Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja Batak Karo Protestan Runggun Tangerang

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1)

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Natalia Tarigan 1.05.10.348

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

vi

ABTRAK ... i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SIMBOL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.2.1 Indentifikasi Masalah ... 4

1.2.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 7

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 7

1.5 Batasan Masalah ... 7

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8


(3)

vii

2.1.1 Pengertian Sistem... 13

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 15

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 19

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 20

2.2.1 Pengertian Informasi ... 21

2.2.2 Siklus Informasi ... 22

2.2.3 Nilai Informasi ... 23

2.2.4 Kualitas Informasi ... 26

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 27

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 27

2.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 28

2.4 Pengertian Data ... 30

2.4.1 Siklus Pengolahan Data ... 31

2.5 Arsitektur Aplikasi ... 32

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer ... 32

2.5.2 Tipologi Jaringan Komputer ... 32

2.5.3 Manfaat Jaringan Komputer ... 33

2.6 Konsep Dasar OOP ... 34

2.7 Perangkat Lunak Pendukung ... 34

2.7.1 NetBeans ... 34

2.7.2 Sekilas Tentang Java ... 35

2.7.2.1 Keunggulan Java ... 36


(4)

viii BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Penelitian ... 40

3.1.1 Sejarah singkat GBKP ... 40

3.1.2 Visi dan Misi GBKP ... 43

3.1.3 Struktur Organisasi GBKP ... 44

3.1.4 Deskripsi tugas ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 50

3.2.1 Desain Penelitian ... 50

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 51

3.2.2.1 Sumber Data Primer ... 51

3.2.2.2 Sumber Data Skunder ... 52

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 52

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem ... 52

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 53

3.2.3.3 Alat bantu analisis dan perancangan... 56

3.2.4 Pengujian Software ... 57

3.2.4.1 Black Box Testing ... 57

3.3 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 58

3.3.1 Use Case Diagram... 59

3.3.2 Skenario Use Case ... 59

3.3.2.1 Skenario Use Case Pengolahan Data Jemaat ... 60

3.3.2.2 Skenario Use Case Pengolahan Data Keuangan ... 62


(5)

ix

3.3.3.2 Activity Diagram Pengolahan Data Keuangan ... 66

3.3.3.3 Activity Diagram Pengolahan Data Pengurus Majelis ... 67

3.4 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan ... 68

BAB VI HASIL PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Sistem ... 69

4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 69

4.1.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan ... 70

4.1.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan ... 70

4.1.3.1 Use Case Diagram yang Diusulkan ... 71

4.1.3.2 Skenario Use Case ... 72

4.1.3.2.1 Skenario Use Case Pengolahan Data Jemaat ... 73

4.1.3.2.2 Skenario Use Case Pengolahan Pengurus ... 75

4.1.3.2.3 Skenario Use Case Pengolahan Keuangan ... 76

4.1.3.2.4 Skenario Use Case Konfirmasi Majelis ... 78

4.1.4 Activity Diagram ... 79

4.1.4.1 Activity Diagram Pengolahan Data Jemaat ... 79

4.1.4.2 Activity Diagram Pengolahan Data Pengurus Majelis ... 80

4.1.4.3 Activity Diagram Pengolahan Data Keuangan ... 81

4.1.4.4 Activity Diagram Pengolahan Konfirmasi Majelis ... 82

4.1.5 Sequence Diagram ... 83

4.1.5.1 Sequence Diagram olah Data Jemaat ... 85

4.1.5.2 Sequence Diagram olah Data Keuangan ... 86


(6)

x

4.1.7.1 Objek Diagram Login ... 90

4.1.7.2 Objek Diagram Data Jemaat ... 91

4.1.7.3 Objek Diagram Data Transaksi ... 91

4.1.7.4 Objek Diagram DataPengurus Majelis ... 92

4.1.8 ComponentDiagram ... 93

4.1.9 Deployment Diagram... 94

4.2 Perancangan Antar Muka... 95

4.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 95

4.2.2 Perancangan Input ... 96

4.3 Perancangan Jaringan ... 106

4.4 Implementasi ... 107

4.4.1 Batasan Implementasi ... 107

4.4.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 108

4.4.3 Implementasi Perangkat Keras ... 108

4.4.4 Implementasi Basis Data(Sintaks SQL) ... 109

4.4.5 Implementasi Antar Muka ... 114

4.4.6 Implementasi Instalasi Program ... 121

4.5 Penggunaan Program ... 125

4.6 Pengujian ... 126

4.6.1 Rencana Pengujian... 126

4.6.2 Kasus Hasil Pengujian ... 127

4.6.3 Kesimpulan Hasil Pengujian... 130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(7)

xi DAFTAR PUSTAKA


(8)

xii

Gambar 2.1 Karakterristik Sistem... 18

Gambar 2.2 Siklus Informasi ... 23

Gambar 2.3 Siklus Pengolahan Data ... 31

Gambar 2.4Topologi Star... 33

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Gereja ... 46

Gambar 3.2 Mekanisme Pengembangan Sistem dan Prototipe ... 54

Gambar 3.3 Use Case Sistem yang Sedang Berjalan ... 59

Gambar 3.4 Acticity Diagram Pengolahan Data Anggota ... 65

Gambar 3.5 Activity Diagram Pengolahan Data Keuangan ... 66

Gambar 3.6 Activity Diagram Pengurusan Majelis ... 67

Gambar 4.1 Diagram Use Case Yang diusulkan ... 77

Gambar 4.2 Activity Diagram Log In ... 85

Gambar 4.3 Activity Diagram Pengolahan Data Jemaat ... 86

Gambar 4.4 Activity Diagram Pengolahan Data Pengurus Majelis ... 87

Gambar 4.5 Activity Diagram Pengolahan Data Keuangan ... 88

Gambar 4.6 Squence Diagram Login User ... 91

Gambar 4.7 Squence Diagram Olah Data Jemaat ... 92

Gambar 4.8 Squence Diagram Olah Data Pengurus Majelis ... 93

Gambar 4.9 Squence Diagram Olah Data Keuangan ... 94

Gambar 4.10 Squence Diagram Konfirmasi Majelis ... 95

Gambar 4.11 Diagram Class ... 96

Gambar 4.12 Objek Diagram Login ... 97


(9)

xiii

Gambar 4.15 Component Diagram Sitem Yang Diusulkan... 100

Gambar 4.16 Development Diagram Sistem Yang diusulkan ... 101

Gambar 4.17 Perancangan Sruktur Menu ... 102

Gambar 4.18 Rancangan Login ... 103

Gambar 4.19 Rancangan Entry Data Kepala Keluarga ... 104

Gambar 4.20 Rancangan Entry Pengurus Majelis ... 106

Gambar 4.21 Rancangan Entry Keuangan Masuk ... 108

Gambar 4.22 Rancangan Entry Kas Keluar ... 109

Gambar 4.22 Rancangan Data Konfimasi Asestasi ... 110

Gambar 4.23 Laporan Keanggotaan ... 111

Gambar 4.24 Laporan Asestasi Keluar Keanggotaan ... 111

Gambar 4.25 Laporan Kas Masuk ... 112

Gambar 4.26 Laporan Kas Keluar ... 112

Gambar 4.27 Laporan Data Pengurus Majelis ... 113

Gambar 4.28 Arsitektur Jaringan Yang diusulkan ... 113

Gambar 4.29 Halaman Utama... 122

Gambar 4.30 Form Log In ... 123

Gambar 4.31 Form Data Kepala Keluarga ... 124

Gambar 4.32 Form Data Anggota Keluarga ... 125

Gambar 4.33 Form Data Pengurus Majelis... 126

Gambar 4.33 Form Data Pengajuan Asestasi ( Keluar Keanggotaan) ... 126

Gambar 4.34 Form Entry Data Keuangan Kas Masuk ... 127


(10)

xiv

Gambar 4.38 Tahap Install 2 ... 129

Gambar 4.39 Tahap Install 3 ... 130

Gambar 4.40 Tahap Install 4 ... 130

Gambar 4.41 Tahap Install 5 ... 131

Gambar 4.42 Tahap Install 6 ... 131


(11)

