serbuk batang kelapa lebih merata sehingga tidak mudah terhidrolisis. Dan apabila semakin banyak serbuk BK yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan pori-pori papan partikel semakin besar sehingga akan menyerap air lebih banyak. Serbuk BK merupakan selulosa yang mempunyai gugus hidroksil sehingga
mudah menyerap air.
Kadar air juga dipengaruhi oleh kerapatan, papan partikel dengan kerapatan tinggi memiliki ikatan antara molekul partikel dengan molekul coupling agent yang kuat
sehingga molekul air sulit mengisi rongga yang terdapat dalam papan partikel karena telah terisi coupling agent Agustwo,2011.
Kadar air yang didapat berkisar antara 0,86 – 2,09 . Tingginya kadar air juga tidak terlepas dari kandungan air yang terkandung dalam selulosa. Namun, kadar air yang
dihasilkan telah memenuhi standar mutu SNI 03-2105-2006 yaitu tidak lebih tinggi dari 14.
4.3 Analisis Pengembangan Tebal Papan Partikel Setelah Direndam Air
Hasil pengujian pengembangan tebal setelah direndam air ditunjukkan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil uji pengembangan tebal papan partikel setelah direndam air
No. Komposisi Papan Partikel
Pengembangan Tebal
Serbuk BK g
PP-g-MA g
PP g
DVB g
BPO g
1 80
10 10
10 2
12,3 2
70 20
10 10
2 11,3
3 60
30 10
10 2
11 4
50 40
10 10
2 9,3
5 40
50 10
10 2
8
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pengujian pengembangan tebal setelah direndam air, diperoleh nilai pengembangan tebal yang dapat dilihat pada diagram batang yang ditunjukkan pada
gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik pengembangan tebal papan partikel setelah direndam air
Pengembangan tebal merupakan sifat fisis untuk mengukur kemampuan papan partikel dalam mempertahankan dimensinya selama proses perendaman. Peningkatan jumlah
coupling agent menyebabkan pengembangan tebal setelah direndam air menurun. Penurunan pengembangan tebal disebabkan coupling agent yang masuk ke rongga sel
partikel semakin banyak sehingga kontak antara partikel semakin rapat sehingga air akan sulit masuk ke dalam papan partikel. Gugus hidroksil -OH dari selulosa,
hemiselulosa, dan lignin mengakibatkan adanya ikatan hidrogen yang besar diantara makromolekul dari polimer kayu, ikatan hydrogen tersebut akan membentuk ikatan
hydrogen yang baru dengan air yang mengakibatkan batang mengembang Bledzki, 2002.
Nilai pengembangan tebal papan partikel yang diperoleh berkisar antara 8 – 12,3 . Nilai pengembangan tebal pada penelitian ini telah memenuhi standar mutu SNI 03-
2105-2006 yaitu tidak lebih besar dari 25.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisis Keteguhan Lentur Kering dan Modulus Elastisitas Lentur