Perkecambahan Benih

B. Perkecambahan Benih

1. Jumlah Biji Saat Awal Berkecambah (Hari, Biji)

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa perkecambahan benih dari 12 biji yang dikecambahkan setiap perlakuan memberikan hasil yang

20

commit to user

21

berbeda terhadap saat awal benih berkecambah sampai 22 HSS. Awal benih berkecambah diamati ketika calon radikula dan hipokotil mulai tumbuh dari embrio biji (kurang lebih terlihat 2-3 mm). Biji jambu bol relatif berukuran besar, memiliki endosperm yang cukup tebal dan merekah pada awal perkecambahan atau pada saat imbibisi.

Tabel 1. Jumlah biji saat awal berkecambah setiap hari mulai umur 6-22 HSS (12 biji/perlakuan)

Perlakuan

Hari Setelah Semai (Dikecambahkan)

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Z0A1

0 0 0 0 1 2 3 5 7 8 9 11 12 12 12 12 12 Z0A2

0 0 0 0 1 2 4 5 6 8 8 10 11 12 12 12 12 Z0A3

0 0 0 0 2 3 5 5 6 8 9 11 11 11 11 11 12 Z1A1

1 1 4 4 6 7 9 10 11 12 12 12 12 12 12 12 12 Z1A2

0 1 1 3 4 6 8 10 10 11 12 12 12 12 12 12 12 Z1A3

0 2 3 5 6 8 9 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Z2A1

2 3 5 6 7 9 10 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Z2A2

1 2 3 5 6 7 9 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 Z2A3

1 2 4 5 7 8 9 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Sumber : Hasil Pengamatan Perkecambahan

commit to user

22

Keterangan : A1Z0 : aksesi 1 konsentrasi GA3 0 ppm (kontrol) A2Z0 : aksesi 2 konsentrasi GA3 0 ppm (kontrol) A3Z0 : aksesi 3 konsentrasi GA3 0 ppm (kontrol) A1Z1 : aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm A2Z1 : aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm A3Z1 : aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm A1Z2 : aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm A2Z2 : aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm A3Z2 : aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm

Gambar 1. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap jumlah biji saat awal berkecambah (12 biji/perlakuan) pada semua perlakuan sampai umur 22 HSS.

Berdasarkan tabel 1. dan gambar 1. diketahui bahwa saat awal benih berkecambah dimulai pada 6 hari setelah semai (HSS) yaitu pada perlakuan aksesi 1 konsentrasi 20 ppm, aksesi 1 konsentrasi 40 ppm, aksesi 2 konsentrasi

40 ppm, dan aksesi 3 konsentrasi 40 ppm. Sedangkan pada konsentrasi 0 ppm/kontrol benih mulai berkecambah pada hari ke 10 setelah semai. Pada konsentrasi GA3 20 ppm 100% semua benih berkecambah pada umur 16 HSS, pada konsentrasi GA3 40 ppm 100% semua benih berkecambah pada umur 15 HSS, sedangkan pada kontrol/konsentrasi 0 ppm 100% semua benih berkecambah pada umur 22 HSS hal ini dikarenakan terdapat biji yang pertumbuhannya abnormal, terlihat dari endosperm bijinya yang tidak merekah secara sempurna pada saat imbibisi sehingga pertumbuhan embrio sebagai calon radikula dan hipokotil pertumbuhannya terhambat. Dari tabel 1. dan

Umur benih mulai berkecambah (HSS)

A1Z0 A2Z0 A3Z0 A1Z1 A2Z1 A3Z1 A1Z2 A2Z2 A3Z2

commit to user

23

gambar 1. menunjukkan bahwa perendaman biji jambu bol ke dalam larutan GA3 (baik pada konsentrasi 20 ppm dan 40 ppm) sebelum biji dikecambahkan menunjukkan waktu benih berkecambah lebih cepat jika dibandingkan pada benih yang tanpa perlakuan perendaman GA3 ( konsentrasi 0 ppm). Menurut Sutopo (1998) menyatakan bahwa air memegang peran yang penting dalam proses perkecambahan biji. Masuknya air ke dalam benih dengan peristiwa difusi, osmosis dan imbibisi. Fungsi air dalam perkecambahan biji adalah untuk aktivitas enzim amylase, melunakkan kulit biji, memberikan fasilitas masuknya oksigen mengaktifkan fungsi protoplasma, dan sebagai alat transport makanan dari endosperm ke kotiledon.

