Perbedaan Kinerja Keuangan PT. Kalbe Farma Tbk Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger

6. Rata-rata mean DAR sebelum merger adalah 0,6767 dengan standar deviasi 0,94691. Sedangkan rata-rata mean DAR sesudah merger adalah 0,1967 dengan standar deviasi 0,06429.

4.2.5 Perbedaan Kinerja Keuangan PT. Kalbe Farma Tbk Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger

Beberapa rasio kinerja keuangan PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Enseval sebelum dan sesudah merger menjadi PT. Kalbe Farma Tbk pada periode tahun 1996-2013 pada tabel berikut ini. 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan jaminan yang lebih baik atas kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah Current Ratio CR. Tabel 4.10 Current Ratio CR PT. Kalbe Farma, Tbk. Tahun 2002-2013 Sebelum Merger Tahun CR Nama Perusahaan PT. Dankos 2002 0,54 2003 2,66 2004 1,77 PT. Enseval 2002 1,99 2003 1,95 2004 0,60 PT. Kalbe Farma 2002 1,17 2003 1,56 2004 3,00 Sesudah Merger Nama Perusahaan Tahun CR PT. Kalbe Farma, Tbk. 2005 0,81 2006 1,18 2007 2,60 2008 2,80 2009 2,98 2010 4,39 2011 3,65 2012 3,40 2013 3,64 Sumber: www.idx.go.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa rasio likuiditas yang diukur melalui Current Ratio CR pada PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Enseval sebelum merger ke PT. Kalbe Farma Tbk berfluktuasi, namun sesudah melakukan merger cenderung meningkat pada setiap periodenya. Pada tahun 2005 Current Ratio PT. Kalbe Farma Tbk sebesar 0,81 dan meningkat menjadi 3,40 pada tahun 2012, meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2010-2012. Hal ini menandakan bahwa Current Ratio pada periode sesudah merger menjadi semakin baik. Ini berarti kemampuan PT. Kalbe Farma Tbk untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aset yang likuid pada periode sesudah merger menjadi semakin baik.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitablitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset ROA dan Return on Equity ROE. a. Return on Asset ROA Return on Assets menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan total aset yang dimiliki dan digunakan dalam kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi ROA menggambarkan adanya efektifitas perusahaan yang semakin tinggi dalam pemanfaatan aset yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba bersih yang tinggi. Tabel 4.11 Return On Assets ROA PT. Kalbe Farma, Tbk. Tahun 2002-2013 Sebelum Merger Tahun ROA Nama Perusahaan PT. Dankos 2002 2,11 2003 2,85 2004 1,13 PT. Enseval 2002 3,00 2003 0,75 2004 4,40 PT. Kalbe Farma 2002 0,10 2003 0,17 2004 0,15 Sesudah Merger Nama Perusahaan Tahun ROA PT. Kalbe Farma, Tbk. 2005 5,70 2006 10,32 2007 14,78 2008 15,68 2009 16,19 2010 19,11 2011 18,41 2012 18,85 2013 18,06 Sumber: www.idx.go.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa rasio profitabilitas yang diukur melalui Return on Asset ROA pada PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Enseval sebelum merger ke PT. Kalbe Farma Tbk berfluktuasi dari tahun 2001 - 2004, namun sesudah melakukan merger cenderung meningkat pada setiap periodenya, meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2010-2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total aset yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan Return on Assets PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, dapat dikatakan bahwa Return on Assets perusahaan sesudah merger semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode sesudah merger kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham melalui aset yang dimiliki semakin baik karena keuntungan yang diperoleh semakin besar. b Return on Equity ROE Salah satu alasan mengapa perusahaan mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Rasio Return on Equity mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri. Semakin tinggi ROE menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik sehingga dapat meningkatkan daya tarik investor saham di pasar modal. Tabel 4.12 Return On Equity ROE PT. Kalbe Farma, Tbk. Tahun 2002-2013 Sebelum Merger Tahun ROE Nama Perusahaan PT. Dankos 2002 18,31 2003 17,21 2004 11,40 PT. Enseval 2002 3,00 2003 0,75 2004 4,40 PT. Kalbe Farma 2002 0,54 2003 0,38 2004 0,30 Sesudah Merger Nama Perusahaan Tahun ROE PT. Kalbe Farma, Tbk. 2005 13,13 2006 24,65 2007 24,98 2008 25,29 2009 24,35 2010 25,01 2011 23,37 2012 24,01 2013 25,05 Sumber: www.idx.go.