Koperasi dalam Perekonomian di Indonesia

55 nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara. 99 Kedudukan UMKM yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia sehingga dia layak dilindungi. Apalagi kedudukan UMKM yang cukup lemah dibandingkan dengan industri dalam negeri menambah daftar bahwa UMKM sangat butuh proteksi dari pemerintah. Dari tahun 1966-1998 hingga sekarang banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan usaha UMKM, salah satunya dengan mengeluarkan UU UMKM dan program-program lain yaitu Kredit Investasi Rakyat KIK dan Kredit Modal Kerja Permanen KMKP hingga Kredit Usaha Rakyat KUR. Namun data nasional menunjukan bahwa kinerja UMKM di Indonesia masih relatif buruk, bukan saja dengan usaha besar tetapi juga dengan UMKM di Negara maju. 100

B. Koperasi dalam Perekonomian di Indonesia

Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional. Pada awal kemerdekaan 99 Penjelasan Umum UU UMKM. 100 Tambunan Tulus I, Op.Cit, hlm 14. 56 Indonesia, koperasi diatur oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1965 tentang Perkoperasian. Setelah itu, terjadi beberapa peraturan mengenai koperasi tersebut mengalami beberapa pergantian, mulai dari dihapusnya undang-undang tersebut dan digantikan oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, kemudian oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian selanjutnya disebut dengan UU Perkoperasian dan yang paling terbaru adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Pergantian undang-undang perkoperasian Indonesia yang dilakukan dari masa ke masa tersebut semata-mata dilakukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan peranan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. 101 Roh korporasi terus merasuk ke sendi-sendi kehidupan negara, termasuk jiwa usaha yang sesuai dengan kegotongroyongan: koperasi. Namun dikarenakan bernuansa korporasi, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dibatalkan Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 28PUU-XI2013. Materi yang dibatalkan adalah seluruh materi muatan Undang-Undang. Selain karena berjiwa korporasi, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian telah menghilangkan asas kekeluargaan dan gotong royong yang menjadi ciri khas koperasi. Menurut Mahkamah Konstitusi, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian bertentangan dengan UUD 1945, dan hal tersebut mengakibatkan undang-undang ini tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat 101 http:www.academia.edu4334746PENGATURAN_DALAM_UNDANG_UNDANG_N OMOR_17_TAHUN_2012_TENTANG_PERKOPERASIAN diakses pada tanggal 22 Juli 2015 pada pukul 21.00 WIB. 57 setelah adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi tersebut yang berarti pula undang- undang tersebut dibatalkan. Untuk menghindari kekosongan hukum, Mahkamah Konstitusi menyatakan memberlakukan kembali UU Perkoperasian dan berlaku untuk sementara waktu sampai dengan terbentuknya undang-undang yang baru. 102 Koperasi adalah organisasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi ekonomi lain. Perbedaan ini terletak pada sistem nilai etis yang melandasi kehidupannya dan terjabar dalam prinsip-prinsipnya yang kemudian berfungsi sebagai norma-norma etis yang mempolakan tata laku koperasi sebagai ekonomi. 103 Ropke mendefinisikan koperasi sebagai organisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanya adalah juga pelangggan utama perusahaan tersebut kriteria identitas. Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil atau prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha yang lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, menurut Hendar dan Kusnadi, kegiatan koperasi secara ekonomis harus mengacu pada prinsip identitas hakikat ganda yaitu anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Organisasi koperasi dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola perusahaan bersama yang diberi tugas untuk menunjang kegiatan ekonomi individu para anggotanya. Koperasi adalah organisasi otonom, Ciri utama koperasi adalah kerjasama anggota dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. 102 Agus Sahbani, “UU Perkoperasisan Dibatalkan karena Berjiwa Korporasi.” http:www.hukumonline.comberitabacalt5385bfa83b01fuu-perkoperasiandibatalkankarenaberjiwa- korporasi diakses pada tanggal 31 Agustus 2015 pada pukul 17.00 WIB. 103 Fray dalam Asnawi Hasan, Koperasi dalam Pandangan Islam, Suatu Tinjauan dari Segi Falsafah Etik, dalam Membangun Sistem Ekonomi Nasional, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Sri Edi Swasono ed, Jakarta: UI Press, 1987, hlm. 158. 