Tujuan Manajemen Risiko Perbankan Syariah

sesuatu agar dilaksanakan dengan baik, tepat dan terarah berdasarkan Al- Qur’an dan Al- Hadit’s dalam menangani berbagi risiko.

2. Tujuan Manajemen Risiko Perbankan Syariah

Sasaran kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan. Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini early warning system terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko antara lain sebagai berikut : 10 a. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator. Informasi mengenai risiko sangat dibutuhkan regulator bank sebagai pihak pembuat atau pemutus kebijakan, yang mana pihak regulator tersebut terdiri dari Dewan Pengawas Syariah DPS, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi. b. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat unacceptable. Ada beberapa kerugian yang tidak diinginkan bank syariah, untuk memastikan bank tidak mengalami kerugian tersebut, maka sejak awal setiap risiko yang datang harus segera diantisipasi. c. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled. 10 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm.255. Agar tidak terjadi kerugian yang sangat besar, maka risiko yang timbul dan tidak dapat dikendalikan harus diminimalisasi. Oleh karena itu harus disusun rencana darurat atas kemungkinan kondisi eksternal dan internal terburuk, sehingga kelangsungan usaha dari bank syariah dapat di pertanggungjawabkan. d. Mengukur eksposur dan permusatan risiko. Hal ini dapat dilakukan dengan mengukur dampak risiko secara keseluruhan maupun dampak perjenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha bank serta dampak risiko per produk atau aktivitas fungsional bank syariah sesuai metode atau model pengukuran yang diadopsi. e. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko. Untuk mengalokasikan modal maka harus dilihat terlebih dahulu risiko- risikonya. Oleh karena itu, perlu adanya penetapan batas-batas risiko sebagai bagian dari pembatasan risiko. f. Tujuan manajemen risiko lainnya. Tidak hanya sekedar memelihara tingkat profitabilitas dan kesehatan bank yang bersangkutan saja, akantetapi juga untuk memelihara integritas dan stabilitas sistem keuangan yang kritis terhadap kesehatan perekonomian nasional. Dari beberapa tujuan manajemen risiko perbankan syariah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utamanya adalah memastikan bank tidak mengalami kerugian akibat risiko-risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu, sejak awal bank harus segera mengantisipasinya.

3. Strategi Manajemen Risiko Perbankan Syariah