BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Kelangsungan hidup manusia terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena manusia memiliki kecerdasan, kerjasama, tersedianya potensi alam dan
sumber daya manusia untuk mencapai kehidupan yang serba praktis dan tersedia mengakibatkan kecenderungan manusia melakukan perjalanan. Diiringi dengan
kemajuan teknologi informasi, dengan tidak mengenal waktu, batas, ruang, daerah, Negara dan benuapun bisa diatasi.
Terlebih lagi, perjalanan yang dilakukan bukan hanya sekedar hiburan, akan tetapi mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup
besar terhadap pribadi, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade terakhir ini. Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena
manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam. Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata dan bersantai.
Menurut Dann dalam Ross, 1998:31 ada dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong faktor yang
membuat kita ingin bepergian dan faktor penarik faktor yang mempengaruhi kemana kita akan pergi setelah ada keinginan awal untuk bepergian. Jadi, terlihat
bahwa manusia menumbuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melakukan interaksi sosial yang tidak ditemui di tempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan
untuk pergi jauh dari lingkungan rumah.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya di rumah, orang telah mempunyai posisi sosial, tetapi jauh dari rumah, orang dapat berpura – pura agar dilayani. Wisatawan dapat
“bepergian” ke dunia fantasi pada hari libur dan memuaskan diri menjalankan berbagai jenis prilaku yang umumnya tidak diizinkan di rumah. Sedangkan
Krippendorf mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang kembali
dalam semua brosur pariwisata dan katalog dalam Ross, 1998:34. Melalui penyampaian informasi terbaru yang di ulang-ulang tersebut maka
calon wisatawan secara lebih rinci mengetahui tentang daya tarik yang dimiliki oleh suatu Objek Tujuan Wisata OTW tertentu. Dengan perkataan lain bahwa
tidak mungkin suatu OTW dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan kepada khalayakmasyarakat.
Dunia Pariwisata Indonesia sekarang ini mengalami masa-masa yang sangat sulit. Hal ini disebabkan karena berbagai peristiwa yang terjadi dalam
beberapa tahun belakangan ini, seperti aksi terorisme Internasional, bom Bali, penyakit SARS, flu burung, bom Marriot, razia WNA, bom Kuningan yang
berakibat keluarnya Travel Warning dari beberapa Negara, dan di penghujung tahun 2004 bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami telah berdampak
negatif bagi angka kemajuan kunjungan wisatawan. Kota Binjai merupakan Kota Rambutan karena Kota Binjai memiliki
banyak pohon rambutan. Untuk kelangsungan kemajuan pariwisata Kota Binjai melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai secara terus menerus
berusaha melakukan berbagai promosi pariwisata daerah Kota Binjai yang pada kenyataannya belum seluruhnya diketahui khalayakmasyarakat. Dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
faktor dana merupakan salah satu yang menjadi kendala dalam penyampaian promosi pariwisata itu.
Salah satu OTW andalan Kota Binjai adalah Pantai SB yang terletak di Daerah Selatan dari Kota Binjai tersebut. Pada umumnya Pantai SB lebih dikenal
dengan sebutan Pantai SBY padahal yang sebenarnya adalah Pantai SB yang berasal dari singkatan nama pemilik dari Pantai SB yaitu Suherman Bangun SB.
Pantai SB, merupakan aliran sungai dari sungai Bahorok di Bukit Lawang. Pantai SB banyak dikunjungi sebagai tempat rekreasi yang menarik di akhir pekan dan
liburan bagi keluarga, berbagai hal dapat dilakukan seperti berenang dengan pemandangan alam yang masih alami, serta melihat beberapa hewan peliharaan
yang terdapat di lokasi Pantai SB tersebut. Adapun fasilitas yang terdapat di Pantai SB adalah Penginapan, Restoran dan Karaoke, dan Arena Tempat Bermain
Anak – Anak. Berbagai event dan atraksi kebudayaan yang merupakan bagian dari
kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai seperti melaksanakan kegiatan kesenian dari berbagai etnis yang
terdapat di Kota Binjai. Selain melakukan event dan atraksi kebudayaan tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai juga melakukan berbagai promosi
pariwisata lainnya, seperti mengikuti berbagai pameran dan pembuatan leaflet yang merupakan informasi mengenai OTW di Kota Binjai.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai yang dalam hal ini sebagai Organisasi Pariwisata di Daerah, sangat ideal kalau dapat menyusun Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPPDA yang diharapkan dapat dijadikan pedoman pengembangan dan perencanaan pemasaran strategis bagi
Universitas Sumatera Utara
daerah itu sebagai Daerah Tujuan Wisata yang mengharapkan lebih banyak wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Komunikasi Pariwisata dalam hal ini promosi yang dilakukan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik ke Pantai SB yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan khususnya dapat juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.
I.2. Perumusan Masalah