Kesimpulan Analisis terhadap Briding Loan dalam Praktik Pengadaan Barang dan Jasa Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Junctis Peraturan Perundang-Undang tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah diuraikan di atas maka dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bahwa pada dasarnya Bridging Loan mengacu pada ketentuan dari kaidah hukum kontrak, sebagaimana diatur dalam buku III KUHPerdata bahwa hak dan kewajiban dituangkan dalam perjanjian Bridging Loan. Mengingat perjanjian Bridging Loan didasarkan pada perjanjian maka dapat disumpulkan bahwa hal tersebut masuk ke dalam ranah hukum privat, namun demikian mengingat objek yang diperjanjikan mengandung unsur publik yang menyangkut talangan keuanganan Negara dan pengadaan fasilitas umum, maka Bridging Loan tidak saja mengandung unsur privat saja tetapi juga memuat unsur publik sehingga terjadi pergeseran dari hukum privat ke hukum publik; 2. Pada dasarnya perjanjian Bridging Loan adalah suatu ikatan antara pihak dengan pihak yang menggunakan fasilitas Bridging Loan, murni sebagai suatu pinjaman yang didasarkan pada perjanjian, sehingga kedudukan Bridging Loan berada dalam lingkup privat, namun jika dalam perjanjian tersebut memuat unsur “publik” terkait APBN atau proyek pemerintah guna kepentingan umum, maka hal ini akan berurusan dengan unsur publik. Bahkan kedudukan Bridging Loan akan menjadi urusan pidana apabila dalam hal pembiayaan melalui Bridging Loan menimbulkan kerugian keuangan negara; 3. Bagi pelaksanaan tender sebagai penjamin maupun pemenang tender sebagai pengguna fasilitas Bridging Loan, perlu diberikan adanya perlindungan hukum sebagaimana diatur oleh peraturan perundang- undangan, dimana peraturan perundang-undangan memberikan pedoman bagi pelaksanan pengadaan barang dan jasa. Pengadaan barang dan jasa, disisi lain peraturan perundang-undangan juga memberikan perlindungan secara preventif dan represif, dimana apabila terjadi pelanggaran maupun penyalahgunaan maka pelaksana tender dan pemenang tender akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian halnya dalam pelaksaan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan fasilitas Bridging Loan tidak selalu dikaitkan dengan tindak pidana korupsi selama dilakukan dengan prosedur yang benar dan tidak merugikan keungan Negara. Namun demikian adapun terjadi pelanggaran atau penyelewengan, seyogyanya dapat diproses secara perdata maupu pidana dengan penerapan sanksi yang adil.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Praktek Persekongkolan Tidak Sehat Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembeantasan Tindak Pidana Korupsi

4 90 101

Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006)

0 37 127

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 4 15

Tinjauan Yuridis Terhadap Upaya Pengembalian Keuangan Negara Atas Tindak Pidana Korupsi Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 6 42

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PEMBERIAN SANKSI DI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI MEDAN.

0 4 25

Putusan Bebas Terhadap UDdalam Kasus Tindak Pidana Korupsi Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi - Ubaya Repository

0 0 9

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14

Praktek Persekongkolan Tidak Sehat Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dikaitkan Dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pembeantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 35