Bahan Pendukung Landasan Teori

Kajian Awal PU L P dari Kulit Buah Kakao Dengan M etode Organosolv 15 Laporan Hasil Penelitian rendemen 57,36, kadar selulosa 59,23, hemiselulosa 15,68, kadar lignin 19,74 dan bilangan kappa 26,63. http:pembuatanpulpacetocellunila.blogspot.com200906mempelajari- pembuatan-pulp-acetocell.html. Artati, Enny kriswiyanti ST. ,Penelitian ini mempelajari tentang proses organosolv pada delignifikasi enceng gondok menggunakan 2 pelarut etanol dan asam asetat. Pada penelitian ini, Batang enceng gondok dilakukan pengadukan dengan kecepatan 900 rpm. Perbandingan berat sampel dan volume larutan pemasak 1gram : 10 ml. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum proses delignifikasi dengan menggunakan larutan pemasak etanol 40 pada pH larutan 2 dan waktu pemasakan 2 jam dengan kadar selulosa 69 , untuk larutan pemasak asam asetat 50 pada penambahan katalis 20 ml dan waktu pemasakan juga 2 jam dan kadar selulosa 50. http:sirine.uns.ac.idpenelitian.php?act=detailidp=347judul=Delignif ikasi20Enceng20Gondok20dengan20Proses20Organosolv.

2.4. Bahan Pendukung

 Aquadest Air digunakan pada proses pembuatan pulp Kulit buah kakao. Kulit buah kakao yang telah dimasak ditambahkan air sehingga sebagai pengencer atau pencucian.  Methanol Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH 3 OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas berbau lebih ringan daripada etanol. Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. Kajian Awal PU L P dari Kulit Buah Kakao Dengan M etode Organosolv 16 Laporan Hasil Penelitian

2.5. Landasan Teori

Pembuatan pulp dari Kulit buah kakao dengan proses Organosolv sangat cocok untuk dilakukan, Proses organosolv adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia organik seperti misalnya metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sangat efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Dengan menggunakan proses organosolv diharapkan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh industri pulp dan kertas akan dapat diatasi. Hal ini karena proses organosolv memberikan beberapa keuntungan, antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi, daur ulang lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih aman terhadap lingkungan, dapat menghasilkan by-products hasil sampingan berupa lignin dan hemiselulosa dengan tingkat kemurnian tinggi. Ini secara ekonomis dapat mengurangi biaya produksi, dan dapat dioperasikan secara ekonomis pada kapasitas terpasang yang relatif kecil yaitu sekitar 200 ton pulp per hari. Dalam pembuatan pulp proses organosolv dipengaruhi oleh beberapa factor, yakni : 1. Waktu Pemasakan Semakin panjang waktu pemasakan, menyebabkan semakin banyak kadar alpha sellulosa yang diperoleh. Namun proses pemasakan yang terlalu lama menyebabkan sellulosa ikut terhidrolisa, sehingga menurunkan hasil pulp. Waktu pemasakan yang digunakan dalam proses pembuatan pulp antara 2 – 4 jam. Casey, 1960. Enny Kriswiyanti Artati ST, peneliti terdahulu telah meneliti menggunakan proses Organosolv solvent etanol dengan bahan enceng gondok akan diperoleh suatu kondisi optimum pada waktu berkisar 1 – 3 jam. 2. Konsentrasi Larutan Pemasak Semakin tinggi kosentrasi larutan pemasakan akan memperbesar kecepatan reaksi, sehingga lignin yang terhidrolisa per Kajian Awal PU L P dari Kulit Buah Kakao Dengan M etode Organosolv 17 Laporan Hasil Penelitian satuan waktu semakin banyak. Tetapi kosentrasi larutan pemasak yang terlalu tinggi, akan menyebabkan sebagian sellulosa ikut terhidrolisa sehingga kadar Alpha sellulosa akan menurun. Casey, 1960. Enny Kriswiyanti Artati ST, peneliti terdahulu telah meneliti enceng gondok menggunakan proses Organosolv menggunakan solvent etanol diperoleh suatu kondisi optimum pada konsentrasi sekitar 40 - 50 solvent. Menurut Ullman’s, Selulosa merupakan penyusun utama kayu berupa polimer alami yang panjang dan linier terdiri dari residu -D- glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida pada posisi C1 dan C4. selulosa mempunyai sifat antara lain berwarna putih, berserat, tidak larut dalam air dan pelarut organik serta mempunyai kuat tarik yang tinggi. Dalam kondisi asam yang kuat dan konsentrasi alkohol yang berlebih, akan terjadi reaksi etherifikasi selulosa yaitu reaksi antara selulosa dengan alkohol membentuk ether. Reaksinya sebagai berikut : 3. Ratio Liquor Dalam hal ini perbandingan antara larutan pemasak dengan bahan baku yang semakin besar akan memberikan kontak antara cairan dengan padatan yang semakin luas dan merata. Tetapi pemakaian Kajian Awal PU L P dari Kulit Buah Kakao Dengan M etode Organosolv 18 Laporan Hasil Penelitian larutan pemasak yang berlebih tidak menguntungkan, karena ada sebagian sellulosa yang ikut terhidrolisa sehingga dapat menurunkan kadar sellulosa. Casey, 1960. Enny Kriswiyanti Artati ST, peneliti terdahulu, menggunakan pelarut ethanol maupun methanol, menyimpulkan suatu kondisi proses organosolv berjalan sempurna dengan perbandingan ratio liquor 1: 4 hingga 1 : 8 4. Suhu Pemasakan Suhu pemasakan sangat berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Berdasarkan peneliti terdahulu, dengan proses organosolv pelarut etanol, maka Suhu yang digunakan antara 50 - 60 o C. Karena senyawa methanol yang mudah terbakar. 5. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan kadar lignin yang masih tersisa dalam pulp. Pencucian dilakukan dengan aquadet hingga warna pulp menjadi pucat. 6. Pengadukan Pengadukan berpengaruh dalam kontak solvent terhadap bahan, sehingga dapat melarutkan lignin sebanyak dari bahan. Peneliti terdahulu menyimpulkan putaran pengadukan berkisar 400 rpm. Kajian Awal PU L P dari Kulit Buah Kakao Dengan M etode Organosolv 19 Laporan Hasil Penelitian

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Bahan – bahan yang diperlukan

Bahan – bahan yang dibutuhkan dalam penelitian adalah Kulit Buah Kakao yang di ambil dari perkebunan PTPN XII di kota Jember, dengan berjenis Kakao lindak, dengan analisa awal bahan baku pada tabel 3.1. Bahan Methanol yang di beli pada toko Kimia Brataco Tidar Surabaya. Tabel 3.1. Analisa awal bahan baku PARAMETER KOMPOSISI α- Sellulosa 14,583 Lignin 4,315 Kadar Air 10,35 Kadar Abu 2,8

3.2. Alat – alat yang digunakan

1. Labu Leher Tiga 2. Kondensor 3. Termometer 4. Kertas Saring 5. Pemanas Listrik 6. Motor Pengaduk 7. Oven 8. Desikator