Evaluasi Implementasi Kebijakan relokasi Pedagang Kaki Lima Belakang Kampus UNS

4. Evaluasi Implementasi Kebijakan relokasi Pedagang Kaki Lima Belakang Kampus UNS

Secara umum implementasi kebijakan relokasi PKL belakang Kampus UNS jika dibandingkan dengan Juklak maka nampak bahwa semua tahap kegiatan dari tahap sosialisasi, tahap penataan, tahap penertiban, tahap pembinaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana semula. Dari semua indikator yang dipilih baik dari Sikap Pelaksana (diambil dari model Implementasi Van Metter dan Van Horn), Komunikasi (diambil dari model Implementasi Van Metter dan Van Horn), Sumber daya (diambil dari model

Kepatuhan serta daya tanggap kelompok sasaran (diambil dari model Implementasi Grindle ) ternyata dalam konteks implementasi kebijakan relokasi PKL belakang Kampus UNS teori tersebut berlaku.

Keberhasilan konteks implementasi kebijakan relokasi PKL belakang Kampus UNS dipengaruhi oleh :

a. Sikap Pelaksana (diambil dari model Implementasi Van Metter dan Van Horn)

Sikap aparat pelaksana dalam memberikan pembinaan dan pengarahan kepada para PKL menggunakan pendekatan persuasif. Pihak aparat sebagai pelaksana program secara keseluruhan telah dapat melaksanakan program sesuai dengan mekanisme yang ada. Namun di kalangan PKL sendiri menilai bahwa aparat bersikap represif karena mereka suka bertindak keras ketika penertiban dengan menyita dan merampas barang secara paksa. Menurut PKL di belakang kampus Universitas Sebelas Maret yang telah relokasi ke Pasar Panggung Rejo di belakang Kantor Kecamatan jebres, sikap aparat pelaksana yang tegas tersebut dikarenakan konsisten terhadap aturan yang ada. Jika semua PKL menaati aturan yang ada maka aparat pelaksana akan bersikap halus dan lunak terhadap PKL. Ada juga di kalangan PKL yang menilai bahwa aparat bersikap santun karena mereka bertindak dengan sopan dan tidak membentak-bentak. Aparat tidak serta merta melakukan tindakan yang semena-mena kepada PKL begitu saja. Tetapi aparat terlebih dahulu

Kemudian setelah melakukan pembinaan yaitu melakukan pengarahan dan teguran langsung kepada PKL maka apabila PKL tersebut masih juga belum tertib akan ditertibkan oleh petugas.

b. Komunikasi (diambil dari model Implementasi Van Metter dan Van Horn) Komunikasi antara dinas sebagai aparat pelaksana dalam hal koordinasi telah berjalan dengan baik tetapi dalam komunikasi antara aparat pelaksana dengan PKL dalam penyampaian program melalui sosialisasi secara langsung belum berjalan dengan baik sehinnga PKL kurang paham tentang prosedur program, hal ini mungkin dikarenakan sulitnya menyamakan pola pikir dalam mengatasi permasalahan antara aparat pelaksana dengan PKL sehinngga sulit untuk mencari titik temu atau solusi yang terbaik.

c. Sumber daya (diambil dari model Implementasi Grindle, Van Metter dan Van Horn, Mazmanian dan Sabatier)

Tersedianya sumber daya yang memadai akan mendukung dalam pelaksanan suatu program untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam implementasi kebijakan relokasi PKL belakang kampus UNS Sumber daya yang dimiliki pemkot dalam program penataan dan pembinaan PKL masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari jumlah aparat yang masih kurang sebanding dengan jumlah PKL di kota Surakarta. Mobil operasional yang dimiliki Dinas Pengelolaan Pasar hanya 1 buah. Tentu saja dengan kondisi yang demikian itu mobilitas aparat pelaksana di lapangan kurang optimal.

Implementasi Grindle ) Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran sangat berpengaruh pada pelaksanaan kebijakan. Karena semakin banyak kelompok sasaran yang ikut berpartisipasi, maka tujuan program akan cepat tercapai. Kepatuhan disini berupa kepatuhan kelompok sasaran, khususnya PKL terhadap dalam menaati aturan dan prosedur yang ada. Sedangkan daya tanggap berupa partisipasi kelompok sasaran dalam pelaksanaan program. Kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran ini dapat dilihat dari partisipasi kelompok sasaran PKL untuk direlokasi ke tempat yang baru secara sukarela.

Matrik Tahapan Kegiatan Relokasi PKL

.u n

s. Tahap

Belakang Kampus UNS

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan Relokasi PKL Belakang Kampus UNS

Evaluasi

id

1. Sosialisasi Dilaksanakan secara 2 tahap yaitu Tahap 1 dilaksanakan Faktor yang menghambat adalah kepatuhan dan

mulai bulan Februari 2008 sampai bulan Juni 2008.

daya tanggap kelompok sasaran. Pelaksanaan Tahap 2 dilaksanakan bulan Januari 2009 sampai bulan Juni sosialisasi berjalan dengan kurang baik, terbukti 2009.

dengan PKL masih ada yang kurang memahami

Sikap yang digunakan pada tahap sosialisasi menggunakan terhadap program cara persuasif, yaitu dengan secara langsung, memberikan

co

penjelasan mengenai Perda secara door to door

mm

Proses penataan yang dilakukan Pemkot kurang it

2. Penataan

Dilakukan secara 2 tahap :

Tahap 1 dilaksanakan pada bulan September 2008 sampai berjalan lancar. Hal ini disebabkan oleh pendataan o t

u kurang akurat karena banyaknya PKL yang hanya ser

November 2008.