xv

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ... 9

Tabel 3.1 Skenario Use Case Pengolahan Data Jemaat ... 60

Tabel 3.2 Skenario Use Case pengolahan data keuangan ... 62

Tabel 3.3 Skenario Use Case pengolahan data Pengurus Majelis ... 63

Tabel 3.4 Evaluasi Proses Bisnis yang berjalan... 68

Tabel 4.1 Skenario Use Case Login User ... 78

Tabel 4.2 Skenario Use Case Pengolahan Data jemaat ... 79

Tabel 4.3 Skenario Use Case Pengolahan Pengurus ... 81

Tabel 4.4 Skenario Use Case Keuangan ... 82

Tabel 4.5 Skenario Use Case Konfirmasi Majelis ... 84

Tabel 4.6 Rencana Pengujian Sistem Informasi Pelayanan jasa ... 134

Tabel 4.8 Pengujian Pendaftaran Detail Anggota Kasus dan Hasil Pengujian ... 135

Tabel 4.9 Pengujian Pengajuan Data Asestasi Kasus dan Hasil Pengujian ... 136

Tabel 4.10 Pengujian Penajuan Data Keuangan Kasus dan Hasil Pengujian ... 137


(12)

xvi

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor

Menspesifikasikan himpuan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case.

2 Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

3 Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

4 Include Menspesifikasikan bahwa use case sumber

secara eksplisit.

5 Extend

Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.

6 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu

dengan objek lainnya.

7 System

Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas.

8 Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

9 Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya (sinergi).


(13)

xvii

Tabel 2. Simbol Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

2 Nary

Association

Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek.

3 Class Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut

serta operasi yang sama.

4 Collaboration

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

5 Realization

Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

6 Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempegaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri

7 Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya


(14)

xviii

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 LifeLine

Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi.

2 Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi

3 Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi-informasi tentang aktifitas yang terjadi


(15)

xix

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actifity

Memperlihatkan bagaimana masing-masing kelas antarmuka saling berinteraksi satu sama lain

2 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi

dari suatu aksi

3 Initial Node Bagaimana objek dibentuk atau diawali.

4 Actifity Final

Node Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan

5 Fork Node Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran


(16)

iii Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul “SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA GEREJA PADA GEREJA BATAK KARO PROTESTAN RUNGGUN TANGERANG” .

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik dari segi materi, semangat maupun masukan-masukan yang sangat membangun. Pada kesempatan ini secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesesaikan penyusunan skripsi ini dengan penuh sukacita dan damai sejahtera.

2. Kedua orangtua tercinta, Bapak Lensa Tarigan, Ibu Nurhaini Sembiring Pandia serta abang tercinta Febri Tarigan, yang selalu mendoakan penulis serta memberikan dukungan moril dan materil, serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Rektor Universitas Komputer Indonesia, Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc.

4. Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Prof. Dr. Ir. H. Denny Kurniadie., Ir., M.Sc.


(17)

iv Citra Noviyasari, S.Si, MT

5. Iyan Gustiana, S.Kom, M.Kom selaku dosen wali di jurusan Sistem Informasi.

6. Imelda, ST, MT. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis dengan penuh perhatian.

7. Julian Chandra W, S.Kom, M.Kom selaku penguji pertama, dan Rauf Fauzan, S.Kom, M.Kom selaku penguji kedua.

8. Seluruh dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

9. Majelis Jemaat gereja GBKP runggun Tangerang yang sudah memberikan informasi mengenai pembuatan skripsi ini.

10.Titus Adi Kurniawan, yang selalu menemani, membantu dan memberikan motivasi serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman kostan “Cinta”(Ani,putri, dan jeli),PMK,JEVASIX (marito,

Julio, lisa, isa ,cristy ,maria,maylani) Kukuh Setiawan yang sudah membantu memberikan saran dan Dewi Sinaga selaku teman seperjuangan yang selalu memberikan keceriaan setiap harinya.


(18)

v kepada penulis.

Dengan penuh rasa terima kasih penulis berharap semoga segala kebaikan- kebaikannya akan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penulis yang lain di masa yang akan datang.

Bandung, Agustus 2014


(19)

Al- Bahra bin Ladjamudin B. 2005 . Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Destiani, Ria Rizki. 2009. Object Oriented Programming Dalam Pemrograman Visual Dengan C++ Builder. Universitas Sriwijaya. Surabaya

Dr. Susanto, Azhar, MBus, Ak. 2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya. Lingga Jaya. Bandung.

Hendra Kurniawan, Eri Mardiani, Nur Rahmansyah. 2011. Aplikasi Penjualan Dengan Program Java Netbeans, Xampp, dan iReport. Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Irawan, Budhi. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kadir,Abdul 2003, Pengenalan Sistem Informasi,Andi.Yogyakarta

Raharjo, Budi. 2011. Membuat Database Menggunakan MySQL. Informatika. Bandung.

Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

Widodo Pudjo Prabowo, Herlawati, 2011,Menggunakan Uml,Informatika, Bandung


(20)

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Dalam perkembangan zaman sekarang ini teknologi informasi sangatlah penting, karena Semua kegiatan yang kita lakukan memerlukan informasi. Untuk menghasilkan informasi yang akurat kita memerlukan bantuan komputer sebagai teknologi informasi. Keberadaan komputer saat ini telah mengalami berbagai kemajuan. Kemampuan komputer untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas semakin baik. Jika dahulu komputer digunakan untuk memproses data secara sederhana, maka saat ini penggunaan komputer sudah sangat luas yang pengaruh dan manfaatnya meliputi segala aspek kehidupan manusia. Salah satu keunggulan utama yang dimiliki oleh komputer yaitu dapat membantu kehidupan manusia dalam memproses data yang jauh lebih cepat dari pada kemampuan manusia. Di lain pihak, walaupun komputer dianggap canggih dan modern namun komputer hanya dapat melakukan sesuatu berdasarkan data yang lengkap dan pasti, berbeda dengan manusia yang dapat memproses data walaupun data tersebut tidak lengkap dan pasti. Untuk itulah berbagai upaya dilakukan untuk membuat komputer menjadi lebih “pintar”, salah satunya dengan merancang sebuah sistem informasi. Sistem informasi adalah suatu bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari memori sosial.


(22)

Berdasarkan hal di atas maka Teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi yang cukup besar. Suatu organisasi memiliki struktur organisasi dan mempunyai kegiatan yang cukup banyak sehingga pengelolaan data sangat penting untuk memperoleh informasi yang akurat. Contohnya pada Gereja Batak Karo Protestan(GBKP) merupakan salah satu organisasi keagamaan yang memiliki data yang cukup banyak seperti data jemaat, data pelayan, dan data keuangan.

Gereja Batak Karo Protestan(GBKP) Runggun Tangerang saat ini belum memiliki sistem informasi yang baik sehingga seringkali mendapatkan kesulitan dalam pengelolaan data jemaat, data pelayan dan data keuangan yang banyak. Dalam pengelolahan data jemaat yang tidak lain dapat disebut juga sebagai Anggota gereja, data jemaat tersebut terdiri dari data diri jemaat, data keanggotaan dan data keluarga. gereja mendapatkan kesulitan dalam mengumpulkan data jemaat karena masih menggunakan sistem yang manual dalam hal pendata diri jemaat dengan menggunakan kertas fomulir pendaftaran anggota gereja. Sistem yang berjalan saat ini memungkinkan hilangnya dan rusaknya data di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang karena penyimpanan yang kurang baik dan terjamin. Begitu juga dengan Data pelayan yang bisa juga disebut sebagai data Pengerus gereja, ternyata belum mempunya sistem informasi dalam riwayat pelayannya yang sedang, atau sudah pernah melayani digereja sebagai arsip dokumen gereja. Sehingga pengurus dapat mengetahui siapa saja anggota yang pernah menjadi pengurus gereja


(23)

dan melayani digereja. P a d a pengolahan data keuangan gereja saat ini didapati masih menggunakan sistem penghitungan dengan kalkulator dan Spreadsheet (Ms. Excel) sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam penghitungan. Penyimpanan data keuangan tidak memiliki sistem keamanan yang baik, melihat pemasukan kas yang banyak dan pengeluaran kas tidak sedikit pengurus mengalami kesulitan dalam pencatatan dan pembuatan laporan keuangan. Dalam proses pembuatan laporan keuangan secara manual tentu memakan waktu yang cukup lama. Dikarenakan data gereja sangat banyak dan data gereja ini sangat penting bagi perkembangan gereja maka diperlukan suatu sistem penyimpanan data gereja yang aman dengan memberikan password untuk user (pengguna) dalam mengakses sistem informasi pengolahan data gereja.

