Gambar 1. Kerangka Teori
Faktor predisposisi
• Pubertas dini
• Riwayat
keluarga •
Menstruasi tidak teratur
• Obesitas
• Cemas
•
Kebiasaan olahraga
• Alkohol
• Rokok
• Nullipara
• Riwayat
kekerasan seksual
• Penggunaan
tampoen •
Infeksi jamur •
Infeksi kandung kemih
• Postur tubuh
yang tidak baik •
Riwayat kekerasan fisik
• Pemakaian
IUD
Purba, 2003
Faktor – Faktor yang menyebabkan
Dismenore
• Kejiwaan
• Konstitusi
•
Endokrin
• Neurologi
• Alergi
• Obstruksi
kanalis servikalis
Tomasulo, 2006
Jenis Dismenore Berdasarkan kelainan
Ginekologi
•
Primer
• Sekunder
Rudiyanto, 2002 •
Berdasarkan Ambang Rasa
Sakitnya
menurut Aderson dan Milson, 1990
• Derajat 0
• Derajat 1
• Derajat 2
• Derajat 3
2. Kerangka Konsep
Olahraga
Gambar 2. Kerangka Konsep
Didalam penelitian peneliti hanya meneliti salah satu faktor predisposisi yaitu olahraga dan tidak meneliti penyebab langsung dismenore. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan peneliti dan waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian.
F. Hipotesis
Ada hubungan kebiasaan olahraga dengan keluhan dismenore. Keluhan Dismenore
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Definisi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi Bobak, 2004. Menstruasi adalah perdarahan vagina
secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting
dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklus maupun lama siklus menstruasi Greenspan,
1998.
2. Fisiologi Menstruasi
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium indung telur.
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat berkembang menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de
graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH,
sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones
yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon
gonadotropin FSH dan LH yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah
korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LRH, Korpus luteum menghasilkan progesteron yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.
Proses ini disebut menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan Novaks Gynecology,
1996.