58 yang berada didalam lingkungan sosial ekonomi, yang menguntungkan setiap anggota, pengurus dan pemimpin dan setiap anggota, pengurus dan pemimpin merumuskan tujuan-tujuannya secara otonom dan mewujudkan tujuan-tujuan itu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilaksanakan secara bersama-sama. 104 Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian beranggotakan yang mereka pada umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak berkewajiban melakukan sesuatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. 105 UU Perkoperasian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan 104 Tulus Tambunan II, Prospek Perkembangan Koperasi Di Indonesia Kedepan: Masih Relevankah Koperasi dalam Era Modernisasi Ekonomi?, Jakarta: Pusat Studi Industri dan UKM, Universitas Trisakti, 2008, hlm. 2. 105 Pandji Anoraga, H. Djoko Sudantoko, Koperasi Kewirausahaan dan Usaha Kecil Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, hlm. 1. 59 ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. 106 Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi menyandarkan usahanya berdasarkan asas kekeluargaan sebagaimana perwujudan dari pasal 33 ayat 1 UUD 1945. 107 Demi mencapai tujuan tersebut, koperasi memiliki prinsip yang menjadi sumber inspirasi dan menjiwai keseluruhan organisasi dan kegiatan usahanya. Prinsip-prinsip koperasi tersebut yaitu : 108 1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2. pengelolaan dilakukan secara demokratis; 3. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masingmasing anggota; 4. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; 5. kemandirian. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut: 1. pendidikan perkoperasian; 2. kerja sama antar koperasi. 106 Pasal 1 angka 1 UU Perkoperasian. 107 Pasal 4 UU Perkoperasian. 108 Pasal 5 UU Perkoperasian. 60 Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 109 Modal sendiri dapat berasal dari: 110 1. simpanan pokok; 2. simpanan wajib; 3. dana cadangan; 4. hibah. Modal pinjaman dapat berasal dari: 111 1. anggota; 2. koperasi lainnya danatau anggotanya; 3. bank dan lembaga keuangan lainnya; 4. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; 5. sumber lain yang sah. Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri 109 Pasal 41 ayat 1 UU Perkoperasian. 110 Pasal 41 ayat 2 UU Perkoperasian. 111 Pasal 41 ayat 3 UU Perkoperasian. 61 sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama gotong royong, dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan konsisten. Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah. 112 Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, manusia memerlukan manusia lainnya dalam kerangka kerja sosial social framework. Dalam hal ini, koperasi berkaitan dengan fungsi-fungsi adalah sebagai berikut : 113 1. Fungsi sosial, yaitu cara manusia hidup, bekerja, dan bermain dalam masyarakat. 2. Fungsi ekonomi, yaitu manusia membiayai kelangsungan hidupnya dengan bekerja dalam masyarakat. 3. Fungsi Politik, yaitu cara manusia memerintah dan mengatur diri mereka sendiri melalui berbagai hukum dan peraturan. 4. Fungsi Etika, yaitu cara manusia berprilaku dan meyakini kepercayaan mereka, falsafah mereka, dan cara berhubungan dengan Tuhan mereka. 112 Tulus Tambunan II, Op. Cit, hlm. 3. 113 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktek, Jakarta: Erlangga, 2001, hlm 14. 62

C. Peran Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dalam Perekonomian

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Akibat Hukum Pemberian Pengampunan Pajak Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak

0 9 130

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

1 13 124

HARMONISASI UNDANG-UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH UNTUK MEMPEROLEH KEMUDAHAN MODAL USAHA BAGI PELAKU USAHA MIKRO.

0 0 1

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 2 10

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 1

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 26

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 24

Dampak Standardisasi Barang Bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Koperasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan

0 0 6

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

0 0 44