Analisis Varians Selisih Pendapatan. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010.

C. Perhitungan dan Analisis Kinerja Pengelolaan APBD

1 Analisis Kinerja Pendapatan Dengan menggunakan data APBD dan Realisasi APBD, dilakukan Analisis Pendapatan dengan menggunakan cara analisis:

1. Analisis Varians Selisih Pendapatan.

Analisis varians selisih anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Biasanya selisih anggaran sudah diinformasikan dalam Laporan Realisasi Anggaran yang disajikan oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja pendapatan. Dari analisis varians, secara umum kinerja pendapatan kota Medan dapat dikatakan baik meskipun belum terlampauinya target anggaran. Hal ini ditunjukkan dengan target anggaran pendapatan dari tahun 2003-2007 yang mana rata-ratanya mencapai 96,59. Persetanse paling tinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar 98,09. Dari sisi komponen pendapatan daerah, realisasi penerimaan PAD rata-rata juga masih belum mencapai target yang ditetapkan. Komponen PAD yang realisasinya diatas target untuk tahun 2005-2007 adalah Lain-Lain PAD yang sah dengan masing-masing persentase yaitu 107,22 , 123,89 , 452,87. Realisasi pendapatan dari Dana Perimbangan dari tahun 2003-2007 rata-rata mencapai 98,12 , kecuali untuk tahun 2007 yaitu 101,41. Komponen Dana Perimbangan Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010. yang belum mencapai target anggaran untuk tahun 2003 yaitu Bagi Hasil PajakBukan Pajak 88,72, untuk 2004 yaitu Bagi Hasil PajakBukan Pajak 92,79 dan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat 93,48, untuk tahun 2005 yaitu Bagi Hasil PajakBukan Pajak 91,39, dan tahun 2006 yaitu Bagi Hasil PajakBukan Pajak 96,09 dan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat 94,65.

2. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Pertumbuhan Pendapatan Tahun 2003-2007 Sumber : data diolah, 2009 Dari tabel perhitungan diatas, kinerja anggaran dari analisis pertumbuhan pendapatan dan PAD Kota Medan tahun 2003-2007 cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata pertumbuhan PAD yang positif yaitu 19 . Kecenderungan pertumbuhan PAD kota Medan dari tahun 2003-2007 mengalami penurunan. Pertumbuhan yang negatif terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar -2 . Tahun PAD Pertumbuhan Total Pendapatan Pertumbuhan 2003 254.780.110.000,00 0,72 1.189.834.024.000,00 0,64 2004 279.955.257.000,00 0,10 1.123.865.492.000,00 0,05 2005 310.398.944.740,00 0,11 1.252.533.310.765,00 0,11 2006 329.981.270.115,00 0,06 1.440.508.893.282,00 0,15 2007 324.263.785.000,00 0,02 1.717.929.894.120,00 0,19 Rata-Rata 0,19 0,20 Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010. Sementara itu pertumbuhan pendapatan juga menujukkan pertumbuhan yang positif yang mana rata-rata 20 . Akan tetapi untuk tahun 2004 pertumbuhannya negatif yaitu – 5 . Pertumbuhan pendapatan cenderung fluktuatif. 3. Analisis Rasio Keuangan 1. Derajat Desentralisasi Tabel 4.4 Derajat Desentralisasi Tahun 2003-2007 Tahun PAD Pendapatan daerah Rasio Derajat Desentralisasi 2003 254.780.110.000,00 1.189.834.024.000,00 0,214 2004 279.955,257.000,00 1.123.865.492.000,00 0,249 2005 310.398.944.740,00 1.252.533.310.765,00 0,247 2006 329.981.270.115,00 1.440.508.893.282,00 0,229 2007 324.263.785.000,00 1.717.929.894.120,00 0,188 Rata-rata 0,225 Sumber: data diolah , 2009 Dari perhitungan diatas terlihat bahwa derajat desentralisasi Kota Medan dapat dikatakan rendah. Rata-rata tingkat derajat desentralisasi pada tahun 2003- 2007 yaitu 22,5 . Ini berarti kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Kota Medan untuk menggali dan mengelola pendapatan masih rendah. Untuk itu kedepannya Kota Medan harus lebih berupaya untuk dapat meningkatkan PAD nya baik dengan menggali potensi baru ataupun mengembangkan potensi-potensi pendapatan yang sudah ada. Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010. 2. Kemandirian Keuangan Daerah Tabel 4.5 Kemandirian Keuangan Tahun 2003-2007 Tahun PAD Bantuan Pemerintah PusatPropinsi + Pinjaman Rasio Kemandirian 2003 254.780.110.000,00 695.786.667.000,00 0,366 2004 279.955,257.000,00 804.974.597.000,00 0,347 2005 310.398.944.740,00 950.978.776.025,00 0,326 2006 329.981.270.115,00 1.110.527.623.167,00 0,297 2007 324.263.785.000,00 1.132.666.109.120,00 0,243 Rata-rata 0,315 Sumber: data diolah , 2009 Dari perhitungan diatas terlihat bahwa kemandirian keuangan Kota Medan masih rendah dan mempunyai kecenderungan menurun. Rata-rata rasio kemndirian yaitu hanya 31,5 . Ini berarti Kota Medan masih ketergantungan atas sumber dana baik dari pemerintah pusatpropinsi maupun pinjaman . Untuk itu perlu adanya usaha pemerintah daerah untuk dapat mengurangi ketergantungan atas sumber dana ekstern dan meminta kewenangan untuk dapat mengelola sumber pendapatan lain yang sampai saat ini masih dikuasai pemerintah pusat ataupun propinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor. 3. Efektivitas dan Efesiensi Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan rasio efektivitas dan rasio efisiensi PAD yang dicapai oleh Dinas Pendapatan Daerah adalah Pajak Daerah. Hal ini karena terbatasnya data tentang potensi riil dari masing-masing sumber PAD dan data biaya yang langsung maupun yang tidak langsung yang berkaitan dengan pemungutan pendapatan daerah yang dilakukan dinas lain. Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010. Tabel 4.6 Efektivitas Pajak Daerah Tahun 2003-2007 Tahun Pajak Daerah Rasio Efektivitas Rencana Realisasi 2003 134.390.416.000,00 132.234.571.980,45 0,983 2004 148.237.914.000,00 145.585.452.283,10 0,982 2005 179.691.577.640,00 178.113.363.793,22 0,991 2006 190.295.756.640,00 181.047.766.143,32 0,951 2007 181.084.130.000,00 180.793.101.981,48 0,998 Rata-rata 0,981 Sumber: data diolah , 2009 Dari tabel perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa Dinas Pendapatan Daerah cukup efektif dalam merealisasikan pajak daerah yang direncanakan dengan rata-rata rasio efektivitas pajak daerah yaitu 98,1 . Hal ini menggambarkan kinerja yang baik. Tabel 4.7 Efesiensi Pajak Daerah Tahun 2003-2007 Tahun Biaya Pemungutan Realisasi Penerimaan Pajak Rasio Efesiensi Rencana Realisasi 2003 4.994.500.000,00 4.791.883.650,00 132.234.571.980,45 0,036 2004 7.641.000.000,00 7.641.000.000,00 145.585.452.283,10 0,052 2005 8.385.345.900,00 8.127.840.120,77 178.113.363.793,22 0.045 2006 8.171.506.057,00 7.697.371.424,00 181.047.766.143,32 0,042 2007 10.656.758.933,00 8.627.132.269,00 180.793.101.981,48 0,047 Rata-rata 0,044 Sumber: data diolah , 2009 Dari tabel perhitungan diatas terlihat bahwa tingkat efisiensi rata-rata pajak daerah adalah 4,4 . Hal ini menujukkan bahwa Dinas Pendapatan Daerah sangat efisien dalam menggunakan biaya pemungutan pajak untuk dapat merealisasikan Addina Marizka : Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, 2010. pendapatan pajak yang diterima. Tingkat efsiensi rata-rata pajak yang dicapai Dinas Pendapatan Daerah tidak melewati 5 yang menjadi standar biaya pemungutan yang telah ditetapkan. 4. Derajat Kontribusi BUMD Tabel 4.8 Derajat Kontribusi BUMD Tahun 2003-2007 Tahun Bagian laba BUMD Penerimaan PAD Derajat Kontribusi BUMD 2003 1.061.675.000,00 254.780.110.000,00 0,004 2004 1.450.000.000,00 279.955,257.000,00 0,005 2005 1.450.000.000,00 310.398.944.740,00 0,004 2006 6.450.000.000,00 329.981.270.115,00 0,019 2007 4.150.000.000,00 324.263.785.000,00 0,012 Rata-rata 0,0088 Sumber: data diolah , 2009 Dari tabel perhitungan derajat kontribusi BUMD diatas menunjukkan bahwa Perusahaan Daerah mampu memberikan kontribusi bagi PAD kota Medan hanya sebesar 0,88 . Hal ini menggambarkan dari tahun 2003-2007 Perusahaan daerah kontribusi BUMD masih sangat kecil. Untuk itu sangat diharapkan kedepannya BUMD dapat lebih berusaha untuk dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi PAD sehingga PAD kota Medan dapat lebih meningkat. 2 Analisis Kinerja Belanja

1. Analisis Varians Belanja