Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.
otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 dua bidang urusan yaitu :
1 Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas-
Dinas Daerah. 2
Urusan Pemerintahan Umum, yang terdiri dari: •
Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan DPRD dan Badan Legislatif Kota Medan.
• Kewenangan yang bersifat mengatur segala sesuatu yang dicakup dalam
kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum, yang diselenggarakan oleh WalikotaWakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggi Badan Eksekutif
Kota Medan.
Berdasarkan fungsi dan kewenagan tersebut, Walikota Medan membawahi Pimpinan Eksekutif Tertinggi seluruh Instansi pelaksana Eksekutif Kota
Medan.
B. Gambaran Perekonomian dan Keuangan Daerah Kota Medan
Struktur ekonomi kota Medan adalah semi industri lokal. Secara keseluruhan,
pada tahun 2006 sektor tersier memberikan kontribusi terbesar yaitu 68,70 terhadap PDRB dan sektor skunder memberikan kontribusi terhadap PDRB
sebesar 28,31 dan sektor primer hanya memberikan kontribusi sebesar 2,97.
Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kota Medan selama periode tahun 2004-2006 adalah sektor
Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.
perdaganganhotelrestoran, disusul oleh sektor transportasitelekomunikasi, sektor industri pengolahan dan sektor keuanganjasa. Hal ini mengindikasikan
bahwa perekonomian Kota Medan digerakkan sektor-sektor tersier dan sekunder
secara dominan.
Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada
tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan
usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub
sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen.
Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan
dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing-
masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen,
industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen. Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota
Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 persen dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing masing lapangan usaha yang
dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha
Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.
perdaganganhotelrestoran, lapangan usaha transportasitelekomunikasi sebesar 19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen.
Tabel 4.1 Statistik Ekonomi Kota Medan
Tahun 2005-2007 No.
INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2005
2006 2007
[1] [2]
[3] [4]
[5] [6]
1 PDRB ADH berlaku
Milyar Rp 42.792,45 48.849,95 55.455,58
2 PDRB ADH konstan
Milyar Rp 25.257,42 27.234,45 29.352,92
3 PDRB Perkapita
ADHB Jutaan Rp
20,91 26,63
26,62 4
PDRB Perkapita ADHK
Jutaan Rp 12,35
13,17 14,09
5 Pertumbuhan Ekonomi Persen
6,98 7,76
7,78 6
Inflasi Persen
22,91 5,97
6,50 7
Eksport FOB Milyar
US 3,86
4,52 5,50
8 Impor CIF
Milyar US
1,00 1,77
1,50 9
Surplus Perdagangan Milyar
US 2,86
3,35 4,10
10 Investasi Milyar Rp
9.867,31 8.177,63 9.049,71
Sumber: www.pemkomedan.go.id Keterangan :
Angka Perbaikan Angka Sementara
Tabel Diatas menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat pertumbuhan PDRB Kota Medan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penurunan inflasi serta
peningkatan surplus perdagangan dan minat untuk melakukan investasi di Kota Medan. Semakin baik keadaan ekonomi masyarakat, maka aktivitas perdagangan
dan investasi di Kota Medan semakin kondusif.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan
Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.
Undang- Undang Nomor : 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih luas,
nyata dan bertanggung jawab. Adanya perimbangan tugas, fungsi dan peran antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tersebut berkonsekuensi, masing-
masing daerah harus memiliki penghasilan yang cukup, daerah harus memiliki sumber pembiayaan yang memadai untuk memikul tanggung jawab
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan demikian diharapkan masing- masing daerah akan dapat lebih maju, mandiri, sejahtera dan kompetitif.
Untuk mendukung penyelenggaraan kewenangan, peran, fungsi, dan tanggung jawabnya. Pemerintah Kota Medan memiliki beberapa sumber
pendapatan pokok, yaitu : 1 Pendapatan Asli Daerah PAD, 2 Dana Perimbangan, 3 Pinjaman Daerah, 4 Lain- lain penerimaan yang sah. Sebagai
daerah yang perkembangan ekonominya sangat didominasi sektor sekunder dan tertier, sumber pendapatan asli daerah sebagian besar diperoleh dari hasil pajak
dan retribusi daerah. Bagi Pemerintah Kota Medan, pungutan pajak lebih didefinisikan sebagai cara memberikan kesejahteraan umum redistribusi
pendapatan dari pada sekedar budgeter.
Walaupun ada kecenderungan peningkatan volume dalam PAD, namun diakui 70 sumber penerimaan Kota Medan di sektor publik masih berasal dari
alokasi pusat dana perimbangan dana alokasi umum. Hal yang menggembirakan dalam hal pembiayaan pembangunan kota adalah, jika
sebelumnya sebagian besar program pembangunan yang disediakan oleh
Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.
pemerintah pusat dialokasikan dalam bentuk dana Inpres regional maupun dana DIP sektoral, maka saat ini sebagian besar sudah dalam bentuk bantuan spesifik
specific blok grant, dan blok grant yang lansung diterima dan dikelola oleh daerah.
Pemanfaatan sebagian besar dana perimbangan tersebut oleh Pemerintah Kota Medan digunakan untuk pengembangan jaringan infrastruktur kota terpadu,
termasuk pemeliharaannya. Dengan keterpaduan tersebut infrastruktur yang dibangun benar–benar memperlancar arus barang dan jasa antar daerah sehingga
dapat menggerakkan kegiatan sosial ekonomi warga Kota Medan. Kegiatan ekonomi yang berkembang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan Pemerintah Kota dalam pembiayaan pembangunan kota, sekaligus memperkecil ketergantungan Pemerintah Kota kepada Pemerintah Pusat. Realisasi
APBD Pemerintah Kota Medan Lima Tahun Terakhir, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Realisasi APBD Pemerintah Kota Medan
Tahun 2003-2007 Tahun
Realisasi
2003 1.079.834.024.000,00
2004 1.123.865.492.000,00
2005 1.228.649.091.079,96
2006 1.440.508.893.282,00
2007 1.751.826.795.575,00
Sumber : www.pemkomedan.go.id
Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.
C. Perhitungan dan Analisis Kinerja Pengelolaan APBD