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa rasio profitabilitas yang diukur melalui Return on Equity ROE pada PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Enseval sebelum merger ke PT. Kalbe Farma Tbk berfluktuasi dan cenderung rendah mulai dari tahun 2001 - 2004, namun sesudah melakukan merger cenderung meningkat pada setiap periodenya, meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2009, 2011, dan 2013. Peningkatan ini disebabkan oleh laba bersih yang mengalami kenaikan dengan persentase yang lebih besar dari kenaikan jumlah ekuitas. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan Return on Equity PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, dapat dikatakan bahwa Return on Equity perusahaan sesudah merger semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode sesudah merger kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham melalui ekuitasnya cenderung meningkat karena keuntungan yang diperoleh semakin besar.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya jika pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio DER dan Debt to Asset Ratio DAR. a. Debt to Equity Ratio DER Rasio DER menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Tabel 4.13 Debt to Equity Ratio DER PT. Kalbe Farma, Tbk. Tahun 2002-2013 Sebelum Merger Tahun DER Nama Perusahaan PT. Dankos 2002 0.52 2003 0,81 2004 2,40 PT. Enseval 2002 0,30 2003 0,51 2004 3,20 PT. Kalbe Farma 2002 2,31 2003 1,40 2004 0,64 Sesudah Merger Tahun DER Nama Perusahaan PT. Kalbe Farma, Tbk. 2005 0,76 2006 0,36 2007 0,33 2008 0,38 2009 0,39 2010 0,23 2011 0,27 2012 0,28 2013 0,23 Sumber: www.idx.go.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa rasio solvabilitas yang diukur melalui Debt to Equity Ratio DER pada PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Enseval sebelum merger ke PT. Kalbe Farma Tbk berfluktuasi mulai dari tahun 2001 sampai 2004, akan tetapi sesudah melakukan merger tetap saja berfluktuasi dan cenderung rendah mulai dari tahun 2005 sampai 2012. Fluktuasi rasio ini disebabkan oleh adanya peningkatan atau penurunan ekuitas pemegang saham atau penurunan jumlah hutang perusahaan. Peningkatanpenurunan ekuitas pemegang saham PT Kalbe Farma Tbk berasal dari meningkatmenurunnyanya jumlah penjualan sehingga jumlah laba yang diperoleh semakin besarkecil. Sedangkan penurunankenaikan jumlah hutang dikarenakan PT Kalbe Farma Tbk telah melakukan pelunasanpeminjaman sebagian hutang perusahaan. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan rasio solvabilitas PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai 2012, dapat dikatakan bahwa rasio Debt to Equity Ratio perusahaan sesudah merger semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam menjamin hutang-hutangnya meggunakan ekuitas yang dimiliki pada periode sesudah merger menjadi lebih baik dan hutang perusahaan relatif tetap terjaga. b. Debt to Assets Ratio DAR Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau modal yang disediakan oleh kreditur. Selain itu rasio ini juga untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal peminjam yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Tabel 4.14 Debt to Asset Ratio DAR PT. Kalbe Farma, Tbk. Tahun 2002-2013 Sebelum Merger Tahun DAR Nama Perusahaan PT. Dankos 2002 0,46 2003 0,49 2004 0,41 PT. Enseval 2002 0,50 2003 1,98 2004 3,93 PT. Kalbe Farma 2002 0,56 2003 0,63 2004 0,33 Sesudah Merger Nama Perusahaan Tahun DAR PT. Kalbe Farma, Tbk. 2005 1,37 2006 0,54 2007 0,34 2008 0,78 2009 0,26 2010 0,18 2011 0,21 2012 0,22 2013 0,20 Sumber: www.idx.go.id data diolah Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa rasio solvabilitas yang diukur melalui Debt to Assets Ratio DAR pada PT. Dankos Laboratories Tbk dan PT. Enseval sebelum merger ke PT. Kalbe Farma Tbk berfluktuasi dan cenderung rendah mulai dari tahun 2001 sampai 2004, akan tetapi sesudah melakukan merger tetap saja berfluktuasi dan cenderung rendah mulai dari tahun 2005 sampai 2013. Fluktuasi rasio ini disebabkan oleh adanya peningkatan atau penurunan aktiva perusahaan. Peningkatanpenurunan aktiva PT Kalbe Farma Tbk berasal dari meningkatmenurunnyanya jumlah penjualan sehingga jumlah laba yang diperoleh semakin besarkecil. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan rasio solvabilitas PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai 2013, dapat dikatakan bahwa rasio Debt to Assets Ratio perusahaan sesudah merger semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam menjamin modal investor yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan sesudah merger menjadi lebih baik.

4.2.6 Perbedaan Kinerja Keuangan PT. Merck Tbk Sebelum dan Sesudah Melakukan Merger