Ditinjau dari permasalahan yang ada tersebut, maka perlu dibuatkan Sistem informasi pengolahan data di Gereja Batak Karo Protestan(GBKP) Runggun Tangerang yang terkomputerisasi dan moderen. Hal tersebut digunakan untuk membantu gereja dalam mengelola data gereja yang cukup banyak yaitu data jemaat, data pelayan, dan data keuangan. 1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian di atas penulis berusaha untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah sebagai berikut:


(24)

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, bahwa organisasi membutuhkan sistem informasi yang dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu. Karena bila ada kesalahan dan keterlambatan penyediaan informasi akan menyebabkan terhambatnya kegiatan organisasi yang dampaknya akan merugikan organisasi itu sendiri berdasarkan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Belum adanya sistem informasi pengolah data jemaat (anggota gereja), data pengurus majelis (pengurus gereja), dan data keuangan Gereja Batak Karo Protestan(GBKP) Rungun Tangerang yang dapat menunjang organisasi.

2. Gereja mendapatkan kesulitan dalam mengumpulkan data jemaat karena masih menggunakan sistem yang manual dalam hal pendata diri jemaat dengan menggunakan kertas fomulir pendaftaran anggota gereja

3. Sistem yang berjalan saat ini memungkinkan hilangnya dan rusaknya data di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang karena penyimpanan yang kurang baik dan terjamin. 4. Data pengurus majelis belum mempunya sistem informasi

dalam riwayat pelayannya yang sedang, atau sudah pernah melayani digereja sebagai arsip dokumen gereja. Sehingga pengurus dapat mengetahui siapa saja anggota yang pernah menjadi pengurus gereja dan melayani digereja


(25)

5. P a d a pengolahan data keuangan gereja saat ini didapati masih menggunakan sistem penghitungan dengan kalkulator dan Spreadsheet (Ms. Excel) sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam penghitungan.

6. Diperlukan suatu sistem penyimpanan data gereja yang aman dengan memberikan password untuk user (pengguna) dalam mengakses sistem informasi pengolahan data gereja.

7. Proses pembuatan laporan secara manual tentu memakan waktu yang cukup lama.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas penulis dapat merumuskan masalah pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengelolaan data yang sedang berjalan pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang

2. Bagaimana perancangan sistem informasi pengelolaan data pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang

3. Bagaimana pengujian sistem informasi pengelolaan data pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang 4. Bagaimana implementasi sistem informasi pengelolaan data


(26)

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah : 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membangun dan merancang sebuah sistem informasi pengolahan data Gereja Batak Karo Protestan Runggun Tangerang.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis membuat sistem informasi pengolahan data Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang yaitu :

1. Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada sistem informasi yang berjalan di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang.

2. Untuk merancang sebuah sistem informasi pengolahan data Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang demi meningkatkan kinerja pengurus majelis pada GBKP Runggun Tangerang.

3. Untuk menguji sistem informasi di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang. untuk mengetahui jika masih ada kekurangan dan kesalahan pada sistem.

4. Untuk menerapkan perancangan sistem kedalam bahasa pemograman.


(27)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi organisasi :

a. Laporan penelitian ini dapat berguna untuk membantu dalam hal pengolahan data sehingga dapat menjadi lebih baik, cepat, dan akurat di Gereja Batak Karo Protestan runggun Tangerang.

b. Bagi pihak yang berkepentingan : Laporan ini dapat berguna bagi penelitian selanjutnya maupun sebagai informasi lainnya tentang system pada suatu organisasi.

1.4.2 Kegunaan Akademis Bagi penulis :

a. Untuk mengembangkan pola pikir serta menginterprestasikan pengalaman dan pengetahuan dari penelitian kedalam suatu karya ilmiah.

b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman serta menerapkan teori yang sedang ditulis.

c. Untuk memecahkan masalah yang terjadi di Gereja Batak Karo Protestan.

1.5 Batasan Masalah

Karena luasnya objek penelitian yang dihadapi, dan agar pembahasan dalam penelitian terarah maka permasalahan yang akan dibahas dibatasi terhadap masalah sebagai berikut :


(28)

1. Sistem informasi ini hanya dapat digunakan pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang.

2. Data yang digunakan hanya dibatasi pada pengolahan data jemaat(jemaat masuk dan jemaat keluar), Pengurus majelis dan keuangan(kas masuk dan kas keluar) pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang.

3. Pendaftaran jemaat baru (anggota keluarga) dapat dilakukan jika sudah mengisi form kepala keluarga

4. Laporan yang dibuat hanya dibatasi berdasarkan pengolahan data yang terjadi pada Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang

5. Sistem informasi penglolahan data Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) hanya dapat diakses oleh admin gereja atau pengurus yang mempunyai hak akses sistem informasi gereja.

6. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman Java dan Netbeans sebagai alat bantu dalam mendesain interfacenya. 7. Database yang digunakan pada aplikasi ini adalah MySQL

(phpMyAdmin).

1.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penulis mengambil objek penelitian di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang Jl. Sinar Hati I No. 80 RT.005, RW 02 Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Karawaci.Tangerang-Banten. Telp. (021) 55760555


(29)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

7.1Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. Sehingga menjadi bab pembuka pada penyusunan skripsi yang bertujuan menceritakan gambaran awal dari pembahasan yang diangkat oleh penulis. BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai teori–teori dan konsep–konsep yang berhubungan relevan dengan tema penulisan skripsi dan menguraikan jurnal dan hasil penelitian yang sudah dipublikasikan untuk dijadikan referensi. Selain itu landasan teori dapat dijadikan sebuah pedoman dalam penyusunan skripsi. Diharapkan dengan adanya landasan teori dapat mempermudah dalam penyusunan skripsi.


(30)

Pada bab tiga merupakan pembahasan yang membahas tentang objek penelitian yang berupa visi dan misi organisasi , struktur organisasi dan berserta deskripsi tugas . Selain itu pada bab ini juga dijelaskan mengenai metode penelitian seperti metode pengumpulan data dan metode pendekatan beserta pengembangan sistem apa yang akan dipakai dalam penyusunan skripsi ini. Metode yang nantinya akan membantu dalam meneliti objek yang utama di dalam skripsi. Selain itu setelah mengetahui metode apa yang digunakan maka akan dilakukan analisis untuk menganalisa objek tersebut.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil dari analisa sistem yang sedang berjalan pada bab sebelumnya sehinga menghasilkan pengembangan sistem yang diusulkan. Selain itu hasil dari pada pembahasan yang telah dilakukan sebuah perancangan yang terdiri dari perancangan sistem yang diusulkan dengan metode pendekatan dan pengembangan yang disesuaikan oleh kebutuhan sistem. Dimana nantinya perancangan tersebut dapat diuji dan menghasilkan suatu system yang diharapkan. Pada Proses Perancangan nantinya diharapkan dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat mencapai hasil yang maksiamal.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akhirnya akan dijelasakan sebuah kesimpulan dari apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Kesimpulan yang tentu membawa kepada suatu penjelasan yang logis dan seksama. Sehingga pada akhirnya dapat menjadi sebuah jawaban dari permasalah yang terdapat


(31)

dalam pembahasan skripsi. Adapun saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan sistem informasi yang lebih mudah dalam penggunaan fitur-fitur yang lebih menarik untuk dibahas dalam masalah penerapan sistem informasi yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka merupakan suatu kumpulan dari beberapa sumber yang dipakai untuk menunjang penulisan skripsi. Sumber-sumber tersebut dapat berupa Jurnal Ilmiah, Buku Panduan, Dan Buku Penunjang yang berhubungan dengan pembahasan yang ada didalam penyusunan skripsi. LAMPIRAN


(32)

12 2.1 Konsep Dasar Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012 : 2) terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu kelompok yang menekankan pada prosedur dan kelompok yang menekankan pada elemen atau komponennya. Pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan sistem sebagai kumpulan elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan. Yang berbeda adalah cara pendekatannya.

Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal yang mungkin bersifat abstrak atau konseptual, seperti misi, pekerjaan, kegiatan, kelompok informal, dan lain sebagainya. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan(input), pengolahan (processing) dan keluaran (output). Disamping itu suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan


(33)

dapat berasal dari lingkungan sistem tersebut. Organisasi dipandang sebagai suatau sistem yang juga memiliki semua unsur ini.

Istilah sistem banyak dipakai sekarang ini. Banyak orang berbicara mengenai sistem perbankan, sistem akutansi, sistem inventori, sistem persediaan, sistem pemasaran, sistem pendidikan, sistem perangkat lunak, sistem tata surya, sistem teologi, dan masih banyak lagi bentuk sistem yang lainnya. Sebuah sistem terdidi atas bagian-bagian atau komponen yang terpadu untuk suatu tujuan. Model dasar dari bentuk sistem ini adalah adanya masukan, pengolahan, dan keluaran. Meskipun demikian, sistem ini dapat dikembangkan hingga menyertakan media penyimpanan. Sebuah sistem dapat berupa sistem terbuka dan tertutup. Sebagai informasi biasanya sistem terbuka, yang berarti bahwa sistem tersebut dapat menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya.

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012 : 6) Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut : a. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Sistem

pernapasan kita terdiri dari suatu kelompok unsur, yaitu hidung, saluran pernapasan, paru-paru dan darah.


(34)

Unsur-yang terdiri pula dari kelompok-kelompok unsur Unsur-yang membentuk subsistem tersebut.

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu sama lain dimana sifat serta kerja sama antara unsur dalam sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.

c. Unsur-unsur dalam sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu. Sistem pernapasan kita juga bertujuan untuk menyediakan oksigen dan membuang karbon dioksida dari tubuh kita bagi kepentingan kelangsungan hidup kita. Unsur sistem tersebut berupa hidung, saluran pernapasan, paru-paru dan darah yang bekerja sama satu dengan yang lainnya dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan tersebut di atas.

d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sistem pernapasan kita merupakan sistem bagian dari sistem metabolisme tubuh. Contoh sistem lain adalah sistem pencernaan makanan, sistem peredaran darah, dan sistem pertahanan tubuh.

Dari uraian tersebut diatas maka timbul pertanyaan, "Untuk apa suatu sistem diciptakan?". Suatu sistem dibuat


(35)

rutin terjadi. Pendekatan sistem merupakan suatu filsafat atau persepsi tentang struktur yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan operasi-operasi dalam suatu organisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik. Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan komponen atau subsistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Dengan pendekatan sistem kita berhubungan dengan komponen perseorangan, dan kita lebih menekankan perannya didalam sistem dari pada perannya sebagai suatu keseluruhan individu. Keberhasilan komponen-komponen yang dipertimbangakan secara bersama sebagai suatu sistem mungkin jauh lebih besar dari pada jumlah keberhasilan setiap komponen yang dipertimbangakan secara terpisah.

2.1.2Karakteristik Sistem

Menurut Tata Sutabri (2012:13) Model umum sebuah sistem terdiri dari input, proses, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengikuti sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain itu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:


(36)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra sistem.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkup luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

c. Lingkup Luar Sistem (Environtment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut, yang dengan demikian lingkungan luar tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara. Sedangakan lingkungan luar yang merugikan harus


(37)

kelangsungan hidup sistem tersebut. d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran suatu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan kedalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai contoh, didalam suatu unit sistem komputer, "program" adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara "data" adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menajadi keluaran yag berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.Seperti contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi, di mana


(38)

pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang merupakan input bagi subsistem lainnya.

g. Pengolahan Sistem (Procces)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tida ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem


(39)

Menurut Tata Sutabri (2012 : 15) Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, seperti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat deterministik, dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup.

a. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi, yaitu suatu sistem yang berupa pemikiran tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan; sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, seperti sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan ubungan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system. Sistem informasi berbasis


(40)

penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. c. Sistem deterministik dan sistem probabilistic

Sistem yang beroprasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi, karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja. secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah

sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, yang menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 21) Informasi merupakan proses lebih lanjt dari data yang sudah memiliki nilai tambah. Informasi dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Informasi Strategis


(41)

perusahaan, dan sebagainya. b. Informasi Taktis

Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun rencana penjualan.

c. Informasi Teknis

Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari, seperti informasi persediaan stock, retur penjualan dan laporan kas harian.

Istilah informasi sering kali tidak tepat pemakainnya. Informasi dapat merujuk kesuatu data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga peran dan kedudukan informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kekurangan informasi akan menjadi loyo, kerdil, dan akhirnya berakhir.

2.2.1 Pengertian Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 22) Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi informasi atau mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya. Nilai informasi


(42)

keputusan maka informasi tidak diperlukan.

Sumber dari informasi adalah data. Data meruakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta merupakan suatu kesatuan yang nyata, dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi.

2.2.2 Siklus Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 26) Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses tertentu. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

Siklus ini disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau disebut juga siklus pengolahan data (data processing cycle). Adapun siklus informasi sebagai berikut :


(43)

Gambar 2.2 Siklus Informasi [Sumber: Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi] 2.2.3 Nilai Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 30) Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat yang diperoleh lebih berharga dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan, sehingga tidak mungkin atau sulit untuk menghubungkan antara informasi tentang suatu masalah dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi digunakan tidak hanya oleh satu pihak saja di dalam perusahaan.

Keuntungan dari sebagian besar informasi tidak dapat dihitung dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir


(44)

dengan analisis cost effectivess atau cost benefit. Nilai ini didasarkan atas 10 sifat, yaitu:

a. Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukan kemudahan dan kecepatan untuk memperoleh informasi. Kecepatannya dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai informasi sulit untuk mengukurnya.

b. Luas dan lengkap

Sifat ini menunjukan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifat ini sangat kabur dan karena itu sulit untuk mengukurnya.

c. Ketelitian

Sifat ini berhubungan dengan tingkap kebebasan dari kesalahan keluaran informasi. pada volume data yang besar biasanya terdapat dua jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

d. Kecocokan

Sifat ini menunjukan seberapa baik keluaran informasi dalam berhubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi sedangkan semua keluaran yang lainnya tidak berguna. Sifat ini sulit untuk diukur.


(45)

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui, yang lebih pendek dari siklus untuk mendapatkan informasi. Masukan, pengolahan, dan pelaporan keluaran kepada para pemakai, biasanya tepat waktu. Dalam beberapa hal, ketepatan waktu dapat diukur. Misalnya berapa banyak penjualan dapat ditingkatkan dengan menanggapi permintaan pelanggan mengenain ketersediaan barang-barang inventaris.

f. Kejelasan

Sifat ini menunjukan tingkat kejelasan informasi. Informasi hendaknya terbatas dari istilah-istilah yang tidak jelas.

g. Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan apakah informasi tersebut dapat digunakan untuk membuat lebih dari satu keputusan, tetapi juga apakah dapat digunakan untuk lebih dari seorang pengambil keputusan. Sifat ini sulit diukur, akan tetapi dalam beberapa hal dapat diukur dengan suatu nilai tertentu. h. Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukan sejauh mana informasi itu dapat diuji oleh beberapa pemakai hingga sampai didapatkan kesimpulan yang sama.

i. Tidak ada prasangka

Sifat ini berhubungan dengan ada tidaknya keinginan untuk mengubah nformasi tersebut guna untuk mendapatkan


(46)

j. Dapat diukur

Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi formal. Meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan lainnya juga sering dianggap sebagai informasi, namun hal- hal tersebut berada di luar lingkup pembahasan kita.

