Pertumbuhan Awal Tanaman

C. Pertumbuhan Awal Tanaman

1. Tinggi Tanaman (cm)

Berdasarkan hasil analisis ragam (lampiran 2 tabel 27) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara macam aksesi dengan konsentrasi GA3 terhadap tinggi tanaman jambu bol. Macam aksesi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jambu bol, sedangkan konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jambu bol. Tinggi tanaman jambu bol umur 1 sampai 12 MST pada semua perlakuan dapat dilihat dari gambar 2.

Keterangan : A1Z1 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm A2Z1 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm A3Z1 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm A1Z2 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm A2Z2 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm A3Z2 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm Gambar 2. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap tinggi

tanaman pada umur 1 MST – 12 MST

Waktu pengamatan (MST)

A1Z1 A2Z1 A3Z1 A1Z2 A2Z2 A3Z2

commit to user

29

Gambar 2. menunjukkan bahwa tinggi tanaman mengalami pertumbuhan setiap minggunya dari umur 1 MST sampai umur 12 MST. Pada umur 12 MST dapat dilihat bahwa tanaman tertinggi yaitu pada aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm yaitu dengan tinggi tanaman 30.23 cm, kertinggi ke-2 yaitu pada aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm yaitu dengan tinggi 29.9 cm, tertinggi ke-3 yaitu pada aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm dengan tinggi 29.83 cm, tertinggi ke-4 yaitu aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm dengan tinggi 29.48 cm, tertinggi ke-5 yaitu aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm dengan tinggi 27.58 cm, dan yang terendah yaitu pada aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm dengan tinggi 24.53 cm. Dari gambar 2. diketahui bahwa tinggi tanaman jambu bol pada konsentrasi 20 ppm dari ketiga aksesi mulai umur 1 MST sampai 12 MST lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan konsentrasi 40 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi GA3 20 ppm lebih efisien dalam pertumbuhan tinggi tanaman jambu bol dibandingkan dengan konsentrasi GA3

40 ppm. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perbedaan yang diterapkan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan (Sitompul dan Guritno 1995). Namun tinggi tanaman juga dipengaruhi oleh karekter genetik masing-masing aksesi tanaman jambu bol.

Tabel 5. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap tinggi tanaman

(cm) pada umur 12 MST Macam Aksesi

Konsenrasi GA3

29.95 a Aksesi 2

30.233

27.2167

28.725 a Aksesi 3

29.833

24.533

27.183 a Rerata

29.849 a 27.338 b (-)

* Angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara macam aksesi dan konsentrasi GA3. Konsentrasi GA3 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm) jambu bol pada umur 12 MST, konsentrasi GA3

commit to user

30

20 ppm berbeda nyata dengan konsentrasi 40 ppm. Tinggi tanaman pada konsentrasi 20 ppm lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 40 ppm, yaitu setinggi 29.849 sedangkan pada konsentrasi GA3 40 ppm yaitu 27.338 cm. Salah satu ciri fisiologis yang khas pada tanaman yang diperlakukan dengan pemberian GA3 adalah terjadinya pemanjangan batang, akibat adanya aktivitas kambium di internodus, sehingga tanaman menjadi lebih tinggi daripada tanaman normal. Pemanjangan batang selain dipengaruhi oleh aktivitas kambium juga disebabkan oleh peningkatan mitosis di daerah meristem sub apikal batang, sehingga jumlah sel pada masing-masing internodus meningkat. Peningkatan jumlah sel menyebabkan pertumbuhan batang lebih cepat, sehingga dihasilkan batang yang lebih panjang. Respon ini pada batang biasanya hanya berupa peningkatan panjang internodus, dan umumnya tidak meningkatkan jumlah internodus yang terbentuk (Wareing dan Phillips 1970). Pertumbuhan tinggi tanaman terjadi karena adanya pembelahan dan pemanjangan sel-sel jaringan meristematik pada titik tumbuh batang. Dalam proses pembelahan sel ini diperlukan karbohidrat yang cukup untuk membentuk dinding sel dan protoplasma (Salisbury dan Ross 1995).

