45
C. Keterkaitan Penerapan Sensus Pajak, Sosialisasi Pajak dan Persepsi
efektifitas sistem perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak 1.
Pengaruh Penerapan Sensus Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran dan kepatuhan yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor terpenting dari pelaksanaan sistem tersebut. Dianutnya sistem self
assessment membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap kesadaran warga masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela voluntary
compliance Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela merupakan tulang punggung sistem self assessment. Wajib pajak
bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajak tersebut.
Dengan di terapkannya sistem perpajakan tersebut di harapkan kepatuhan wajib pajak dapat meningkat sehingga pendapatan pajak negara
dapat meningkat juga. Oleh karena itu agar pendapatan pajak meningkat wajib pajak harus patuh akan kewajibannya. Seperti yang dinyatakan oleh
Summers et. Al dalam Nasucha 2004 bahwa dalam sistem self assessment, administrasi perpajakan adalah untuk mengawasi kepatuhan dan
meyakinkan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pendaftaran wajib pajak,
penilaian, menjalankan prosedur pemungutan dan pembayaran dengan tidak melakukan penghindaran dan penggelapan pajak.
46
Untuk mendukung dan mengevaluasi fungsi administrasi perpajakan, pemerintah mengadakan sensus pajak. Sensus pajak Menurut buku panduan
sensus pajak yang dikeluarkan Kemeneterian Keuangan RI, Direktorat Jenderal Pajak, adalah “kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban
perpajakan dalam rangka memperluas wajib pajak dengan mendatangi subjek pajak baik perorangan maupun badan hukum, di seluruh wilayah
Indonesia yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak ”. Kepatuhan wajib
pajak merupakan faktor utama mempengaruhi realisasi penerimaan pajak Dewi, 2011:23.
Dalam upaya meningkatkan kualitas kepatuhan pajak masyarakat, saat ini Ditjen Pajak bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik BPS
mengadakan program Sensus Pajak Nasional. Sensus Pajak Nasional SPN merupakan kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan
dalam rangka penggalian potensi wajib pajak. Selain itu, SPN memiliki tugas yang berat yaitu mengamankan target penerimaan pajak dan
penerimaan negara. Tugas ini tidaklah mudah karena adanya kemungkinan hambatan atau masalah seperti respon negatif dari responden dengan
menghindari petugas sensus, menjawab pertanyaan dengan asal, tidak bersedia menandatangani formulir sampai dengan tindakan konfrontatif
terhadap petugas sensus www.pajak.go.id. Jika kondisi ini terjadi Ditjen Pajak akan sangat dirugikan karena tidak akan memperoleh data yang
diperlukan Dewinta, 2012:2.
47
Dalam peroses pengukuran kepatuhan pajak ini pemerintah melakukan sensus untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepatuhan
masyarakat dalam membayar pajak dan pengaruh sensus tersebut terhadap kepatuhan pajak itu sendiri. Adapun ruang
lingkup
dari penelitian ini adalah membahas variabel bebas sensus pajak dan variabel terikat yaitu kepatuhan
pajak serta hubungan dari kedua variabel tersebut.
H
1
: Penerapan Sensus Pajak berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
2. Pengaruh Sosialisasi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Salah satu faktor yang bisa ditekankan oleh aparat dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pajak adalah dengan cara
mensosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui penyuluhan, seruan moral baik dengan media billboard, baliho, maupun membuka situs
peraturan pajak yang setiap saat bisa diakses oleh wajib pajak Witono, 2008:197.
Sosialisasi perpajakan merupakan suatu upaya dari Dirjen Pajak untuk memberikan pengertian, penjelasan, informasi terbaru, serta
pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
peraturan dan perundang-undangan perpajakan maupun sistem pelayanan pajak yang baru. Kita dapat memperoleh informasi tersebut melalui media
cetak seperti Koran, bulletin, majalah berita pajak, surat edaran, jurnal dan lain sebagainya. Juga melalui media elektronik seperti televisi, radio, dan
48
dapat mengakses melalui browsing melalui internet dengan melihat dari berbagai situs pajak seperti: www.pajak.go.id, www.klikpajak.com,
www.layananpajak.com, www.infopajak.com, www.pajakku.com dan lain- lain. Sosialisasi perpajakan merupakan upaya dari Dirjen Pajak khususnya
KPP untuk memberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada masyarakat pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan dan perundangundangan perpajakan Hendarsyah, 2009:19
Upaya sosialisasi pajak ini dapat berpengaruh untuk menambah jumlah wajib pajak dan dapat menimbulkan kepatuhan dari wajib pajak
sehingga secara otomatis penerimaan pajak juga akan meningkat.
H
2
: Sosialisai Pajak berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
3. Pengaruh Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian, penginteprestasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga
merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang
menyatakan seberapa jauh target kualitas, kuantitas, dan waktu telah tercapai Hardiningsih, 2011:5.
Persepsi Wajib Pajak terhadap kinerja penerimaan pajak dilakukan oleh Maria Karanta,et al 2000 dalam Suryadi 2006:17 menyatakan bahwa
persepsi masyarakat terhadap kinerja Badan Perpajakan Nasional Swedia,
49
ini dilihat dari: kesadaran prosedur yang bermanfaat bagi wajib pajak, kebutuhan bagi wajib pajak, perlakuan yang adil, keahlian aparat dalam
mendeteksi kesalahan, serta dalam mengoreksi laporan pajak. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi wajib pajak yang positif dapat
mempengaruhi perilaku wajib pajak dalam membayar pajak. Hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang
saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain: 1 Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak
secara lebih mudah dan cepat. 2 Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan
kapan saja. 3 Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar. 4
Peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak
terdatar. 5 Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui eregistration dari website pajak Widayati dan Nurlis, 2010:24.
Selama ini banyak wajib pajak yang telah terdaftar sebagai wajib pajak, dan telah memiliki NPWP belum mau melaksanakan kewajiban pajak
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh asas perpajakan bahwa hasil pemungutan pajak tidak langsung dinikmati oleh pembayar pajak. Persepsi
dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian, penginteprestasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu
yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas merupakan ukuran seberapa jauh target kualitas,
kuantitas dan waktu telah tercapai. Berdasarkan uraian tersebut dapat
50
dikatakan bahwa persepsi efektifitas sistem perpajakan diduga akan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Adapun Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
H
3
: Persepsi efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
D. Kerangka Pemikiran