2.2.4 Kualitas Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 33) Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance). a. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampe ke penerima informasi mungkin banyak mengalami gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.

b. Tepat waktu (timelines)

Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunya nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan


(47)

organisasi. Dewasa ini informasi benilai mahal karena harus cepat dikirim dan didapat sehingga memerlukan teknologi mutahir untuk mendapatkannya, mengolah, dan mengirimkannya.

c. Relevan (relevance)

Informasi tersebut memiliki manfaat untuk pemakainnya. Relevansi informasi utuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentu kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangan relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 38) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak


(48)

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012 : 39 ) Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen disebut dengan istilah blok bangunan (building block),

yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran. a. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Yang dimaksud dengan input di sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen- dokumen dasar.

b. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. c. Blok keluaran

(output blok)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi


(49)

semua pemakai sistem.

d. Blok teknologi (technoloy block)

Teknologi merupakan tool box dalam sistm informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 (tiga) bagiam utama yaitu Teknisi (brainware), Perangkat lunak (software) dan perangkant keras (hardware).

e. Blok basis data (database blok)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan perangkat lunak digunakan untuk memanipulasi. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanan. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (database management system).

f. Blok kendali (control block)


(50)

kegagalan pada sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusal sistem dicegah dan bila telanjur terjadi maka kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat diatasi.

2.4. Pengertian Data

Menurut Dr. Azhar Susanto, MBus, Ak (2004 : 40) yang dimaksud data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan sesuatu. Data bisa berupa bahan untuk diskusi, pengambilan keputusan,perhitungan atau pengukuran. Dalam suatu perusahaan data bisa merupakan jumlah jam kerja bagi setiap karyawan diperusahaan tersebut, jumlah penjualan dan lain – lain. Ketika data ini diproses, data tersebut dirubah menjadi informasi.

2.4.2 Pengertian Pengolahan Data

Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin, (2005:9). Pengolahan Data (data processing) adalah waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki kegunaan.

Jadi Pengolahan data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna, pengolahan data ini tidak


(51)

operasi, klasifikasi data dan perpindahan data suatu tempat ketempat lain atau segala macam pengolahan terhadap data agar data itu berguna sesuai dengan yang diinginkan.

2.4.2.1 Siklus Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari tiga langkah utama, yakni input, proses, dan output.

Gambar 2.3 Siklus Pengolahan Data

[ Sumber: Al- Bahra bin Ladjamudin B. 2005 . Analisis dan Desain SistemInformasi ]

a. Input : Di dalam langkah ini data awal, atau data input, disiapkan dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk keperluan pengolahan. Bentuk tersebut akan bergantung pada pengolahan mesin.

b. Proses : Pada langkah ini data input diubah, dan biasanya dikombinasikan dengan informasi yang lain untuk menghasilkan data dalam bentuk yang lebih dapat digunakan. Langkah pengolahan ini biasanya meliputi sederet operasi pengolahan dasar tertentu.


(52)

sebelumnya dikumpulkan. Bentuk data output tergantung pada penggunaan data tersebut unutk pengolahan selanjutnya.

2.5 Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi diartikan sebagai suatu rancangan dalam membuat aplikasi sehingga dapat mendukung terbentuknya suatu sistem informasi berupa jaringan komputer dengan berbagai jenis topologi dan manfaat yang di hasilkan.

2.5.1. Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 : 6) Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protocol komunikasi melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data-informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras, seperti printer, hardware dan sebagainya.

2.5.3. Topologi Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 : 26) Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehinggamembentuk jaringan. Ada empat jenis topologi yang sering digunakan, antara lain:


(53)

Topologi model ini dirancang dimana setiap nodes terkoneksi ke jaringan melewati sebuah concentrator. Data yang dikirim ke jaringan lokal akan melewati concentrator sebelum melanjutkan ke tempat tujuannya. Concentrator akan mengatur dan mengendalikan keseluruhan fungsi jaringan, dan juga bertindak sebagai repeater (penguat aliran data). Konfigurasi pada model ini menggunakan kabel twisted pair, dan dapat pula digunakan kabel coaxial atau kabel fiber optic.

Gambar 2.5 Topologi Star

[ Sumber: Pengenalan Sistem Informasi, Abdul Kadir 2003:355]

2.5.4. Manfaat Jaringan Komputer

Adapun manfaat dari jaringan komputer antara lain sebagai berikut :

1. Pengguna sumberdaya dapat bersama-sama

2. Memeperluas kegunaan dan sumber daya sistem komputer


(54)

4. Dengan adanya pemrosesan terdistribusi untuk dijalankan pada berbagai macam sistem komputer 5. Berbagai macam aplikasi diintegrasikan untuk

dijalankan pada berbagai macam sistem komputer 6. Tidak ada ketergantungan pada satu jenis computer,

sehingga kemungkinan berbagai merk komputer dapat saling berhubungan.

2.6. Konsep Dasar OOP

Menurut Ria Rizki Destiani (2009 : 3) Pemograman berorientasi objek (object oriented programming) merupakan pemograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya,

2.7. Perangkat Lunak Pendukung 2.7.1 Netbeans

NetBeans adalah Integrated Development Environment (IDE) berbasiskan Java dari Sun Microsystems yang berjalan di atas Swing. Swing sebuah teknologi Java untuk pengembangan aplikasi Desktop yang dapat bejalan di berbagai macam platforms seperti Windows, Linux, Mac OS X and Solaris.

Netbeans merupakan software development yang Open Source, dengan kata lain software ini di bawah pengembangan bersama, bebas biaya NetBeans merupakan sebuah proyek kode


(55)

komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir 100 mitra.

2.7.2 Sekilas Tentang Java

Sejarah Java berawal pada tahun 1991 ketika perusahaan Sun Microsystem memulai Green Project, yakni project penelitian untuk membuat bahasa yang akan digunakan pada chip-chip embedded untuk device intelligent customer electronic. Bahasa tersebut haruslah bersifat multiplatform, tidak bergantung kepada vendor yang memanufaktur chip tersebut.

Dalam penelitiannya, projek Green berhasil membuat prototype semacam PDA (Personal Data Assistance) yang dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lain dan diberi nama star 7. Ide berawal untuk membuat sistem operasi bagi Star 7 berbasis C dan C++. Setelah berjalan beberapa lama, James Gosling salah seorang team merasa kurang puas dengan beberapa karekteristik dari kedua bahasa tersebut berusaha mengembangkan bahasa lain, yang kemudian diberinama Oak, diinspirasi ketika dia melihat pohon diseberang kaca ruang kantornya. Belakangan Oak beralih nama menjadi Java.

Karena pada awalnya ditujukan untuk pemograman device kecil, Java memiliki karakteristik berukuran kecil, efisien dan portable untuk berbagai hardware. Projek Green


(56)

device ini belum memiliki pasar seperti yang diramalkan semula. Selanjutnya java diarahkan untuk pemograman internet. Secara kebetulan fitur-fitur java yang telah disebutkan sebelumnya sangat sesuai bagi pengembangan internet sehingga dalam beberapa tahun ke belakang ini java telah menjadi primadona untuk pemograman berbasis internet.

2.7.2.1 Keunggulan Java

Java memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan bahasa pemograman lainnya, diantaranya:

1. Java bersifat sederhana dan relative mudah

Java dimodelkan sebagian dari bahasa C++, namun dengan memperbaiki beberapa karakteristik C++, seperti mengurangi kompleksitas beberapa fitur, penambahan fungsionalitas, serta penghilangan beberapa aspek pemicu ketidakstabilan sistem pada C++. Sebagai contoh, Java mengganti konsep pewarisan lebih dari satu (multiple inheritance) dengan interface, menghilangkan konsep pointer yang sering membingungkan, otomatisasi sistem alokasi memori, dan sebagainya. Ini membuat Java menjadi relative sederhana dan mudah untuk dipelajari dibandingkan bahasa pemograman lainnya.