Pada macam aksesi belum menunjukkan adanya pengaruh beda nyata terhadap tinggi tanaman jambu bol pada umur 12 MST, aksesi 1 memiliki tinggi tanaman 29.95 cm, aksesi 2 sebesar 28.725 cm, dan aksesi 3 sebesar 27.183 cm. Selain faktor perlakuan yang diberikan pertumbuhan tinggi tanaman juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, faktor lingkungan pembibitan meliputi suhu, kelembapan, intensitas cahaya dan ketersediaan air serta serangan hama pada tanaman. Hama yang menyerang pada pembibitan ini antara lain belalang, kutu daun, ulat daun dan semut hitam. Hama yang banyak mempengaruhi tinggi tanaman adalah belalang. Beberapa ujung (bagian titik tumbuh) dari tanaman banyak yang dimakan belalang sehingga tinggi tanaman tetap.

2. Jumlah Daun (helai)

Daun secara umum merupakan tempat sintesis karbohidrat bagi tanaman, sehingga pengamatan daun sangat diperlukan sebagai indikator

commit to user

31

pertumbuhan dan sebagai data penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan (Sitompul dan Guritno 1995). Hasil analisis ragam (lampiran 2 tabel 26) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap jumlah daun tanaman jambu bol, macam aksesi dan konsentrasi GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman jambu bol. Jumlah daun tanaman jambu bol mulai umur 1 MST sampai 12 MST dari semua perlakuan dapat dilihat pada gambar 3.

Keterangan: A1Z1 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm A2Z1 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm A3Z1 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm A1Z2 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm A2Z2 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm A3Z2 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm Gambar 3. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap rerata

jumlah daun (helai) pada umur 1 MST -12 MST.

Berdasarkan Gambar 3. diketahui bahwa pada umur 12 MST jumlah daun terbanyak yaitu pada aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm dan aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm yaitu sebanyak 16 helai daun, kemudian pada aksesi

1 konsentrasi GA3 20 ppm dan aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm sebanyak 15 helai daun, pada aksesi 2 konsentrasi GA3 40 terdapat 14 helai daun, dan jumlah daun terendah yaitu pada aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm ada 12 helai daun. Pada umur 10 MST dan 11 MST terlihat ada beberapa perlakuan yang jumlah daunnya tetap yaitu pada perlakuan aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm

Waktu pengamatan (MST)

A1Z1 A2Z1 A3Z1 A1Z2 A2Z2 A3Z2

commit to user

32

dengan jumlah daun 13 helai, pada perlakuan aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm jumlah daun 14 helai, dan pada aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm jumlah daun ada 11 helai. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya serangan hama belalang yang memakan daun dan titik tumbuh tanaman sebelum pengamatan sehingga jumlah daun menjadi tetap atau tidak bertambah.

Tabel 6. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap rerata jumlah

daun (helai) pada umur 12 MST Macam Aksesi

Konsentrasi GA3

15 16 15.5 a Aksesi 2

16 14 15 a Aksesi 3

15 12 13.5 a Rerata

15.33 a 14 a (-)

* Angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Berdasarkan tabel 6. diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap jumlah daun tanaman jambu bol pada umur 12 MST, macam aksesi dan konsentrasi GA3 belum menunjukkan adanya pengaruh beda nyata terhadap jumlah daun jambu bol. Jumlah daun dari semua perlakuan antara lain yaitu a) aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm; 15 helai daun, b) aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm; 16 helai daun, c) aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm; 16 helai daun, d) aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm; 14 helai daun, e) aksesi 3 konsentrasi 20 ppm; 15 helai daun, dan f) aksesi 3 konsentrasi 40 ppm; 12 helai daun. Dari tabel 6. diketahui bahwa perlakuan konsentarsi GA3 20 ppm dan 40 ppm juga belum menunjukkan adanya pengaruh beda nyata terhadap jumlah daun jambu bol pada pertumbuhan awal jumlah daun jambu bol. Pada penelitian Zuriyah (2004) menunjukkan bahwa perlakuan giberellin memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun pada bunga krisan (Chrysantheum morifolium). Tetapi menurut Gardner et al. (1991) menyatakan jumlah dan ukuran daun dipengaruhi juga oleh genotip yang merupakan faktor internal dari tanaman dan lingkungan.

commit to user

33

3. Luas daun (cm 2 )

Berdasarkan hasil analisis ragam (lampiran 2 tabel 33) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap luas daun, macam aksesi dan konsentrasi GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap luas daun tanaman jambu bol. Luas daun tanaman jambu bol umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST dari semua perlakuan dapat dilihat dari gambar 4.

