Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

57 kesalahan pengganggu pada periode t-1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel tumpang tindih lag di antara variabel independen. 56 Autokorelasi dapat diukur melalui nilai Durbin-Watson dengan melihat beberapa kriteria sebagai berikut: 1 Angka Durbin Watson di bawah 1,10 atau 1,10 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka Durbin Watson di antara 1,10 sampai 1,54 berarti tidak dapat diputuskan ada atau tidaknya otokorelasi. 3 Angka Durbin Watson di antara 1,54 sampai 2,46 berarti tidak mengandung otokorelasi. 4 Angka Durbin Watson di antara 2,46 sampai 2,90 berarti tidak dapat diputuskan ada atau tidaknya otokorelasi. 5 Angka Durbin Watson di atas 2,90 atau 2,90 berarti ada autokorelasi negatif. 57 56 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 5, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011, h.110. 57 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Edisi 3, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011, h.7. 58

3. Proses Pemilihan Regresi Data Panel Pooled data

Terdapat beberapa tahapan pengujian yang dilakukan untuk memilih model mana yang tepat digunakan untuk pengolahan data panel, antara lain:

a. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. 58 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Pada software Eviews 8.1, uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. 58 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2009 h.238. 59

b. Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. 59 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Random effect model REM Ha: Fixed effect model FEM Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung chi-square tabel, maka Ho ditolak , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square hitung chi-square tabel, maka Ho diterima , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random effect.

4. Uji Signifikansi

a. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R

2 Pengujian koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted R2 sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor 59 Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2009 h.240.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,cebt to equity ratio,asset growth,dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014

2 7 129

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETTERHADAPDEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI

1 2 15

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP DEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

1 2 14

Pengaruh Return on Asset, Retun on Equity, Net Profit Margin, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio pada Harga Saham Perusahaan-perusahaan terbuka yang terdaftar pada Indeks Syariah di BEI 2009-2012.

0 0 14

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM

0 1 14