Berdasarkan tabel 1. dan gambar 1. diketahui bahwa aksesi 1 dan 3 menunjukkan waktu 100% semua benih berkecambah lebih awal jika dibandingkan dengan aksesi 2 yaitu pada konsentrasi GA3 0 ppm aksesi 1 100% benih berkecambah pada umur 18 HSS, sedangkan konsentrasi 0 ppm aksesi 2 umur 19 HSS. Pada konsentrasi GA3 20 ppm aksesi 1 dan aksesi 3 100% semua benih berkecambah pada umur 15 HSS pada aksesi 2 pada umur 1 HSS, sedangkan pada konsentrasi 40 ppm aksesi 1, aksesi 2 dan aksesi 3 berturut-turut 100% semua benih berkecamah pada umur 13 HSS, 1 HSS dan

14 HSS. Adapun karakter tanaman dan buah jambu bol pada aksesi 1 dan aksesi 3 yaitu aksesi 1 memiliki pohon rendah (6.68 meter), warna permukaan atas daun hijau, lingkar buah besar, diameter biji besar, kadar gula rendah (8.67

0 brix) dan aksesi 3 memiliki pohon tinggi (16.88 meter), warna permukaan atas daun hijau, lingkar buah besar, diameter biji besar, kadar gula tinggi (11.6

0 brix). Sedangkan karakter tanaman dan buah jambu bol pada aksesi 2 yaitu pohon cukup rendah (11.31 meter), warna permukaan atas daun hijau muda,

lingkar buah sedang, diamater biji besar, kadar gula cukup rendah (9.8 0 brix). Sutopo (2002) berpendapat bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan.

commit to user

24

Dalam perkecambahan giberellin menstimulasi sintesis enzim pencerna seperti α-amilase, yang memobilisasi cadangan makanan. Giberellin yang terdapat di dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang menyebabkan pertumbuhan embrio (Dewi 2008). Giberellin juga diperlukan pada tahapan pengaktifan pertumbuhan vegetatif embrio, pelunakan (pembelahan) endosperm, mobilisasi cadangan makanan yang tersimpan dalam endosperm (Santoso 2010).

2. Kecepatan Perkecambahan (%)

Berdasarkan hasil analisis ragam (lampiran 1 tabel 17) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara macam aksesi dan konsentrasi GA3. Macam aksesi dan konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap kecepatan perkecambahan biji jambu bol. Kecepatan perkecambahan dapat digunakan sebagai tolok ukur vigor benih yang menyatakan jumlah hari yang diperlukan biji untuk munculnya radikula/ plumula.

Tabel 2. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap kecepatan perkecambahan (%) biji jambu bol (12 biji/perlakuan) pada umur 8 HSS

Macam Aksesi

Konsentrasi GA3

0 33.33 41.67 25 a Aksesi 2

0 8.33 25 11.11 b Aksesi 3

0 25 33.33 19.44 a Rerata

0 c 22.22 b 33.33 a (-)

* Angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Tabel 3. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap waktu (hari)

100% semua biji berkecambah (12 biji/perlakuan) Macam Aksesi

Konsentrasi GA3

40 ppm Aksesi 1

17 13.667

13.667 14.778 a Aksesi 2

18 14.667

13.333 15.333 a Aksesi 3

18.667

13.333

13 15 a Rerata

17.889 b 13.889 a 13.333 a (-)

* Angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

commit to user

25

Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa macam aksesi berpengaruh nyata terhadap kecepatan perkecambahan (12 biji/perlakuan) pada umur 8 HSS, kecepatan perkecambahan pada aksesi 2 berbeda nyata dengan aksesi 1 dan 3. Aksesi 2 dengan karakter pohon cukup rendah (11.31 meter), warna permukaan atas daun hijau muda, lingkar buah sedang, diamater biji besar,