Keterangan: Perlakuan 1 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm Perlakuan 2 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm Perlakuan 3 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm Perlakuan 4 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm Perlakuan 5 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm Perlakuan 6 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm Gambar 4. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap luas daun

(cm 2 )tanaman jambu bolpada umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST.

Berdasarkan gambar 4. diketahui bahwa dari semua perlakuan hasil pengamatan luas daun umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST mengalami pertumbuhan, ditunjukkan dengan pertambahan tinggi pada histogram luas daun jambu bol (gambar 4.). Pada pengamatan umur 12 MST perlakuan 1 yaitu

aksesi 1 konsentrasi 20 ppm luas daun menurun yaitu dari 37.068 cm 2 menjadi 35.574 cm 2 . Sedangkan pengamatan luas daun pada umur 4 MST dan 8 MST perlakuan aksesi 1 konsentrasi 20 ppm menunjukkan luas daun paling tinggi yaitu 32.424 cm 2 dan 37.068 cm 2 . Menurunnya luas daun pada umur 12 MST perlakuan aksesi 1 konsentrasi 20 ppm dipengaruhi oleh pertambahan jumlah daun, pertambahan panjang dan lebar daun serta adanya serangan hama

Umur 4 MST Umur 8 MST Umur 12 MST

commit to user

34

belalang yang memakan daun pada tanaman, sehingga panjang dan lebar maksimum pada daun berkurang akibatnya luas daun menurun. Dari gambar 4. diketahui bahwa perlakuan 4 pada aksesi 1 konsentrasi 40 ppm pertambahan luas daun dari pengamatan umur 8 MST dan pengamatan umur 12 MST menunjukkan pertambahan luas daun yang baik. Pada umur 8 MST luas daun

32.11 cm 2 dan umur 12 MST menjadi 44.719 cm 2 , luas daun pada umur 12 MST perlakuan 4 aksesi 1 konsentrasi 40 ppm merupakan luas daun terbesar. Pertambahan luas daun berhubungan dengan jumlah daun, ada tidaknya serangan hama (belalang) yang mengganggu tanaman, dan dipengaruhi oleh tinggi tanaman. Tanaman yang lebih tinggi akan menerima cahaya matahari lebih banyak karena tidak ternaungi sehingga daun dapat berfotosintesis dengan optimum akibatnya fotosintat yang dihasilkan lebih banyak dan pertumbuhan tanaman lebih optimum.

Tabel 7. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap luas daun

(cm 2 ) pada umur 12 MST

Macam Aksesi

Konsenrasi GA3

40 . 146 a Aksesi 2

41 . 986

38 . 147

40 . 066 a Aksesi 3

38 . 12 38 . 251

38 . 185 a Rerata

38 . 56 a 40 . 372 a (-)

* Angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Berdasarkan tabel 7. diketahui bahwa pada umur 12 MST tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap luas daun tanaman jambu bol, serta tidak terdapat pengaruh nyata antara macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap luas daun jambu bol. Diketahui bahwa dari ketiga aksesi luas daun belum menunjukkan beda nyata namun terdapat kecenderungan pada aksesi 3 luas daun lebih kecil jika dibandingkan pada aksesi 1 dan 2, perlakuan konsentrasi GA3 juga belum terdapat beda nyata terhadap luas daun jambu bol. Namun berdasarkan hasil pengamatan langsung dari pertumbuhan tanaman di lapang dari kombinasi perlakuan macam aksesi dan konsentrasi GA3 yang berbeda menunjukkan kecenderungan luas daun

