Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada Kata Bilangan

36 disebabkan seringnya mereka melihat benda-benda tersebut di lingkungan sekitarnya, sehingga mereka mampu mengucapkannya dengan baik. Dila mampu mengidentifikasi benda-benda yang ada disekitarnya dengan baik, bukan hanya itu pemerolehan bahasa Dila juga bertambah dengan tokoh kartu yang disukainya. Aktivitas yang dilakukan oleh Dila setiap hari, seperti pergi ke sekolah naik becak, dan memakai guling ketika sedang tidur akan menjadi pemerolehan kosa kata dasar benda bagi Dila. Selain benda-benda yang berada di lingkungan sekitarnya, tontonan anak melalui media sosial juga memengaruhi perkembangan kosa kata anak. Seperti acara tontonan anak, upin ipin dan sponsbob yang sering di lihatnya di TV. Keluarga dalam hal ini perlu membatasi tontonan anak agar anak tetap terkendali dalam memilih acara TV yang dilihatnya setiap hari. Pemerolehan kosa kata dasar anak berasal dari apa yang dilihatnya setiap hari dan hal-hal yang mampu menarik perhatian anak. Seorang anak akan lebih baik jika diawasi dalam hal memilih acara TV yang akan dinikmatinya setiap hari agar anak dapat tetap terkendali dalam pemerolehan bahasa, sehingga setiap kosa kata yang dikeluarkannya sesuai dengan umurnya saat ini.

4.1.4 Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada Kata Bilangan

Universitas Sumatera Utara 37 Kosa kata bilangan pokok, misalnya: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, dua puluh, sebelas, dua belas, seratus, dua ratus, gopek, seribu, dan dua ribu. Pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia pada bilangan, terdiri dari bilangan-bilangan yang sering didengar oleh anak, misalnya angka 1-10 dan nilai sejumlah uang yang sering didengarnya dari lingkungannya, sehingga nilai-nilai nominal yang tidak diketahui anak tidak menjadi pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia pada kata bilangan. Contoh percakapan 1 Nama : Naysila, Usia 4 Tahun Peneliti : Sila umurnya berapa? 66 Naysila : Eempat empat tahun. Peneliti : Buku Sila ada berapa nak? 67 Naysila : Tiga. Peneliti : Sila bisa hitung satu sampai sepuluh? 68 Naysila :Satu, dua, tiga, empat, lima, en nam enam, tujuh, lapan delapan, mbilan sembilan, sepuluh. Peneliti : Pinter.......Sila pensilnya itu ada berapa? 69Naysila : Hmmm...lapan delapan. Data 66 sampai 69 menunjukkan bahwa Naysila sudah mampu berhitung secara sempurna untuk bilangan satu sampai sepuluh. Naysila juga mendapat pujian dari peneliti untuk mampu menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti berusaha agar Naysila termotivasi untuk terus menjawab pertanyaan Universitas Sumatera Utara 38 dengan baik. Rangsangan yang diberikan membuat Naysila semakin termotivasi untuk menjawab pertanyaan peneliti. Naysila sudah mampu menghitung dengan baik itu dikarenakan Naysila sudah sering mendengar ajaran dari gurunya di sekolah. Anak umur empat tahun yang belum bersekolah tentu belum mampu menghitung dengan benar bilangan satu sampai sepuluh perlu penelitian yang lebih lanjut untuk membandingkan hal tersebut. Lingkungan sekolah terutama taman kanak-kanak yang memersiapkan anak untuk dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sekolah dasar. Pentingnya pendidikan bagi anak untuk dapat membantu anak memeroleh kosa kata dengan baik. Contoh percakapan 2 Nama : Putri, Usia : 3 tahun Peneliti : Putri tau gak ini berapa? sambil mengangkat dua jari. 70 Putri : Uua dua Peneliti : Adik putri ada berapa? 71 Putri : Satuu satu Peneliti : Uang ini berapa jumlahnya? 72 Putri : Gopek lima ratus rupiah Peneliti : Kalau ini uang berapa? menunjukkan uang seharga Rp 20.000 73Putri : Gak tahu Universitas Sumatera Utara 39 Data 70 sampai 73 menunjukkan bahwa putri sudah mengenal jumlah mata uang, mata uang yang dikuasainya adalah jumlah yang sering diperolehnya, bila diberikan jumlah uang yang lebih besar Putri tidak mampu menyebutkan jumlah uang yang benar karena tidak pernah diberi tahu. Putri hanya mengenal mata uang tertentu karena lingkungannya tidak memberikan uang yang nominalnya cukup besar. Hal ini baik untuk anak-anak sehingga mereka tidak berasumsi untuk memiliki banyak uang yang bukan kebutuhan anak-anak. Anak yang terlalu banyak diberi uang akan menimbulkan kebiasaan yang buruk, sehingga bila tidak diberi uang anak akan menangis. Kebiasaan memberi uang dapat menimbulkan sifat konsumtif bagi anak-anak dan mengakibatkan sifat boros yang akan menyusahkan keluarga, terutama orang tua. Contoh percakapan 3 Nama: Dila, Usia : 4 Tahun Peneliti : Dila masuk sekolah jam berapa? 74 Dila : Dam sepulo jam sepuluh Peneliti : Dila bisa hitung satu sampai sepuluh? 75 Dila : Satu, dua, tiga, empat lima, tujuh, lapan delapan Peneliti : Pinter, sayang teruskan ya… Dari data 74 dan 75 menunjukkan bahwa anak sudah dapat memeroleh kosa kata dasar bilangan, meskipun Dila belum sempurna menghitung satu sampai sepuluh. Peneliti tetap memberikan sitimulus berupa ucapan sayang yang Universitas Sumatera Utara 40 membuat anak merasa termotivasi untuk terus belajar, sehingga pemerolehan bahasa anak dapat berkembang dengan baik. Rangsangan atau respon positif harus terus diberikan kepada anak untuk menambah rasa kepercayaan dirinya. Ketika terjadi kesalahan, anak harus tetap diberi rangsangan yang baik, sehingga tidak menimbulkan ketakutan dalam dirinya untuk terus mencoba segala sesuatu. Seorang anak harus tetap ditanamkan rasa kepercayaan dirinya untuk terus menjawab pertanyaan meskipun salah, tetapi akan diperbaiki dengan cara yang halus tidak membuat anak menjadi takut.

4.1.5 Pemerolehan Kosa Kata Dasar Bahasa Indonesia pada Kata Nama- nama Bagian Tubuh