kadar gula cukup rendah (9.8 0 brix) menunjukkan kecepatan kecambah yang lebih rendah dibandingkan pada aksesi 1 dan aksesi 3 yaitu 11.11%, sedangkan pada aksesi 1 sebesar 25% dan aksesi 3 sebesar 19.444%. Kecepatan perkecambahan pada aksesi 1 dan aksesi 3 tidak berbeda nyata, tetapi aksesi 1 cenderung menunjukkan kecepatan perkecambahan yang lebih baik dibandingkan aksesi 3 (lihat pada lampiran 1 tabel 14). Adapun karakter tanaman dan buah jambu bol pada aksesi 1 dan aksesi 3 berbeda yaitu aksesi 1 memiliki pohon rendah (6.68 meter), warna permukaan atas daun hijau, lingkar

buah besar, diameter biji besar, kadar gula rendah (8.67 0 brix) dan aksesi 3 memiliki pohon tinggi (16.88 meter), warna permukaan atas daun hijau, lingkar buah besar, diameter biji besar, kadar gula tinggi (11.6 0 brix). Kecepatan perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh sifat genetik dari masing-masing aksesi yang belum diketahui dan faktor dari lingkungan.

Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan perkecambahan biji adalah air. Kecepatan benih berkecambah juga dipengaruhi oleh kemampuan benih untuk menyerap air. Air memegang peranan yang penting dalam proses perkecambahan biji. Air yang diserap oleh biji dipergunakan untuk melunakkan endosperm dan mengembangkan embrio di dalam biji. Hal ini mengakibatkan endosperm biji akan merekah, air juga membantu masuknya oksigen ke dalam biji. Menurut Ardian (2008), lama perkecambahan dapat menjadi petunjuk perbedaan kekuatan tumbuh, semakin cepat pertumbuhan kecambah maka semakin tinggi vigor kecambah. Tinggi rendahnya vigor benih akan menggambarkan kekuatan tumbuh dan pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi vigor maka kekuatan perkecambahan menjadi lebih baik, begitu juga pertumbuhan tanaman itu sendiri.

commit to user

26

Konsentrasi GA3 pada umur 8 HSS berpengaruh nyata terhadap kecepatan perkecambahan biji (12 biji/perlakuan). Pada tabel 3. dari ketiga konsentrasi GA3 0 ppm, 20 ppm, dan 40 ppm menunjukkan kecepatan perkecambahan yang berbeda nyata, konsentrasi 40 ppm menunjukkan persentase kecepatan perkecambahan paling besar dibandingkan pada konsentrasi yang lain yaitu sebesar 33.33%. Pada konsentrasi 20 ppm kecepatan perkecambahan sebesar 22.22% dan konsentrasi 0 ppm menunjukkan kecepatan perkecambahan 0%, karena pada perlakuan kontrol ini belum terdapat biji yang berkecambah. Pemberian giberellin dapat meningkatkan persentase perkecambahan biji pada jambu bol karena diduga dapat mempercepat aktivitas enzim hidrolisis untuk perombakan endosperm dan mobilisasi cadangan makanan yang tersimpan dalam endosperm biji. Macam aksesi jambu bol dan konsentrasi GA3 tidak menimbulkan interaksi terhadap kedua faktor tesebut.

Pada tabel 3. menunjukkan bahwa konsentrasi GA3 juga berpengaruh nyata terhadap waktu 100% semua biji berkecambah (12 biji/perlakuan), konsentrasi 0 ppm berbeda nyata dengan konsentrasi 20 ppm dan 40 ppm. Pada konsentrasi 0 ppm waktu 100% semua biji berkecambah dicapai pada hari ke

18 setelah biji dikecambahkan, sedangkan pada konsentrasi 20 ppm dan 40 ppm waktu 100% semua biji berkecambah tidak terdapat beda nyata yaitu dicapai pada hari ke 13 dan 14 setelah biji dikecambahkan.

3. Daya Perkecambahan (%)

Berdasarkan hasil analisis ragam (lampiran 1 tabel 24) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap daya perkecambahan (%) biji jambu bol. Konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap daya perkecambahan (%) biji jambu bol, sedangkan macam aksesi belum berpengaruh nyata terhadap daya perkecambahan (%) biji jambu bol. Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisika lapangan yang serba optimum (Sutopo 1998).

commit to user

27

Tabel 4. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap daya perkecambahan biji (12 biji/perlakuan) biji jambu bol pada umur

