2.1.3 Dasar Hukum Tindak Pidana Perdagangan Anak
Pencegahan dan penanganan tindak pidana perdagangan anak merupakan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah daerah,
masyarakat, dan juga keluarga. Tindak pidana perdagangan orang merupakan kejahatan yang tidak saja terjadi dalam satu wilayah negara
melainkan juga antar negara. Oleh karena itu, perlu dikembangkan kerjasama internasional dalam bentuk perjanjian bantuan timbal balik
dalam masalah pidana atau kerja sama teknis lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk mengatasi masalah perdagangan anak, beberapa sarjana memberikan batasan-batasan sebagai berikut, menurut Arif Gosita, SH,
mengatakan bahwa anak wajib dilindungi agar mereka tidak menjadi korban tidakan siapa saja individu atau kelompok organisasi swasta
maupun pemerintah. Beliau juga mengatakan bahwa hukum perlindungan anak adalah sebagai hukum tertulis maupun tidak tertulis
yang menjamin anak benar-benar dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.
20
”Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa undang undang yang dapat mengantisipasi masalah ini meliputi UU
Perlindungan Anak khususnya pada ketentuan yang diatur dalam pasal 4 yang berbunyi :
20
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Jakarta, 1985, hal.53.
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”
KUHP juga ada mempunyai ketentuan yang mengatur mengenai pemberian sanksi pidana untuk perbuatan-perbuatan
perdagangan perbudakan yaitu yang diatur pada ketentuan pasal 324- 337 KUHP, pasal 328 tentang penculikan, pasal 330 KUHP jo tentang
melarikan orang belum dewasa dibawah 12 tahun, pasal 332 tentang melarikan perempuan belum dewasa serta pasal 333 tentang menahan
orang. Pada UU Perdagangan Orang Pasal 2 juga mengatur tentang
dasar hukum perdagangan anak yang berbunyi : ” Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan,
penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
peyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran dari orang yang
memegang kendali atas orang lain untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,-
seratus dua puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 600.000.000,- enam ratus juta rupiah.
2.1.4 Unsur-Unsur Tindak Pidana Perdagangan Anak