Ekstraksi Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A.Gray) pada Mencit Jantan

8 Sibagariang, 2014, ekstrak etanol sebagai antiinflamasi Verawati, dkk.,2011, ekstrak metanol dan klorofom sebagai anti plasmodium Syarif, dkk., 2006, sebagai insektsida Taofik, dkk., 2010 dan efek sitotoksik ekstrak etanol Mardihusodo, dkk., 2011.

2.1.6 Kandungan kimia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap daun kembang bulan, terdapat kandungan senyawa kimia golongan alkaloid, steroidtriterpenoid, glikosida, flavonoid, saponin dan tanin Sibagariang, 2014;Taofik, dkk., 2010.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan suatu pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, flavonoida dan lain-lain. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dengan cara ekstraksi yang tepatDitjen, POM., 2000. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung Ditjen POM,1979.Tujuan utama ekstraksi ini adalah untuk mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan Syamsuni, 2006. Beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan dalam berbagai penelitian antara lain yaitu: a. Cara dingin Universitas Sumatera Utara 9 1. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Ditjen, POM., 2000. Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup, kemudian dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai, diperas, dicuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Dienaptuangkan dan disaring Ditjen POM, 1979. 2. Perkolasi Perkolasi adalah suatu proses penyarian simplisia menggunakan alat yang disebut perkolator dimana simplisia terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesan penampungan perkolat sampai diperoleh ekstrak Ditjen, POM., 2000. Prosedur perkolasi yaitu 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dibasahi dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, dimasukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, dituangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup Universitas Sumatera Utara 10 perkolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL per menit, cairan penyariberulang-ulangditambahkan secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Massa diperas,cairan perasan dicampurkan ke dalam perkolat, ditambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Cairan dipindahkan ke dalam bejana, ditutup, dibiarkan selama 2 hari di tempat yang sejuk, terlindung dari cahaya dan dienaptuangkan atau disaring Ditjen POM, 1979. b. Cara panas 1. Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya dalam waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi menuju pendingin dan kembali ke labuDitjen, POM., 2000. 2. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet dimana pelarut akan terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel Ditjen, POM., 2000. 3. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°CDitjen, POM., 2000. 4. Infudasi Infudasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit Ditjen, POM., 2000. Universitas Sumatera Utara 11 5. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit Ditjen, POM., 2000.

2.3 Toksisitas