commit to user

35

yang berbeda yaitu antara lain a) aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm; 35.574 cm 2 , b) aksesi 2 konsentrasi 20 ppm; 41.986 cm 2 , c) aksesi 3 konsentrasi 20 ppm; 38.12 cm 2 , d) aksesi 1 konsentrasi 40 ppm; 44.719 cm 2 , e) aksesi 2 konsentrasi 40 ppm; 38.17 cm 2 , dan f) aksesi 3 konsentrasi 40 ppm; 38.251 cm 2 . Potensi genetik yang dimiliki tumbuhan akan terekspresikan dengan baik jika mendapat perlakuan yangs sesuai. Perlakuan konsentrasi GA3 20 ppm dan 40 ppm cenderung belum mampu meningkatkan luas daun pada tanaman jambu bol, hal ini dapat dilihat dari tabel 7. pada aksesi 2 konsentrasi 20 ppm luas daun 41.986 cm 2 , pada aksesi 2 konsentrasi 40 ppm luas daun justru lebih rendah yaitu 38.147 cm 2 serta luas daun pada aksesi 3 konsentrasi 20 ppm dan 40 ppm hanya meningkat 0.131 cm 2 . Namun pada aksesi 1 konsentrasi 20 ppm dan 40 ppm cenderung menunjukkan pertumbuhan luas daun yang meningkat yaitu pada konsentrasi GA3 20 ppm luas daun 35.574 cm 2 dan konsentrasi GA3 40 ppm 44.719 cm 2 . Sehingga penggunaan konsentrasi GA3 20 ppm dianggap lebih efisien dalam mempengaruhi pertumbuhan luas daun tanaman jambu bol. Salisbury dan Ross (1995), menyatakan pemberian GA3 diketahui dapat memacu pertumbuhan seluruh tanaman termasuk daun dan akar. GA3 yang diberikan dengan cara apapun (penyemprotan, perendaman, dan lain-lain) di tempat yang dapat mengangkutnya ke ujung tajuk, maka akan terjadi peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah kepada pemanjangan batang dan perkembangan daun muda.

4. Diameter batang (mm)

Batang adalah bagian tanaman yang mendukung daun, bunga dan buah tanaman. Berdasarkan hasil analisis ragam (lampiran 2 tabel 36) menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi jambu bol dan konsentrasi GA3 terhadap diameter batang. Macam aksesi dan konsentrasi GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman jambu bol, ada pun diameter batang jambu bol umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST dari semua perlakuan dapat dilihat pada gambar 5.

commit to user

36

Keterangan: Perlakuan 1 : Aksesi 1 konsentrasi GA3 20 ppm Perlakuan 2 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 20 ppm Perlakuan 3 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 20 ppm Perlakuan 4: Aksesi 1 konsentrasi GA3 40 ppm Perlakuan 5 : Aksesi 2 konsentrasi GA3 40 ppm Perlakuan 6 : Aksesi 3 konsentrasi GA3 40 ppm Gambar 5. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap rerata

diameter batang (mm)pada umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST.

Berdasarkan gambar 5. diketahui bahwa diameter batang pengamatan umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST dari semua perlakuan mengalami pertumbuhan. Pada perlakuan 1 (aksesi 1 konsentrasi 20 ppm) umur 4 MST, 8 MST dan 12 MST menunjukkan diameter batang terbesar, aksesi 1 diketahui memiliki karakter pohon rendah (6,68 meter), warna permukaan atas daun

hijau, lingkar buah besar, diameter biji besar, kadar gula rendah (8,67 0 brix). Diharapkan dengan macam aksesi dan konsentrasi GA3 ini mampu mempengaruhi pertumbuhan awal tanaman jambu bol dan memperoleh bibit tanaman jambu bol dengan kualitas yang baik.

Karakter tanaman dari macam aksesi berbeda diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena setiap aksesi memiliki sifat genetik yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun maupun diameter batang. Dalam hal ini diameter batang juga dipengaruhi oleh luas daun dan tinggi tanaman. Sebab semakin besar luas daun maka bidang fotosintesis semakin luas dan kemampuan untuk menghasilkan fotosintat semakin baik sehingga mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter batang. Besarnya

3,416

3,083

3,083

3,25

3,167

3,25

4,333

3,833

3,833

4 3,833

3,833

4,917

4,5

4,25

4,5

4,333

4,417

ia

et

er

ba

ta

ng

Perlakuan

4 MST 8 MST

12 MST

commit to user

37

diameter batang dapat menunjukkan bahwa tanaman mampu melakukan fotosintesis dengan baik. Tetapi diameter batang juga dipengaruhi oleh produktif tidaknya daun, karena daun yang telah layu/kering atau terkena penyakit kurang produktif untuk menghasilkan fotosintat karena tidak dapat melakukan fotosintesis dengan optimal. Padahal daun tersebut masih membutuhkan asupan nutrisi untuk tetap bertahan hidup.

