5.1.4. Sikap dengan Pemanfaatan Poskesdes
Sikap dengan pemanfaatan memiliki hubungan yang signifikan. Terbukti dari hasil tabulasi silang antara sikap dengan pemanfaatan, dari 54 orang yang sikapnya
baik 37 orang 68,5 memanfaatkan Poskesdes. Hasil uji analisis jalur hubungan sikap dengan pemanfaatan yang tertinggi sebesar 0,494 49,4, menunjukkan
hubungan yang positif. Sejalan dengan hasil penelitian Matondang 2012 bahwa faktor sikap tentang pelayanan kesehatan yang paling besar dominan memengaruhi
pemanfaatan RSU Swadana Tarutung. Berdasarkan teori yang dinyatakan Notoatmojdo 2005, sikap merupakan
reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya. Sikap masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan pelayanan
Poskesdes juga dapat disebabkan kurangnya pengetahuan dan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu di Kecamatan Kutalimbaru.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pamungkas 2009 mengenai sikap tentang posyandu sebagai faktor yang memengaruhi pemanfaatan posyandu
konsisten dengan penelitian bahwa dari responden yang mempunyai sikap terhadap posyandu baik memiliki peluang 4-5 kali untuk berkunjung ke posyandu bandingkan
dengan responden yang mempunyai tingkat sikap kurang. Pada hasil hubungan yang telah didapat frekuensi yang paling banyak adalah tingkat sikap responden yang
kurang dan kuantitas kunjungan ke posyandu kurang. Kurangnya sikap dari ibu balita
Universitas Sumatera Utara
ke posyandu dikarenakan oleh karena kurangnya motivasi responden mengikuti rangkaian kegiatan posyandu yang secara klasik dikarenakan tingkat aktivitas yang
berlebih. Penelitian ini juga sejala dengan hasil penelitian Arwiani 2013 menunjukkan
bahwa sikap terhadap fasilitas pelayanan antenatal berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal di Puskesmas. Sikap yang baik berhubungan
dengan kepuasan yang didasarkan pada kualitas pelayanan yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan penampilan pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan penduduk. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, pihak penyedia dan pemberi pelayanan harus berupaya untuk mengacu kepada tujuan utama
pelayanan, yaitu pencapaiaan kepuasan konsumen dimana kepuasan merupakan espon pelanggan terhadap terpenuhinya kebutuhan dan harapan Azwar, 1997.
5.2. Faktor Pemungkin Pendapatan, Dukungan Keluarga, Jarak dengan Pemanfaatan Poskesdes