dan bubuk wp ratio. Gipsum tipe ini digunakan sebagai model kerja dalam pembuatan gigitiruan berbasis logam.
13
2.2.2 Proses Pembuatan Gipsum Kedokteran Gigi
Gipsum kedokteran gigi diproduksi dengan cara mengkalsinasi kalsium sulfat dihidrat. Kalsinasi merupakan proses pemanasan gipsum untuk mengeluarkan air dan
mengubah kalsium sulfat dihidrat menjadi kalsium sulfat hemihidrat. Berdasarkan metode kalsinasi, berbagai bentuk hemihidrat dapat diperoleh. Bentuk-bentuk yang
dapat diperoleh antara lain α-hemihidrat, α-hemihidrat modifikasi dan β-hemihidrat. Perbedaan antara α- dan β-hemihidrat yaitu ukuran partikel kristal hemihidrat dan
luas permukaan. β-hemihidrat atau dental plaster tipe I dan II diperoleh dari proses
pemanasan di ketel terbuka dengan suhu 110 °-120°C, partikel yang dihasilkan
berukuran besar, berbentuk ireguler dan spongious, sementara α-hemihidrat diperoleh dari proses pemanasan di autoklaf dengan tekanan uap 120
°-130°C memiliki partikel berukuran lebih kecil dan berbentuk batang atau prisma yang teratur. α-hemihidrat
modifikasi diperoleh dari proses pendidihan gipsum di dalam 30 larutan kalsium klorida dan magnesium klorida. Proses ini menghasilkan partikel hemihidrat yang
paling halus, berbentuk kuboid dan lebih padat sehingga digunakan sebagai dai. α-
hemihidrat modifikasi lebih dikenal sebagai die stone atau gipsum tipe IV.
7,13
Gambar 1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Diagram pembentukan gipsum kedokteran gigi
7
2.2.3 Karakteristik Gipsum Kedokteran Gigi
Gipsum kedokteran gigi mempunyai beberapa karakteristik yaitu : 1.
Setting time Setting time atau waktu pengerasan merupakan waktu yang dibutuhkan bubuk
gipsum dan air untuk bereaksi sempurna yang dihitung saat dimulai pengadukan sampai campuran gipsum mengeras. Reaksi pengerasan yang terjadi adalah sebagai
berikut : a.
Ketika bubuk hemihidrat gipsum dicampurkan dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat dimanipulasi
b. Bubuk hemihidrat terlarut sampai terbentuk larutan jenuh
c. Larutan jenuh ini sangat penuh dengan dihidrat sehingga dihidrat
mengendap
Universitas Sumatera Utara
d. Ketika dihidrat mengendap, larutan sudah tidak lagi jenuh dengan
hemihidrat, maka hemihidrat akan terus terlarut. Kemudian proses berlanjut
1,3
2. Setting expansion
Setting expansion merupakan hasil dari pertumbuhan kristal dari nukleus yang saling berikatan satu dengan lainnya dan menyebabkan suatu tekanan atau dorongan
keluar yang terjadi pada semua kristal gipsum. Hal ini juga yang memengaruhi perubahan dimensi dari suatu hasil cetakan. Setiap tipe gipsum memiliki ekspansi
massa yang berbeda-beda yang dapat diamati pada saat perubahan partikel hemihidrat menjadi dihidrat, berdasarkan komposisi produk gipsum ekspansi linier yang dapat
diamati sekitar 0,06 - 0,5.
1,3
3. Wp ratio
Wp ratio atau perbandingan air dan bubuk gipsum merupakan faktor penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari produk akhir gipsum. Semakin banyak
air yang digunakan untuk pengadukan maka akan semakin sedikit jumlah nukleus pada unit volume, misalnya semakin tinggi perbandingan air dan bubuk gipsum akan
menyebabkan semakin lama waktu pengerasan yang dibutuhkan dan semakin lemah kekuatannya. Setiap tipe gipsum memiliki wp ratio yang berbeda, namun secara
umum gipsum tipe I memiliki wp ratio 50-75 ml air : 100 gram bubuk gipsum, gipsum tipe II memiliki wp ratio 45-50 ml air : 100 gram bubuk gipsum, gipsum tipe
III memiliki wp ratio 28-30 ml air : 100 gram bubuk gipsum, gipsum tipe IV memiliki wp ratio 22-24 ml air : 100 gram bubuk gipsum dan gipsum tipe V
memiliki wp ratio 18-22 ml air : 100 gram bubuk gipsum.
1,3
4. Kekuatan kompresi
Kekuatan produk gipsum umumnya dinyatakan dalam istilah kekuatan kompresi. Berdasarkan teori pengerasan, maka suatu produk gipsum akan memiliki
kekuatan yang meningkat pada saat bahan mulai mengeras. Kekuatan kompresi gipsum berbeda setiap tipenya, gipsum tipe I memiliki kekuatan kompresi 4 MPa atau
sekitar 580 psi, gipsum tipe II memiliki kekuatan kompresi 9 MPa atau sekitar 1300 psi, gipsum tipe III memiliki kekuatan kompresi 20,7 MPa atau sekitar 3000 psi,
Universitas Sumatera Utara
gipsum tipe IV memiliki kekuatan kompresi 34,5 MPa atau sekitar 5000 psi dan gipsum tipe V memiliki kekuatan kompresi 48,3 MPa atau sekitar 7000 psi.
1,3
5. Perubahan dimensi
Idealnya sebuah bahan untuk pembuatan model gigi harus memiliki sifat kestabilan dimensi yang baik, sehingga ukuran struktur rongga mulut dapat tercetak
secara akurat. Namun, bahan gipsum mengalami sedikit perubahan dimensi pada saat pengerasan. Perubahan dimensi dapat dipengaruhi oleh perbandingan air dan bubuk
gipsum, perbandingan air dan bubuk yang tinggi akan menyebabkan ekspansi yang lebih sedikit. Sementara itu, penambahan air pada saat pengadukan awal dapat
meningkatkan ekspansi pada saat pengerasan. Jenis ekpansi ini disebut ekspansi higroskopis. Ekspansi higroskopis dapat meningkat secara signifikan, pada gipsum
tipe IV, ekspansi higroskopis dapat meningkat dari 0,05 tanpa penambahan air menjadi 0,1 setelah penambahan air.
3
2.3 Kekuatan Kompresi Gipsum Kedokteran Gigi