Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Dan Upaya Penyelesaiannya (Studi Pada...

WANPRESTASI PADA PERJANJIAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
(Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe)
TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program
Studi Magister Kenotariatan Pada Program PascaSarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh :
MONALISA BR SIMATUPANG NIM : 017011042
Program Studi : Magister Kenotariatan
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2004
Monalisa Br Simatupang : Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Dan…, 2004 USU Repository © 2007

DEFAULT of RURAL PUBLIC CREDIT AGREEMENT a n d R E S O L U T I O N (Study in PT.Bank Rakyat Indonesia, Branch of Kabanjahe) Monalisa BR Simatupangl T.Syamsul Bahri2 Abdul Muis3 Djaidir4 ABSTRACT
Based on article 1338 (1) KUH Perdata mainly mentions that every agreement made validly will apply as law for parties enforcing it. As known, there is no a determination that regulates a credit agreement, therefore each credit agreement will make reference on above chapter. The power of this chapter is same as law, in which this chapter contains consequences if there is a failure to meet the agreement.
The objective of this research will be to know the delivery procedure of Rural Public Credit in practice, to know the cause of default in Rural Public Credit and also to know the resolution measures taken by bankers against default debtors.
The result of research indicated that there are two factors causing • the default in Rural Public Credit. First, internal factor, this is error of analysis; to valuate the customer business, ignorance of control and consultation, abuse and some fraud in Rural Public Credit delivery for personal interest of staff or third party. Second, external factor, default occurring due to customers error themselves, the in capacitance of managing the business. In addition, the credit customers received was not used duly because of credit was given or used by third party, and also caused by the change in government policy in economic sector.
The types of default in Rural Public Credit include lateness of paying the credit installment, in first months, customer paid for installment, but they do not. do it in next months, and some of them failed to pay at all. The solution banks taken to solve this problem are two types: peaceful (internal) approach and resolution through PUPN.
It is suggested that bank shall select carefully for potential customers by making reference on principle 5C, i.e., character,
1. Postgraduate Notary Magister Program of USU 2. Lecturer of Postgraduate Notary Magister Program of USU 3. Lecturer of Postgraduate Notary Magister Program of USU 4. Lecturer of Postgraduate Notary Magister Program of USU
Monalisa Br Simatupang : Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Dan…, 2004 USU Repository © 2007

capacity, capital, condition of economy and collateral. And then it is required that BRI staffs need to do control, supervision and consultation to customers in managing their business, and more importantly, the customers will do the best for their business, they will use Rural Public credit according to original goal and they will build consultation frequently with BRI staffs.


Keywords:

- Wanprestasi - Credit Agreement - Rural Public Credit (read: Kupedes)

Monalisa Br Simatupang : Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Dan…, 2004 USU Repository © 2007

WANPRESTASI PADA PERJANJIAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
(Studi Pada PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Kabanjahe) Monalisa BR Simatupangl T.Syamsul Bahri2 Abdul Muis3 Djaidir4 INTISARI
Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukurn Perdata mengatur bahwa setiap perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Sebagaimana diketahui tidak ada satu ketentuan yang mengatur mengenai perjanjian kredit, sehingga setiap perjanjian kredit berpedoman pada pasal di atas. Kekuatan pasal ini sama seperti undang-undang, dimana pasal ini mengandung konsekwensi apabila tidak dipenuhinya perjanjian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian Kupedes dalam praktek, untuk mengetahui penyebab debitur wanprestasi dan bentuk-bentuk wanprestasi pada Kupedes serta untuk mengetahui upaya penyelesaian yang ditempuh oleh pihak bank terhadap debitur yang wanprestasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab wanprestasi pada Kupedes ada dua. Pertama, faktor intern yaitu w a n p r e s t a s i y a n g t e r j a d i a k i b a t k e s a l a h a n d a l a m menganalisa/menilai usaha nasabah, kelalaian dalam mengawasi dan membina nasabah, serta penyalahgunaan atau penyimpangan dalam pemberian Kupedes untuk kepentingan pribadi petugas atau pihak ketiga. Kedua, faktor ekstern, yaitu wanprestasi yang terjadi akibat kesalahan pihak nasabah itu sendiri yang berupa nasabah mengelola usahanya kurang balk sehingga usahanya mundur. Selain itu Kupedes yang diterima nasabah tidak digunakan sebagaimana tujuan semula karena Kupedes yang diterima diberikan atau
1. Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Pascasarjana USU 2. Dosen Program Magister Kenotariatan Pascasarjana USU 3. Dosen Program Magister Kenotariatan Pascasarjana USU 4. Dosen Program Magister Kenotariatan Pascasarjana USU
Monalisa Br Simatupang : Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Dan…, 2004 USU Repository © 2007

digunakan oleh pihak ketiga, dan juga disebabkan karena perubahan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.
Bentuk-bentuk wanprestasi pada Kupedes adalah keterlambatan membayar angsuran Kupedes, pada bulan-bulan pertama nasabah membayar angsurannya tetapi pada bulan-bulan berikutnya sudah tidak membayar lagi, juga karena nasabah tidak melakukan pembayaran sama sekali. Upaya yang ditempuh bank terhadap nasabah yang wanprestasi dilakukan dengan dua cara yaitu secara damai (intern) dan penyelesaian melalui PUPN.
Dan hasil penelitian penulis menyarankan agar bank dalam menerima permohonan kredit benar-benar meneliti calon nasabah dengan berpedoman pada prinsip 5C, yaitu character, capacity, capital, condition of economy dan collateral. Kemudian diharapkan agar petugas BRI perlu melakukan pengawasan dan pembinaan pada nasabah Kupedes dalam menjalankan usahanya, dan yang lebih penting lagi diharapkan kepada nasabah agar mengelola usahanya dengan sebaikbaiknya, menggunakan Kupedes sesuai dengan tujuannya dan rajin berkonsultasi dengan petugas BRI.

Kata-kata kunci:


- Wanprestasi
- Perjanjian kredit - Kredit umum Pedesaan (Kupedes)

Monalisa Br Simatupang : Wanprestasi Pada Perjanjian Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) Dan…, 2004 USU Repository © 2007

1