Tabel 8. Pengaruh macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap diameter

batang (mm) pada umur 12 MST Macam Aksesi

Konsenrasi GA3

4 . 416 a Aksesi 2

4 . 166

4 . 333

4 . 25 a Aksesi 3

4 . 25 4 . 25 4 . 25 a Rerata

4 . 277 a 4 . 333 a (-)

*Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Berdasarkan tabel 8. diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam aksesi dan konsentrasi GA3 terhadap diameter batang jambu bol. Macam aksesi dan konsentrasi GA3 tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang jambu bol, aksesi 1 memiliki diameter batang sebesar 4.416 mm, aksesi 2 sebesar 4.25 mm, dan aksesi 3 sebesar 4.25 mm. Sedangkan dengan perlakuan konsentrasi GA3 diameter batang masing-masing konsentrasi yaitu konsentrasi 20 ppm sebesar 4.277 mm dan konsentrasi 40 ppm sebesar 4.333 mm.

Pengaruh perlakuan GA3 pada batang diharapkan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan luasan diameter batang. Menurut Wareing dan Phillips (1973), kombinasi IAA dan GA3 akan meningkatkan aktivitas pembelahan kambium dan diferensiasi penuh pada xilem dan floem. Kombinasi GA3 yang lebih tinggi akan menyebabkan pembentukan floem yang lebih banyak dari pada xilem, dengan demikian diameter batang dapat menjadi bertambah. Hal ini diperkuat oleh pendapat Fahn (1995), yang menyatakan bahwa pertambahan lebar batang juga disebabkan oleh kambium dalam menghasilkan xilem dan floem sekunder. Dari penelitian Maryani (1992) perlakuan pemberian GA3

commit to user

38

pada konsentrasi 30 ppm memacu pembentukan sklerenkim batang Hibiscus cannabius . Diameter batang dapat menunjukkan kemampuan suatu bibit untuk menopang tajuk diatasnya. Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman batang selain faktor perlakuan juga dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan yaitu tingkat kesuburan media tanam. Media tanam yang subur dengan banyak kandungan hara mineral, maka akan membentuk percabangan akar yang lebih banyak. Sehingga kebutuhan unsur hara terpenuhi dengan baik dan memungkinkan pertumbuhan tanaman berlangsung secara optimal, termasuk pada pertumbuhan diameter batang jambu bol.

commit to user

39

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DAN MENEMPEL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD AISYIYAH 3 PONTIANAK Sarina, Muhammad Ali, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Pontianak Email.sarina99_gm

1 4 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP TEKNIK DASAR LAY UP PESERTA DIDIK DI SMA Romadani Kusuma Atmaja, Victor G. Simanjuntak, Mimi Haetami Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNTAN Email : dhany_kusuma12yahoo.com Abstract -

0 0 10

Desti Ulani, Izhar Salim, Imran Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email: desti.ulanigmail.com Abstract: Is this thesis entitled : the implementation of school rules by teacher

0 1 13

Dahlia, Marzuki, Sri Utami Program Studi Magister PGSD FKIP Untan Email: dahliaspd0gmail.com Abstract - PENILAIAN POTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SUNGAI PINYUH

0 0 10

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

PENGGUNAAN DEIKSIS PRONOMINA, TEMPAT, DAN WAKTU PADA NOVEL GENDUK KARYA SUNDARI MARDJUKI Atika Maisuri, Patriantoro, Laurensius Salem Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: syankkkthiekaco.id Abstract - PENGGUNAAN

0 1 10

Askatriyani, Y. Gatot Sutapa, Aloysius Mering Program Studi Magister Teknologi Pendidikan FKIP Untan Pontianak Email : askatriyanigmail.com Abstract - PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK PEROLEHAN BELAJAR NARRATIVE TEKS SISWA SM

0 0 11

Vera Estika, Siti Halidjah, Sugiyono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email :veraestika96gmail.com Abstract - PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Rupina Banang, Muhammad Syukri, Marmawi R Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan Pontianak Email:rupinabananggmail.com Abstract - PENIN

0 0 12

Pengaruh pemberian arang dan molase terhadap kemantapan agregat pada udipsaments Colomadu Kabupaten Karanganyar

1 1 53