82
Kelas XI SMASMK
Ini memberi suatu acuan bahwa Muduo sudah terdokumentasi dalam keberadaan dan fungsinya di zaman Raja Zhongkang dari
Dinasti Xia yang memerintah di tahun 2159-2146 SM. Kitab Suci Liji bagian Yueling bahasan Zhongchun tersurat: “….Tiga
hari sebelum cuaca buruk kilat halintar menyambar, dibunyikan Muduo untuk membawa berita memperingatkan rakyat”.
Ini memberi gambaran bahwa Muduo digunakan sebagai pembawa irman atau amanat dan maklumat kerajaanraja dibunyikan sebagai
pertanda atau peringatan bagi rakyat bila akan terjadi suatu bencana.
• Dalam Kitab Suci Zhouli dijelaskan bahwa untuk urusan sipil dibunyikan Muduo, sedang untuk urusan militer dibunyikan
Jinduo. Maka makin jelaslah bagi kita bahwa Muduo adalah “sarana” pembawa dan pemberita irman raja, pertanda dan
peringatan, pemandu dan pemimpin.
• Raja Wen Wenwang mempergunakan Muduo sebagai alat memanggil rakyat untuk beribadah dan bersembahyang
kehadirat Tian di Beitang Cihai.
Catatan :
3. Gelar Nabi Kongzi sebagai Muduo Genta Rohani
Pada hari besar persembahyangan Dongzhi yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember, saat jarak matahari dalam lintasan
terjauhnya pada garis balik di Selatan khatulistiwa, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang kepada Tian yaitu sembahyang syukur
dan harapan, atau dikenal juga dengan sembahyang Dongzhi. Pada zaman Dinasti Zhou 1122-255 SM., saat Dongzhi ditetapkan sebagai
saat tibanya tahun baru Xin Chun. Pada hari persembahyangan besar tersebut di tahun 497 SM, Nabi Kongzi memutuskan untuk
meninggalkan Negeri Lu dan meninggalkan semua yang ia miliki di Negeri Lu termasuk melepaskan jabatannya setingkat perdana
menteri di kerajaan Lu. Beliau meninggalkan Negeri Lu mengembara
83
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
ke berbagai negeri untuk menyebarkan ajaran-ajarannya. Alasan lain mengapa Nabi Kongzi meninggalkan negeri Lu adalah
karena raja negeri Lu Lu Dinggong sudah tidak mengindahkan lagi nasihat-nasihatnya. Beliau terpanggil untuk mewujudkan misi
sucinya untuk mulai mengembara mencari raja yang mau menerapkan ajarannya agar tercipta Keharmonisan Agung. Maka hari sembahyang
besar Dongzhi bagi umat Khonghucu juga diperingati sebagai Hari Muduo atau Genta Rohani, hari dimulainya perjalanan Nabi Kongzi
menebarkan ajaran-ajarannya.
Maka bersama murid-muridnya Kongzi memulai perjalanan berkeliling ke berbagai negeri menebarkan ajaran agama mengajak
dunia kembali ke Jalan Suci Dao dan kembali ke Negeri Lu pada tahun 484 SM. Perjalanan 13 tahun inilah yang mengkukuhkan ke-
nabi-an Nabi Kongzi.
Di dalam Kitab Sishu bagian Lunyu Bab III ayat 24 ada tertulis: “Sudah lama dunia ingkar dari Dao Jalan Suci, kini Tian Tian Yang
Maha Esa mengutus dan menjadi Guru Kongzi Sebagai Muduo Tian Genta Rohani Tian”.
Jelas dan tegaslah orang suci tapal batas negeri Gi yang menyakinkan para murid Nabi untuk tidak gelisah dan menepati keadaan, memberi
pandangan Nabi Kongzi sebagai Muduo Tian bukan tanpa alasan Dari uraian apa dan sejarah Muduo bisa disimpulkan: Bahwa Nabi
Kongzi dalam peran Suwang Raja Tanpa Mahkota yang melanjutkan menggenapi dan menyempurnakan Maha Karya Dinasti Zhou
Rangkaian Wahyu dan Kitab Wahyu: Yijing, yang menetapkan hukum dunia dan menghimpun Kitab Suci untuk manusia, sesungguhnya
memang tak lain tak bukan adalah Genta Rohani Tian:
• Yang membawa dan memberitakan Firman Tian untuk umat manusia.
• Yang memberi pertanda dan peringatan bagi umat manusia akan Dia.
84
Kelas XI SMASMK
• Yang memandu dan memimpin kehidupan rohani umat manusia dalam Taqwa kepada-Nya sebagai Zhongshi semesta, dalam ibadah,
dan dalam kehidupan beragama. Demikianlah Nabi Kongzi diimani umat Khonghucu sebagai Genta
Rohani Tian tak dapat dilepaskan dari fungsi dan makna Muduo, namun yang dibedakan bahwa irman yang dibawakan Nabi Kongzi
bukanlah irman raja tetapi irman Tian.
Dalam turunnya dikenal juga istilah Siduo sebagai petugas yang berhubungan dengan urusan keagamaan, masalah persembahyangan,
hal ikhwal upacararitual. Ini memberi penambahan wawasan bahwa Muduo dengan Si Duo mempunyai hubungan tak terpisahkan dengan
urusan agamasembahyangritual. Mungkin Siduo bisa disamakan dengan Rohaniawan dalam salah satu misi dan tugasnya
Bila ditambah dengan bagaimana Wenwang mempergunakan Muduo sebagai alat memanggil rakyat untuk beribadah dan
bersembahyang kehadirat Tian di Beitang Cihai: maka makin lengkap dan jelaslah sebutan Muduo untuk Nabi di samping sebagai tersebut di
muka, juga ada arti lain yang menunjukan peran Nabi Kongzi sebagai penyeru umat manusia beribadah kepada Tian Khalik Semesta
Berdasarkan referensi dari berbagai fungsi dan makna Muduo tersebut, maka kita di Indonesia berketetapan untuk mempergunakan
Genta Rohani sebagai padanan kata Muduo; hal ini jelas tak jauh dari pesan ke-Nabian Kongzi sebagai ”pembawa dan pemberita Firman
Tian”, pertanda dan peringatan bagi umat manusia akan hukum-Nya”, pemandu dan pemimpin kehidupan rohani umat manusia”, sekaligus
”penyeru panggilan beribadah kehadirat Tian Yang Maha Esa”.
Semoga penjelasan ini bisa meneguhkan iman kita akan Nabi Kongzi sebagai Genta Rohani Tian bagi umat manusia, Cheng Shun
Muduo Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani demikian umat Khonghucu berkeyakinan Iman dalam pilihan Iman dan agamanya
Catatan :
85
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
4. Bentuk Visual Mu Duo