Titik temu antara Islam dan Tradisi Lokal tentang Tradisi Pernikahan Desa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan doa Islam. Akan tetapi tidak semua masyarakat desa Kebonangung mengerti akan doa Jawa, biasanya doa Jawa ini dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Bronislaw Malinowski dalam teori fungsionalisme bahwa agama berfungsi untuk mengikat masyarakat. 140 Mengenai hal tersebut agama dapat membatasi masyarakat untuk tidak melakukan hal yang menyimpang dari ajaran agama. Di dalam semua proses pelaksanaan tradisi pernikahan desa Kebonagung masyarakat percaya bahwa semua proses tradisi pernikahan yang dilakukan mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat. Dengan begitu masyarakat tetap melaksanakan tradisi pernikahan karena percaya dengan makna yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi tersebut. 140 David N. Gellner, “Pendekatan Antropologis , 27. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah berbagai macam penemuan dan penjelasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam penelitian ini bahwa yaitu sebagi berikut: Beberapa kesimpulan itu adalah: 1. Tradisi pernikahan dilakukan mulai dari sebelum acara pernikahan, saat acara pernikahan maupun setelah acara pernikahan. Banyak tata cara yang harus dilakukan untuk melangsungkan sebuah pernikahan di desa Kebonangung. Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa semua kegiatan tradisi yang dilakukan tidak sia-sia karena semua tata cara yang dilakukan mempunyai makna tersendiri yang membuat masyarakat melakukan tradisi tersebut. 2. Pertemuan antara Islam dan tradisi lokal berawal dari masuknya agama Islam ke pulau Jawa dengan menganut tradisi masyarakat. Dengan begitu masyarakat Jawa sangat mudah menerima Islam sebagai agamanya. Tradisi yang ada di masyarakat desa Kebonangung diperpadukan dengan ajaran Islam. Di desa Kebonangung ini sangat banyak tradisi lokal yang masih dilakukan oleh masyarakat seperti tradisi kelahiran, khitanan, pernikahan, kematian dan tradisi bersih desa. Dari semua tradisi yang dilakukan tidak lepas dari ajaran Islam. Dalam melakukan tradisi pernikahan di desa Kebonangung ada pelaksanaan tradisi yang dilakukan sesuai dengan agama maupun sesuai dengan tradisi masyarakat. Dan titik temu antara Islam dan