Prosedur Pemberian Kredit PEMBAHASAN

kegiatan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu pekerjaan memberi kredit. Dengan demikian penjelasan prosedur pemberian kredit meliputi ketentuan dan syarat atau petunjuk tindakan-tindakan yang harus dilakukan sejak nasabah mengajukan permohonan kredit sampai tahap terakhir. Prosedur pemberian kredit merupakan pertahanan kedua dalam mencegah kredit bermasalah. Sebagai barisan pertahanan kedua, menuntut kejelasan dalam penyajian atau penyusunan, apabila prosedur pemberian kredit tidak jelas, pemberian kredit akan terus mengalami penurunan kualitas yang kadang-kadang luput dari perhatian manajemen. Suhardjono 2003:61. Adapun tahap prosedur pemberian kredit secara umum terbagi atas beberapa tahapan, yaitu: a. Tahap Persiapan Kredit, adalah tahap dimana dilakukan semua pekerjaan kegiatan sampai dengan kemungkinannya untuk memasuki tahap analisa. Surat permohonan beserta lampirannya yang telah disampaikan calon debitur segera dipelajari oleh petugas bank. Untuk selanjutnya dengan segala peraturan yang telah ditetapkan bank maka diadakanlah pemeriksaan ke lokasi perusahaan pemohon kredit yang biasanya disebut pemeriksaan “on the spot”. b. Tahap AnalisaPenilaian Kredit, dengan menggunakan segala bahan dan keterangan yang tersedia maka dapatlah melakukan kegiatan analisis dari permohonan kredit tersebut. Dalam hal ini dikenal beberapa formulasi, seperti pendekatan “5C” c. Tahap Pemutusan, pemutusan kredit adalah apakah suatu permohonan kredit dikabulkan ataukah ditolak berdasarkan hasil rapat kredit. Keputusan kantor cabang mengenai suatu permohonan kredit, baik berupa penolakan ataupun persetujuan pemberian kredit harus segera diberitahukan secara tertulis kepada pemohon kredit. d. Tahap Pengikatan Jaminan, bagi pemohon yang permohonan kreditnya disetujui, maka oleh bank dibuat akte kredit yang harus ditandatangani oleh pihak nasabahdebitur yang berwenang dan oleh pihak bank. Untuk itu nasabah dikenakan biaya- biaya material dan provisi kredit sejumlah tertentu. Bersamaan ditandatanganinya akad kredit tersebut, maka barang- barang jaminan yang diberikan oleh nasabah berarti telah dikuasai secara yuridis sesuai dengan sifat barang yang dijaminkan. e. Tahap Realisasi, setelah adanya keputusan dari pihak bank bahwa permohonan kredit disetujui, maka segera diberitahukan secara tertulis kepada debitur walaupun sebelumnya telah diberitahukan secara lisan ataupun telepon. Setiap ada perubahan dalam keputusan kredit baik mengenai suku bunga, jangka waktu, dan sebagainya harus pula diberitahukan secara tertulis. Segala macam akte yang telah dibuat disimpan dalam satu map yang disebut “map perjanjian kredit”. Map ini akan dikirim ke kantor pusat besar baik untuk kredit atas wewenang cabang maupun kantor pusat bank yang bersangkutan, dimana akte kredit akad kredit tersebut diberi materai secukupnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Tahap Pengawasan, pengawasan terhadap kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya harus dilakukan sejak saat disetujuinya sesuai permohonan kredit sampai dengan pelunasannya. g. Tahap Penyelesaian, adalah tahap terakhir yang merupakan rangkaian upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelesaikan kredit yang diragukan atau macet setelah usaha pembinaan dan penyelamatan kredit. Oleh karena itu, bank harus mengambil tindakan dalam mengatasi kredit tersebut, seperti : 1. Rescheduling, yaitu penundaan pembayaran yang disesuaikan dengan rencana pembiayaan yang baru. 2. Injection, yaitu dengan cara memberikan kredit tambahan, dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang bersifat sementara. 3. Likuidasi, yaitu penyelesaian atas pinjaman dengan jalan menjual barang-barang jaminan. 4. Campuran mixed, yaitu kombinasi dari rescheduling, injection dan likuidasi. 5. Restructuring, yaitu dengan mengadakan perubahan pada sistem pembayaran, misalnya nasabah hanya membayar pokok saja terlebih dahulu, bunganya dibayar dibelakang.

E. Analisis Kredit

Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon nasabah diminta untuk memberi keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. Keterangan-keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan melalui wawancara maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh petugas bank. Selanjutnya, petugas bank melakukan analisis kredit berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan dalam bank. Dendawijaya 2001:79. Suyatno, dkk 1995:70 menjelaskan bahwa pengertian analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan dari segala aspek untuk mengetahui kelayakan suatu permohonan kredit dan menyusun laporan analisis yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan kredit. Adapun analisis kredit yang dilakukan petugas bank meliputi analisis 5C yaitu: 1. Character watakkepribadian Yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana sifat dan sikap dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan keinginan debitur untuk melakukan kewajiban - kewajibannya. 2. Capacity kemampuan Analisis ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan calon nasabah dalam melakukan pembayaran kembali kredit dari usaha yang akan dibiayai. 3. Capital modal Analisis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan calon nasabah dalam menyediakan modal sendiri untuk mendukung pembiayaan usaha. 4. Collateral jaminan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai agunan barang jaminan yang digunakan sebagai alat pengaman bagi bank apabila kredit yang diberikan menjadi bermasalah. 5. Condition of economy kondisi ekonomi yaitu Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor perekonomian secara