14 HSS

Macam Aksesi

Konsentrasi GA3

83.33 a Aksesi 2

50 83.33 91.67 75 a Aksesi 3

50 100

100

83.33 a Rerata

52.77 b 91.67 a 97.22 a (-)

* Angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa macam aksesi belum berpengaruh nyata terhadap daya perkecambahan (%) biji, namun terdapat kecenderungan bahwa aksesi 1 dan aksesi 3 memiliki persentase daya perkecambahan lebih besar dari aksesi 2 yaitu sebesar 83.33% sedangkan pada aksesi 2 sebesar 75%. Perbedaan daya perkecambahan dari macam aksesi dapat dikarenakan adanya faktor genetik dari masing-masing biji yang berbeda. Pada perlakuan konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap daya perkecambahan biji (%) jambu bol (12 biji/perlakuan) pada umur 14 HSS. Persentase daya perkecambahan biji konsentrasi GA3 0 ppm berbeda nyata dari konsentrasi GA3 20 ppm dan 40 ppm, konsentrasi GA3 0 ppm menunjukkan daya perkecambahan terendah yaitu 52.77%, sedangkan konsentrasi 20 ppm tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 40 ppm dengan persentase daya perkecambahan yaitu 91.67% dan 97.22%. Namun terdapat kecenderungan bahwa konsentrasi 40 ppm memberikan hasil persentase daya perkecambahan lebih besar (97.22%) jika dibandingkan pada konsentrasi 20 ppm (91.67%) yaitu terpaut selisih 5.55%.

Akan tetapi secara umum konsentrasi GA3 20 ppm dapat dianggap lebih efisien digunakan dalam perkecambahan benih pada jambu bol karena ternyata daya perkecambahan (%) biji hampir sama, selain itu waktu yang diperlukan untuk 100% semua benih berkecambah juga hampir seragam. Sebagian besar tumbuhan dikotil dan sebagian kecil tumbuhan monokotil akan tumbuh lebih cepat jika diberi giberellin, giberellin membantu pertumbuhan

commit to user

28

pada perkecambahan biji, dengan menstimulasi sintesis enzim pencerna seperti amilase yang memobolisasi cadangan makanan (Dewi 2008). Daya perkecambahan yang tinggi dapat mencerminkan suatu benih mempunyai viabilitas yang tinggi pula, selain itu dengan daya perkecambahan yang tinggi akan menghemat dalam penggunaan benih dan menghemat biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih. Namun daya kecambah juga dipengaruhi faktor-faktor dari lingkungan seperti suhu, cahaya dan kecukupan air dalam perkecambahannya.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DAN MENEMPEL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH 3 PONTIANAK Sarina, Muhammad Ali, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email.sarina99_gm

1 4 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP TEKNIK DASAR LAY UP PESERTA DIDIK DI SMA Romadani Kusuma Atmaja, Victor G. Simanjuntak, Mimi Haetami Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNTAN Email : dhany_kusuma12yahoo.com Abstract -

0 0 10

Desti Ulani, Izhar Salim, Imran Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email: desti.ulanigmail.com Abstract: Is this thesis entitled : the implementation of school rules by teacher

0 1 13

Dahlia, Marzuki, Sri Utami Program Studi Magister PGSD FKIP Untan Email: dahliaspd0gmail.com Abstract - PENILAIAN POTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SUNGAI PINYUH

0 0 10

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

PENGGUNAAN DEIKSIS PRONOMINA, TEMPAT, DAN WAKTU PADA NOVEL GENDUK KARYA SUNDARI MARDJUKI Atika Maisuri, Patriantoro, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: syankkkthiekaco.id Abstract - PENGGUNAAN

0 1 10

Askatriyani, Y. Gatot Sutapa, Aloysius Mering Program Studi Magister Teknologi Pendidikan FKIP Untan Pontianak Email : askatriyanigmail.com Abstract - PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK PEROLEHAN BELAJAR NARRATIVE TEKS SISWA SM

0 0 11

Vera Estika, Siti Halidjah, Sugiyono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email :veraestika96gmail.com Abstract - PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Rupina Banang, Muhammad Syukri, Marmawi R Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan Pontianak Email:rupinabananggmail.com Abstract - PENIN

0 0 12

Pengaruh pemberian arang dan molase terhadap kemantapan agregat pada udipsaments Colomadu Kabupaten Karanganyar

1 1 53