(57)

Java adalah bahasa pemograman yang berorientasi objek (OOP), bukan seperti Pascal, Basic atau C yang berbasis procedural. Dalam memcahkan masalah, java membagi program menjadi objek-objek, kemudian memodelkan sifat dan tingkah laku masing-masing. Selanjutnya Java menentukan dan mengatur interaksi antara objek satu dengan lainnya.

2.7.3 MySQL

Menurut Budi Raharjo (2011 : 21) MySQL merupakan software RDBMS (atau server database) yang dapat mengelola database dengan sangat cepat, dapat menampung data dalam jumlah yang sangat besar, dapat diakses oleh banyak user (multi-user) dan dapat melakukan suatu proses secara sinkron atau bersamaan (multi-threaded).

Menurut Panji Akbar (2012 : 34) XAMPP merupakan salah satu paket installasi Apache, PHP dan MySQL instant yang dapat kita gunakan untuk membantu proses installasi ketiga produk tersebut.

2.7.5 iReport

Menurut Hendra Kurniawan, Eri dan Nur (2011:38), iReport adalah report designer visual yang dibangun pada JasperReport. iReport bersifat intuitif dan mudah digunakan


(58)

tertulis dalam kitab Java. Sebagai alternatif, terdapat tools iReport (dengan library JasperReport) yang dapat membantu dalam pembuatan laporan. Library JasperReport sendiri merupakan Java Library (JAR) yang bersifat open dan dirancang untuk menambahkan kemampuan pelaporan (reporting capabilities) pada aplikasi java.

2.8 Gereja

a. Gereja Sebagai Sebuah Persekutuan

Dalam bahasa Yunani, gereja disebut ekklesia (ek=keluar, kaleo=memanggil). Secara harafiah berarti memanggil keluar. Yang menjadi subyek dari kata memanggil keluar dalam pengertian ini adalah Allah. Sehingga pengertian dari ekklesia adalah persekutuan dari orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang ajaib (I Petrus 2:9-10) Atau secara singkat gereja adalah persekutuan orang-orang percaya.

b. Gereja sebagai tempat bersekutu

Walaupun kekristenan memahami bahwa gereja bukanlah gedung atau tempat melainkan orangnya, toh seringkali kita memahami dan merujuk gereja sebagai tempat umat bersekutu. Yang pasti dimana ada umat bersekutu didalam Kristus disitulah gereja berada.


(59)

sesuai dengan kehendak Yesus Kristus, kepala gereja. Satu dalam memberitakan Injil (Mat. 28,18-20), satu dalam mengemban misi, mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan (Mat.22,37-40), satu dalam iman dan pengharapan(Ef. 4:4-5). Oleh sebab itu dalam kepelbagaian kita, Tuhan mempersatukan kita. Di dalam kepelbagaian itu kita dapat bersatu menampakkan kepatuhan kita sebagai Gereja kepada Tuhan Yesus (Yoh. 17, 21).


(60)

40

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek dalam penelitian ini yaitu Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja Penelitian ini dilaksanakan di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang.

3.1.1. Sejarah Singkat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Tangerang.

Jemaat GBKP Runggun Tangerang mulai terbentuk atas pelayanan yang dilakukan oleh tim pelayan GBKP Jakarta Pusat pada akhir tahun 1982. Diawali dengan terlaksananya Kebaktian keluarga yang dilakukan 2x sebulan oleh para Pelayan dari GBKP Runggun Jakarta Pusat. Pada tanggl 14 September 1986 dimulailah ibadah kebaktian Minggu pertama di Gereja Oikumene Maranatha (dekat RSk-Sitanala – Tangerang) dan dibentuklah Pengurus Perpulungen dan Pengangkatan (Penyisipan) Pertua/Diaken, pada masa ini Perpulungen Tangerang dibawah pembinaan Klasis Jakarta yang dilayani oleh Pendeta Masa Manik.

Setelah +/- 3 tahun menumpang di Gereja GKJ. Pengurus Gereja dan jemaat sepakat untuk membangun gedung sendiri. Usaha ini dirintis


(61)

dengan pembeliaan sebidang tanah seluas 1.000 M. didaerah tanah tinggi Tangerang pada tanggal 01 April 1989. Namun masyarakat sekitar tidak mengijinkan tanah tersebut dipakai untuk membangun rumah ibadah. Tidak berapa lama berselang pada tahun 1990 Perpulungen Tangerang resmi menjadi Majelis Jemaat di jajaran Klasis Jakarta pada waktu itu. Dalam perjalanan yang cukup panjang yaitu 21 tahun lamanya (1982-2003) jemaat GBKP Runggun Tangerang terus menumpang di gereja-gereja lain. Gereja-gereja tersebut adalah Gereja Oikumene Maranatha (RSK Sitanala), Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tangerang, Gereja Roma Katholik (RK) Pintu Air, dan Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Tnagerang. Bahkan pernah kebaktian minggu dipindahkan karena Gereja setempat melakukan kebaktian khusus sehingga ibadah kebaktian minggu dilakukan di rumah jemaat dan taman wisata cibubur. Hingga akhirnya usaha untuk memiliki tempat ibadah sendiri membuahkan hasil. Panitia Pembangunan dan Majelis Tangerang akhirnya membeli sebidang tanah seluas 1.295 m di Jalan Sinar Hati, Kelurahan Sukajadi Tangerang pada tanggal 20 Februari 2003 dengan harga 358.810.000,- dana pembeliana tanah ini didapatkan dari penjualan tanah kapling di Tanah Tinggi ( Tempat gereja semula). Kolekte dan persembahan syukur jemaat serta donator . diatas tanah inilah dibangun gereja darurat sebagai tempat ibadah bagi jemaat GBKP. Resmi pada tanggal 10 Agustus 2003 GBKP Runggun Tangerang melakukan ibadah minggu pertama di Gereja sendiri. Walaupun dalam kondisi darurat (atap seng asbes, dinding bambu).


(62)

Pengalaman-pengalaman gereja yang berpindah-pindah membuat Majelis dan Panitia Pembanunan berfikir lebih dalam untuk menentukan bagaimana sikap yang harus dilakukan sehingga kehadiran Gereja dapat diterima oleh masyarakat. Sikap masyarakat yang mau terbuka dan respon Jemaat GBKP yang baik akhirnya dapat menjalin dan mempererat hubungan yang ada. Gereja aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat seperti acara 17 agustusan, gotong royong bersama, pesta nikahan warga, acara kemalangan warga, nonton bareng sepakbola dll. Demikian juga sebailknya gereja juga mengundang masyarakat sekitar untuk datang pada acara-acara pesta syukuran di gereja, menari bersama (music keyboard) masak lemang dll. Tidak ketinggalan juga aparat pemerintah (RT, RW, Lurah) sangat mendukung kebersamaan ini. Gereja sangat merasakan kehadirannya sangat didukung oleh masyarakat yang ada di lingkungan tersebut, termasuk juga masyarakat mendukung dalam proses pengurusan perizinan Pembangunan Gereja GBKP. Keberadaannya Gereja GBKP diakui dan terdaftar pada Departemen Agama Provinsi Banten UP Bimas Kristen Protestan dengan nomor Kw/28/I/B403.2/128/2003 tertanggal 03 Maret 2003, terdaftar di Departemen Agama Kotamadya Tangerang dengan nomor Kd.28.5/BA.00/552/2009 tertanggal 01 Mei 2009 dan terdaftar di Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Tangerang dengan nomor : 003/FKUB/V/10 tertanggal 23 Mei 2010.

