BAB I
A. Latar Belakang
Kasus pemerkosaan banyak terjadi di masyarakat , khususnya pemerkosaan yang terjadi terhadap anak. Kasus pemerkosaan terhadap anak sering terbaikan oleh
lembaga lembaga yang seharusnya memperjuangkan hak anak sebagi korban tindak
pidana pemerkosaan.
Dimana seharusnya lembaga lembaga tersebut seharusnya memberikan perhatian dan perlindungan . Tidak jarang pula pelaku dari tindak pidana pemerkosaan itu
adalah orang terdekat atau orang yang berada disekeliling anak itu berada. Pemerkosaan merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma yang berlaku
di masayarakat. Pemerkosaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seorang laki laki untuk memaksa seorang wanita untuk bersetubuh di luar perkawinan.
Pemerkosaan merupakan satu hal yang paling menimbulkan traumatik bagi perempuan terlebih seorang anak yang menjadi korban pemerkosaan
Anak adalah generasi penerus bangsa yang seharusnya mereka harus dibina dan dibentuk potensi diri yang dimiliki oleh seorang anak dan kepribadian anak.
Dalam pembentukan potensi dan dan kepribadian anak maka perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi anak. Perkembangan tersebut
dapat memberikan dampak positif dan negative terhadap perkembangan anak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi perkembangan kesusilaan. Jika dahulu orang orang membicarakan seks dianggap
tabu,tetapi pada masa sekarang telah dibahas secara ilmiah dalam ilmu seksiologi.
1
Dalam kasus-kasus pemerkosaan terhadap anak, para pelaku sering tidak tersentuh oleh hukum,karena tidak dilaporkan oleh korban dan keluarga korban
sendiri. Karena didalam masyarakat sendiri menganut budaya jaga praja , menjaga ketat kerahasiaan keluarga, membuka aib dalam keluarga berarti membuka aib
sendiri. Setiap kejahatan seksual merupakan hasil interaksi antara pelaku dan korban ,
Pada kejahatan tertentu korban lah sebagai pemicu kejahatan terjadi kepadanya.Misal nya pemerkosaan terjadi karena cara berpakaian korban mengundang nafsu dari
pelaku sehingga terjadi pemerkosaan. Dalam kedudukan nya anak sebagai korban tindak pidana pemerkosaan , dapat dilihat jika korban itu adalah orang yang
menderita jasmani dan rohaniah sebagai akibat dari tindakan orang lain yang bertentangan dengan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang mencari
pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan hak asasi yang menderita
Pada umum nya tindak pidana pemerkosaan terjadi karena pelaku, yang tidak mampu pelaku dalam menahan nafsu seksual dan keinginan pelaku untuk balasa
1
Leden Marpaung , Kejahatan Terhadap Kesusilaan Dan Masalah Prevensinya , Jakarta :
2004,hal 6 .
Universitas Sumatera Utara
dendam terhadap sikap, ucapan korban,perilaku korban yang dianggap menyakiti dan merugikan pelaku , namun faktor pelaku pun dipengaruhi oleh faktor lain yaitu gaya
hidup , mode pergaulan , Antara laki laki dan perempuan yang sudah tidak mengindahkan etika ketimuran, rendah nya pengalaman dan penghayatan terhadap
norma norma keagamaan yang ada ditengah kehidupan nya karena nilai nilai agama sudah mulai terkikis di masyarakat atau pola relasi horizontal yang cenderung
meniadakan peran agama adalah sangat potensial untuk mendorong seseorang berbuat jahat dan merugikan orang lain.Tetapi kejahatan pemerkosaan pun tentu tidak akan
timbul apabila adanya control dari masyarakat.
2
Anak – anak menjadi korban pemerkosaan Child Rape adalah kelompok
yang paling sulit pulih . Mereka cenderung akan menderita trauma akut. Masa depan anak tersebut akan hancur , dan bagi anak yang tidak kuat menanggung beban , maka
pilihan satu-satunya adalah bunuh diri. Perasaan merasa perempuan yang sudah tidak terhormat lagu, malu karena cibiran masyarakat akan menghantui para korban tinndak
pidana pemerkosaan. Anak korban tindak pidana pemerkosaan mengalami penderitaan yang lebih berat lagi karena akan menjadi trauma yang akan mengiringi
perjalanan hidup anak tersebut, anak yang mengalami traumatic korban pemerkosaan. Akan cenderung takut bertemu dengan laki laki, menjadi takut untuk menjalin
pertemanan dengan laki-laki.
2
Rena Yulia, Victimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan ,Yogyakarta 2010
,hal 21
Universitas Sumatera Utara
Stres akibat pemerkosaan dapat dibagi menjadi dua yaitu stres langsung dan stres jangka panjanng. Stres langsung yaitu reaksi yang terjadi setelah pemerkosaan
yaitu kesakitan secara fisik, rasa bersalah , takut , cemas , malu , marah , dan perasaan tidak berdaya . stress jangka panjang yaitu gejala psikologis yang dirasakan oleh
korban pemerkosaan sebagai rasa trauma yang menjadikan korban kurang memiliki rasa percaya diri , menutup diri dari pergaulan dan reaksi lainya yang dirasakan
korban. Pada saat ini hukum Indonesia sudah mengatur secara khusus mengenai
perlindungan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak – anak.
Diantara nya lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak lalu , Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga , Undang Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.Meskipun sudah diatur secara khusus tetapi dari
sudut pandang hukum acara pidana , korban tetap memiliki kedudukan yang pasif ,karena kepentingan korban diwakilkan oleh Jaksa Penuntut Umum. Bahkan dalam
prakteknnya banyak aparat hukum yang menolak untuk menegakkan hukum apabila kejahatan itu berlangsung didalam lingkup domestik. Pada praktek nya di Pengadilan
terdapat cara pandang hakim dan jaksa yang konvensional terhadap korban kejahatan seksual anak
– anak , seperti yang diunggkapkan oleh Jaringan Kerja Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan :
Universitas Sumatera Utara
“ Dalam menangani kasus perkosaan anak sebagai kasus kejahatan terhadap manusia yang berdampak serius terhadap masa depan korban , hakim
sebaiknya mengubah sikap dan cara pandang nya . Hakim sepatut nya menjatuhkan hukuman seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku kepada
pelaku , dengan memperhatikan kepentingan korban “
Kekerasan seksual terhadap anak , menyebabkan anak sebagai korban seharusnya mendapat perhatian khusus oleh lembaga hukum dan aparat aparat
hukum, seluruh lembaga hukum , aparat hukum , dan masyarakat seharusnya mencari apa yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan seksual seperti pemerkosaan yang
menjadikan anak sebagai korban nya. Perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban pemerkosaan memerlukan perhatian khusus dari lembaga hukum , aparat
hukum dan masyarakat , karena anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus dijaga dan dilindungi.
B. Ruang Lingkup Permasalahan