Tahap 2 dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai menyewa tempat bukan pemilik asli sehingga November 2009.

sebagian kios tidak ditempati dan kios masih Relokasi ke belakang Kantor Kecamatan Jebres dilakukan banyak kekurangan dari tempat yang kurang secara secara bersama-sama

strategis, kurang terlihat dari jalan raya karena tembok pasar terlalu tinggi, kios-kios terlalu sempit sehingga menimbulkan rasa kurang nyaman,saluran irigasinya tidak baik.

d ig ilib .u

n s.

c. id

Tahap 1 dilaksanakan pada bulan Juli 2008 sampai Agustus yang dimiliki Pemkot dalam program penataan .u n

PKL masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari s. Tahap 2 dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai jumlah aparat yang masih kurang sebanding

c.

seterusnya.

dengan jumlah PKL di kota Surakarta. Mobil id Sikap dengan cara persuasif dan secara langsung yaitu operasional yang dimiliki Dinas Pengelolaan

dengan memberikan peringatan terlebih dahulu. Jika mereka Pasar hanya 1 buah. Tentu saja dengan kondisi masih melanggar, maka akan menindak mereka dengan yang demikian itu mobilitas aparat pelaksana di tindakan penyitaan dan perampasan setelah itu akan ditindak lapangan kurang optimal. secara yustisi yaitu diajukan ke peradilan sesuai dengan peraturan yang dilanggar PKL

4. Pembinaan Faktor yang menghambat adalah pembinaan yang m

c Dilakukan melalui 2 tahap :

Tahap 1 dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dilakukan hanya 1 kali saja dan hanya pembinaan it

seterusnya.

tentang kebersihan dan ketertiban.

o t u Tahap 2 dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai

ser

seterusnya Pembinaan sudah mampu menyadarkan PKL untuk mematuhi aturan yang berlaku.

Pembinaan secara bersama-sama dengan mengumpulkan para PKL di Dinas Pengelolaan Pasar.

d ig ilib .u

n s.

c. id

Kampus UNS Dengan dilaksanakannya relokasi PKL di Pasar Panggung Rejo maka dampak yang cukup terasa adalah dampak ekonomi. Para PKL merasakan penurunan pendapatan secara drastis. Seperti penjelasan Bapak Didik Anggono HKS, S.HUT, M.Si, Seksi Penataan dan Pembinaan PKL sebagai berikut :

(Wawancara 08 Maret 2012) Hal ini dibenarkan oleh Ibu Sumiyem pedagang makanan rujak

sebagai berikut :

menyekolahkan anak,bangun rumah tp sekarang hanya cukup buat

(Wawancara 09 Maret 2012) Begitu pula dengan pengakuan Yeni, seorang PKL kelontong sebagai berikut:

a jelas sepi mas,mahasiswa jelas memilih membeli yang dekat jalan

(Wawancara 09 Maret 2012)

Akan tetapi tidak semua PKL mengalami penurunan pendapatan seperti yang diungkapkan Ibu Yeni pedagang pakaian dan tukang jahit sebagai berikut :

sini (Pasar Panggung Rejo) jadi mereka (konsumen) mengikuti saya

(Wawancara 09 Maret 2012)

Gambar diambil tanggal 15 Maret 2012

tetapi hanya menarik sewa kios untuk pedagang. Hal ini dilakukan agar tidak terlalu membebani para PKL dan juga untuk memenuhi target pendapatan minimal pasar. Seperti yang diungkapkan Bapak Suroto Kepala Pasar Panggung Rejo sebagai berikut :

mereka pendapatannya menurun, kami hanya menargetkan

(wawancara 15 Maret 2012) Dinas Pengelolaan Pasar pun melakukan upaya-upaya perbaikan

sarana dan prasarana Pasar Panggung Rejo agar bisa menarik konsumen datang ke Pasar Panggung Rejo. Upaya upaya tersebut antara lain :

- Memberikan Free Hotspot - Mengadakan pertunjukan kesenian lokal tiap hari selasa - Membuat papan petunjuk arah pasar Panggung Rejo di pinggir jalan

raya.

Gambar IV.1

Papan Petunjuk Arah Ke Pasar Panggung Rejo

Gambar IV.2

Pemugaran Pagar Pasar Panggung Rejo Menjadi Lebih Pendek

Gambar diambil tanggal 15 Maret 2012 - Membuatkan gapura di depan jalan masuk ke pasar Panggung Rejo Gambar IV.3

Gapura Panggung Rejo

Gambar diambil Tanggal 15 Maret 2012

Penataan dan Pembinaan PKL sebagai berikut :

mau meramaikan pasar Panggung Rejo pertama kita kasih free hotspot karena konsumen kebanyakan mahasiswa jadi agar mudah tertarik, kedua tiap hari selasa kita mengadakan pertunjukan kesenian lokal...yang terbaru kita lakukan adalah mempermudah akses ke pasar Panggung Rejo yaitu dengan membuat papan petunjuk di pinggir jalan dan memendekkan pagar pasar agar lebih terlihat dari jalan,lalu

(wawancara 08 Maret 2012) Dari penuturan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak

yang diharapkan PKL dengan diselenggarakannya program relokasi PKL di belakang Kampus UNS kurang tercapai. Hal itu terbukti dengan masih belum ada peningkatan pendapatan yang dirasakan PKL meskipun Pemkot sendiri telah melakukan upaya

upaya untuk meramaikan pasar Panggung Rejo.Sedangkan dampak yang diharapkan oleh Pemkot sendiri telah tercapai yaitu terwujudnya penataan PKL yang rapi, tertib, dan bersih.