Atas berkat dan doa usaha dan kerja keras baik panitia, Majelis serta Jemaat akihrnya surat IMB gedung Gereja GBKP Tangerang akhirnya


(63)

dikeluarkan walikota Tangerang pada tanggal 04 Agustus 2011 dengan nomor : 645/Kep-993/IMB/BPPT/2011. Suatu sukacita yang luar biasa bagi GBKP, dan semua dapat terjadi karena Tuhan yang selalu menyertai. Genap 31 tahun yang lalu sejak terbentuknya perpulungen GBKP Tangerang. Saat ini GBKP Tangerang memiliki tanah seluas 1.995 m. hal ini juga tidak terlepas dari peran para pelayan/gembala yang turut ambil bagian dalam kehidupan bergereja Jemaat GBKP yaitu : Pdt. Marthinus Bangun (1991-1994), Pdt. Alm. Murni Tarigan (1995-2000), Pdt. Ekwin Wesley Ginting (2001-2007), Pdt. Darius R. S. Pandia (2007-2012) dan Pdt Pribadi S. Meliala (2012-Sekarang).

Demikianlah gambaran ringkas historis GBKP Tangerang. Kiranya Tuhan memberkati kita.

3.1.2. Visi dan Misi GBKP 1. Visi Gbkp 2010 – 2015

Berperilaku Sebagai Tubuh Kristus ( Nggeluhlah Bagi Kula Ni Kristus ) 2. Misi Gbkp 2010 – 2015

1. Meningkatkan Spiritualitas Jemaat

2. Meningkatkan Theologia dan Peribadatan Jemaat

3. Meningkatkan Penghargaan Terhadap Kemanusiaan Sehingga Menumbuhkan Rasa Solidaritas

4. Meningkatkan Penegakan Kebenaran, Keadilan, Kejujuran dan Kasih


(64)

6. Meningkatkan Perekonomian Jemaat.

3.1.3. Struktur Organisasi Gereja GBKP Tangerang

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Struktur organisasi pada Gereja GBKP Tangerang adalah sebagai berikut:

BP.Runggun GBKP Tangerang 1. Ketua

2. Ketua Koinonia 3. Ketua Marturia 4. Ketua Diakonia 5. Sekretaris I 6. Sekretaris II 7. Bendahara

8. PPP Budaya dan LitBang


(65)

10. Badan Usaha

MARTURIA

1. PI Keluar dan Kedalam 2. Wisata Rohani

3. Dialog Antar Iman

4. Paduan Suara dan Musik Gereja KOINONIA

1. Moria 2. Mamre 3. Permata 4. KA-KR

5. PWG

6. PRT

7. Pastoral Counsling

DIAKONIA

1. Diakonia KaritatifPendidikan dan Kesehatan

2. Korban Narkoba dan HIV/AIDSPeningkatan Ekonomi Jemaat dan masyarakat


(66)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Gereja [Sumber: ArsipGereja GBKP ]

3.1.4 Deskripsi Tugas

Penjelasan Tugas (Job Discription) Masing-masing Tim Inti di Wilayah Pelayanan Majelis Jemaat.

1. Ketua sebagai Koordinator Merangkap Ketua Bidang Koinonia (Persekutuan) :

- Menterjemahkan dan mengimplementasikan visi dan misi GBKP.


(67)

Gereja dan Peraturan lainnya yang terkait dengan bidang Koinonia (Persekutuan).

- Menggali dan membina potensi warga GBKP di Majelis Jemaat untuk membangun kesatuan dan persatuan GBKP sebagai Tubuh Kristus.

- Memimpin Tim Pelayanan Majelis Jemaat dalam melaksanakan GBP, Tata Gereja, Keputusan Sidang Sinode, Keputusan Sidang Kerja Sinode, Keputusan Sidang Keuangan dan Program, Sidang Klasis dan seluruh peraturan yang berlaku di GBKP.

- Bersama dengan anggota BP Majelis Jemaat lainnya melakukan pembinaan PKPW, Pengurus Persekutuan Kategorial, Badan Pelayanan dan Badan Usaha, Yayasan, dan Penetua dan Diaken dan Unit Pelayanan lainnya.

- Memimpin Sidang Anggota Sidi Jemaat, Sidang Majelis Jemaat dan Sidang Badan Pekerja Majelis Jemaat.

- Membangun hubungan oikumene gereja dan oikumene kemasyarakatan

- Bersama dengan Sekretaris mewakili Majelis Jemaat ke dalam dan keluar.

- Berama dengan Bendahara bertanggungjawab dalam urusan keuangan dan harta benda.


(68)

2. Ketua Bidang Marturia (Kesaksian) :

- Menterjemahkan dan mengimplementasikan GBP, Tata Gereja dan Peraturan lainnya yang terkait dengan bidang Marturia (Kesaksian).

- Melakukan pembinaan terhadap para Pengurus dan Pelayan di bidang Marturia (Kesaksian).

- Melakukan pembinaan kepada seluruh unit di bidang Marturia (Kesaksian), seperti PI, KKI, dialog pribadi, PI pribadi, paduan suara/musik gereja, pendidikan/pelajaran agama, wisata rohani, dialog dengan penganut agama lain. - Melakukan koordinasi intern bidang Marturia (Kesaksian)

maupun dengan bidang Koinonia (Perskutuan) dan dengan bidang Diakonia (Pelayanan).

3. Ketua Bidang Diakonia (Pelayanan) :

- Menterjemahkan dan mengimplementasikan GBP, Tata Gereja dan Peraturan lainnya yang terkait dengan bidang Diakonia (Pelayanan).

- Melakukan pembinaan terhadap para Pelayan dan Pengurus di bidang Diakonia (Pelayanan).

- Melakukan pembinaan kepada seluruh unit Pelayanan seperti Diakonia Karitatif, Diakonia Usaha Bersama, Pelayanan Korban Narkoba, Perpustakaan, Pendampingan Usaha, HIV


(69)

Aids dan Putus Sekolah.

- Melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap perpustakaan. - Melakukan koordinasi intern bidang Diakonia (Pelayanan)

maupun dengan bidang Koinonia (Persekutuan) dan dengan bidang Maturia (Kesaksian).

4. Sekretaris dan Wakil Sekretaris :

- Menterjemahkan dan mengimplementasikan GBP, Tata Gereja dan Peraturan lainnya yang terkait dengan tugas administrasi gereja.

- Melakukan korespondensi ke dalam dan ke luar.

- Secara khusus melakukan pembinaan dan koordinasi dengan PKPW dan Penetua dan Diaken.

- Bersama Ketua mewakili Majelis Jemaat dalam urusan ke dalam dan ke luar.

- Bersama Anggota BP Majelis Jemaat lainnya melakukan pembinaan Persekutuan Kategorial, Badan Pelayanan dan Badan Usaha, Yayasan, Perpulungen (Bakal Jemaat), Perpulungen Jabu-Jabu (Sektor) dan Unit Pelayanan lainnya.

5. Bendahara :


(70)

Gereja dan Peraturan lainnya yang terkait dengan tugas keuangan.

- Melakukan pembinaan dan koordinasi dengan BendaharaBendahara Persekutuan Kategorial, Badan Pelayanan dan Badan Usaha, Yayasan dan Unit Pelayanan lainnya.

- Bersama Ketua bertanggungjawab untuk urusan keuangan dan harta benda.

- Bersama dengan Anggota BP Majelis Jemaat lainnya menyusun konsep Program Kerja Tahunan dan Konsep Rapen Rabel Tahun berikutnya.

3.2 Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran suatu pengetahuan secara ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

3.2.1 Desain Penelitian

penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,


(71)

suatu sistem pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan secara langsung pada Gereja Batak Karo Protestan(GBKP) Runggun Tangerang yang menjadi objek penelitian. Data dan informasi yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder.

3.2.2.1 Sumber Data Primer

Data primer merupakan data mentah yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan pihak yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan, kemudian akan diolah untuk tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan diantaranya:


(72)

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain :

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Buku Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (terstruktur dan Berorientasi Objek) pengarang Rosa A.S –


(73)

M.Shalahuddin (2011:82) Metodologi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang berlaku terhadapnya.

