Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional I 7
pada suatu waktu tertentu diperlukan pemahaman tentang bahasa itu untuk satu rentangan waktu. Sebagai pemakai, bahasa dapat ditelaah
dari “keberadaan” bahasa itu sendiri tanpa terikat oleh rentangan waktu yang berbeda. Kajian diakronik dianggap terlalu sederhana karena
hanya mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang terpisah-pisah, sedangkan kajian sinkronik dipandang lebih rumit karena harus
mendeskripsikan bahasa itu sendiri.
1.3.1.1 Sinkronik
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktumasa. Dengan
demikian, linguistik sinkronis mempelajari bahasa sezaman. Fakta dan data bahasa adalah rekaman yang diujarkan oleh
pembicara, atau bersifat horisontal. Linguistik sinkronis mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu,
misalnya mempelajari bahasa Indonesia di masa reformasi saja.
Saussure mengemukakan bahwa kajian bahasa secara sinkronis amat perlu, meskipun beliau banyak berkecimpung
dalam kajian diakronis. Baginya, kajian sinkronis bahasa mengandung
kesistematisan tinggi,
sedangkan kajian
diakronis tidak. Kajian sinkronis justru lebih serius dan sulit. Sistem keadaan bahasa ‘sinkronik’ seperti sistem permainan
catur. Setiap buah catur setara dengan suatu unit bahasa
memiliki tempat tersendiri dan memiliki keterkaitan tertentu dengan buah catur lain, dan kekuatan serta pola gerakjalan
tersendiri.
1.3.1.2 Diakronik
Kata diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia yang berarti melalui, dan khronos yang berarti waktu, masa. Linguistik
diakronis adalah linguistik yang menyelidiki perkembangan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional I 8
suatu bahasa dari masa ke masa. Linguistik diakronis adalah semua yang memiliki ciri evolusi. Ada berbagai contoh untuk
melukiskan dualisme intern sinkronis dan diakronis. Jika seseorang hanya melihat sisi diakronis bahasa, maka
yang ia lihat bukan lagi langue, melainkan sederet “peristiwa”
dan merupakan parole. Linguistik diakronis akan menelaah hubungan-hubungan di antara unsur-unsur yang berturutan
dan tidak dilihat oleh kesadaran kolektif yang sama, dan yang satu menggantikan yang lain tanpa membentuk sistem di
antara mereka. Sebaliknya, linguistik sinkronis akan mengurusi hubungan-hubungan
logis dan
psikologis yang
menghubungkan unsur-unsur yang hadir bersama dan membentuk sistem, seperti dilihat dalam kesadaran kolektif
yang sama.
1.3.2 Bentuk-Substansi
Dikotomi antara bentuk dengan substansi menekankan bahwa kajian linguistik harus ditinjau dari segi bentuk dan substansi. Bagi Saussure,
substansi penting, namun bentuk lebih penting. Oleh karena itu, dalam kajian bahasa, nilai suatu unsur langsung atau tidak langsung sangat
bergantung pada nilai unsur lain.
1.3.3 Signifie-Signifiant
Bahasa adalah alat komunikasi di dalam masyarakat yang menggunakan sistem tanda yang maknanya dipahami secara
konvensional oleh anggota masyarakat bahasa tersebut. Tanda bahasa terdiri atas dua unsur yang tak terpisahkan yaitu unsur citra akustik
signifiantpetanda dan unsur konsep signifiepenanda. Hubungan kedua unsur ini didasari konvensi dalam kehidupan sosial. Kedua
unsur ini terdapat di dalam pikiran atau kognisi pemakai bahasa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional I 9
Saussure berpendapat bahwa bahasa meliputi suatu himpunan tanda satu lambang yang berupa menyatunya signifiant bunyi ujaran
dengan signifie makna. Kedua bagian itu tidak dapat dipisahkan karena ujaran dan makna ditentukan oleh adanya kontras terhadap
lambang-lambang lain dari sistem itu. Bahasa tanpa suatu sistem tidak akan ada dasar yang dapat dipergunakan untuk membedakan bunyi-
bunyi yang ada ataupun konsep-konsep yang ada.
1.3.3.1 Signifie
Signifie adalah makna suatu bahasa. Signifie penanda merupakan pengertian atau kesan makna yang ada dalam
pikiran kita. Setiap tanda tidak dapat dipisahkan dari tanda yang lain baik lafal maupun maknanya. Dari segi mental, bahasa
merupakan suatu totalitas pikiran dalam jiwa manusia. Dari segi fisik, bahasa adalah getaran udara yang lewat suatu tabung
dalam alat bicara manusia. Jadi, bahasa merupakan pertemuan antara totalitas pikiran dalam jiwa dan getaran yang dibuat
manusia melalui alat-alat bicaranya. Misalnya gambar meja dilambangkan dengan meja Indonesia, table Inggris. Apabila
ada orang berujar meja dan kita mendengar rentetan bunyi m, e, j, a itulah yang disebut signifiant, sedangkan bayangan kita
terhadap sebuah meja disebut signifienya, yaitu sebuah prabot rumah tanggakantor berkaki, permukaannya datar, bisa
berbentuk bundar, atau bersegi, dan deskripsi lainnya tentang meja.
1.3.3.2 Signifiant