Pendekatan sistem berorientasi objek berbeda dengan pendekatan konvensional yang memandang perangkat lunak sebagai fungsi dan data yang terisolasi. Pada pendekatan konvensional kebanyakan berfokus pada data terutama pada basis data dan pemodelan informasi. Sementara pada pendekatan berorientasi objek berpusat pada objek yang mengkombinasikan data dan fungsionalitas. Metode pendekatan sistem yang di gunakan adalah pendekatan dengan Object Oriented yang di visualisasikan dengan UML dan di antara nya adalah sebagai berikut : Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Component Diagram, dan Deployment Diagram

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan yang penulis gunakan yaitu menggunakan metode Prototype. Karena metode ini menawarkan bagi pengembang sistem yang tidak memiliki kepastian terhadap efisiensi algoritma, kemampuan penyesuaian dari sebuah sistem operasi atau bentuk-bentuk yang harus dilakukan oleh interaksi


(74)

manusia dengan mesin. Dilihat dari situasi tersebut metode prototype menawarkan pendekatan yang terbaik.

Menurut Abdul Kadir (2003:416), suatu prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan prototype Sumber: Abdul Kadir (2003:416)

Tahapan dalam metode Prototype :

1. Identifikasi kebutuhan (Data)

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua


(75)

kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan buat 2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).

a. Merancang sistem

Dalam tahap ini prototipe dirancang secara terstuktur dari proses basis data hingga rancangan menu program.

b. Mengkodekan sistem

Dalam tahap ini prototyping yang sudah dirancang diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. 3. Menguji sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak, harus diuji dahulu sebelum digunakan.

4. Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah buat sudah sesuai dengan yang diharapkan, apabila belum sesuai maka tahapan 2 dan 3 diulang kembali hingga sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan dan lanjut ke tahap berikutnya.

5. Penerapan sistem

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.


(76)

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu analisis dan perancangan yang digunakan adalah mengggunakan UML (Unified Modeling Language) yang terdiri dari :

1. Use Case Diagram

Menurut Buku Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (terstruktur dan Berorientasi Objek) pengarang Rosa A.S – M.Shalahuddin (2011:130) Diagram ini merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) system informasi yang akan dibuat. Secara kasar use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada pada sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsinya.

2. Activity Diagram

Menurut Rosa A.S – M.Shalahuddin (2011:134) Diagram activity diagram menggambarkan aliran kerja atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Diagram ini menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan actor.

3. Sequence Diagram

Menurut Rosa A.S – M.Shalahuddin (2011:137) Diagram ini menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.


(77)

Menurut Rosa A.S – M.Shalahuddin (2011:122) Diagram kelas menggambarkan tipe-tipe objek dalam system dan berbagai jenis hubungan atau relasi statis yang ada diantara mereka. Diagram ini memberikan gambaran umum dari sistem. Seperti tipe-tipe dari objek dengan menunjukan kelasnya dan relationship yang diantara mereka, serat penjelasan detail tiap-tiap kelas ke dalam model suatu system

5. Component Diagram

Menurut Rosa A.S – M.Shalahuddin(2011:125). Diagram ini menunjukkan kumpulan dan kebergantungan diantara sekumpulan komponen dalam suatau sistem . Diagram ini merupakan pandangan focus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem.

6. Deployment Diagram

Menurut Rosa A.S – M.Shalahuddin (2011:129). Diagram ini untuk menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.

3.2.4 Pengujian Software

Menurut Agus Faisal (2011 : 42) Pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan


(78)

data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Perangkat lunak dapat diuji yaitu dengan cara:

3.2.4.1 Black Box Testing

Sistem informasi yang dibangun dalam pengujian perangkat lunak (software) menggunakan metode pengujian black box. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak (software) yang dibuat. Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan interface

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja

5. Inisiasi dan kesalahan terminasi.


(79)

3.3. 1 Use Case Diagram

Diagram use case bisnis memperlihatkan hubungan-hubungan antara aktor- aktor bisnis, use case bisnis, dan pekerja-pekerja bisnis untuk suatu organisasi atau perusahaan. Diagram ini memberikan model lengkap tentang apa yang dilakukan perusahaan, siapa yang ada di dalam perusahaan, serta siapa yang berada di luar perusahaan. Berikut adalah gambar model diagram use case bisnisyang berjalan :

Gambar 3.3 Use case sistem yang sedang berjalan

3.3.2. Skenario Use Case

Skenario Use Case digunakan untuk memudahkan dalam menganalisa skenario yang akan kita gunakan pada fase-fase selanjutnya dengan melakukan penilaian terhadap skenario tersebut. Adapun tahapan dari skenario use case pada sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

3.3.2.1 Skenario use case pengolahan data jemaat

sekert aris

Bendahara Maj elis

Bidang kat egorial Anggot a Pengurus m aj elis

Jem aat pengolahan Dat a Anggot a

Pengolahan Dat a Keuangan Pengolahan Dat a Pengurus Maj elis


(1)

3. Data Keuangan

Tabel 4.10 Pengujian Data keuangan Kasus dan hasil pengujian Kasus dan hasil pengujian

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Masukan detail

pencarian untuk pencarian data

Data pada table muncul sesuai pencarian

Data pada table sesuai pencarian

[[√ ] Diterima [ ] Ditolak

Masukkan data transaksi yang baru lalu tekan simpan Data transaksi yang baru tersimpan pada database Data transaksi yang baru tersimpan pada database

[[√ ] Diterima [ ] Ditolak

Masukkan data transaksi yang sama atau data kosong atau data salah Muncul peringatan pada form sesuai kesalahan Muncul peringatan pada form sesuai kesalahan

[ ] Diterima [[√ ] Ditolak


(2)

130

4. Data kepengurusan majelis

Tabel 4.10 Pengujian kepengurusan majelis Kasus dan hasil pengujian Kasus dan hasil pengujian

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Masukan detail

pencarian untuk pencarian data

Data pada table muncul sesuai pencarian

Data pada table sesuai pencarian

[[√ ] Diterima [ ] Ditolak

Masukkan data kepengurusan majelis yang baru lalu tekan simpan

Data

kepengurusan majelis yang baru tersimpan pada database

Data

kepengurusan majelis yang baru tersimpan pada database

[[√ ] Diterima [ ] Ditolak

Masukkan data kepengurusan majelis yang sama atau data kosong atau data salah

Muncul peringatan pada form sesuai kesalahan Muncul peringatan pada form sesuai kesalahan

[ ] Diterima [[√ ] Ditolak

4.5.2.1 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian uji sample di atas dapat disimpulan bahwa perangkat lunak Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja dapat berjalan dengan baik dan mengeluarkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.


(3)

131

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari skripsi yang berjudul : “Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja Batak Karo ProtestanRunggun Tangerang” adalah sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja Batak Karo ProtestanRunggun Tangerang saat ini sudah terkomputerisasi dengan baik. Sehingga memudahkan dalam proses pengolahan data jemaat, pengurus dan keuangan.

2. Dengan adanya Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja ini, pencatatan data anggota,pengurus dan keuangan tidak lagi dalam buku induk , melainkan sudah tersimpan dengan baik di database gereja sehingga proses penyimpanan lebih teroganisir.

3. Sistem ini juga membantu dalam proses pembuatan laporan, dimana proses pembuatan laporan menjadi lebih cepat dan akurat.

4. sistem ini juga dapat membantu pengurus dalam pencarian data anggota yang berulang tahun dan ulangtahun pernikahan dalam satu minggu kedepan dan dalam sebulan kedepan.


(4)

132

5.2 Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi pengolahan data Gereja Batak Karo Protestan Runggun Tangerang, ada beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain :

1. Untuk kedepannya dapat dikembangkan lagi sistem informasi pengembangan yang cakupannya lebih luas, tidak hanya sistem informasi yang mencakup data jemaat, Pengurus majelis dan data keuangan serta pengelolaan laporannya saja. Seperti pengolahan data inventaris gereja. 2. Diharapkan sistem ini tidak hanya digunakan dilingkungan GBKP

runggun tangerang saja melainkan diseluruh GBKP yang juga membutuhkan sistem ini untuk membantu dan mempermudah dalam pengolahan data gereja.

Demikian Saran-saran yang penulis ajukan, mudah-mudahan dengan saran tersebut Sistem Informasi Pengolahan Data Gereja dapat diimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.


(5)

(6)