Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal

19 tertentu secara terus-menerus, berubah-ubah dan tidak ada henti-hentinya. Selain itu proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain.

2. Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi antar pribadi interpersonal communication terdapat peserta-peserta yang berinteraksi. Komunikator meng-encode suatu pesan kepada komunikan. Komunikan meng-decode pesan yang diterimanya itu, untuk kemudian memberikan tanggapan. Jika tanggapan itu ia lakukan secara terbuka overty, maka pada gilirannya ia menjadi komunikator, sebab ia meng-encode tanggapannya itu dan menyampaikannya kepada komunikator semula yang pada gilirannya menjadi komunikan Effendy, 1981 : 33. Komunikatorencoder A menyampaikan pesan kepada komunikan decoder B. setelah B men-decode pesan yang ia terima dari A itu, pada gilirannya B meng-encode tanggapannya kepada A. tanggapan B kepada A itu dinamakan feedback atau arus balikumpan balik. Arus balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi, sebab ia menerangkan kepada komunikator bagaimana pesan komunikator diterima dan ditanggapi oleh komunikan. Menurut Effendy 1981 : 33 arus balik bisa bersifat verbal dalam bentuk kata seperti “ya” untuk tanda setuju atau kata “tidak” untuk menolak; bisa juga bersifat non- verbal dalam bentuk gerakan anggota badan seperti mengangguk tanda 20 setuju, menggeleng kepala tanda tidak mau, mengerutkan kening tanda tidak mengerti, mencibirkan bibir tanda mengejek, dan sebagainya. Komunikasi interpersonal dapat pula disebut sebagai komunikasi tatap muka, karena ketika komunikasi berlangsung, komunikator dan komunikan saling berhadapan dan saling melihat. Dalam situasi komunikasi seperti ini komunikator dapat melihat dan mengkaji diri si komunikan secara langsung. Glueck dalam Widjaja, 2000 mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam kelompok kecil manusia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan secara langsung atau bertatap muka dan feedback bisa langsung terjadi pada saat itu juga, sehingga yang tadinya berperan sebagai komunikan berubah menjadi komunikator, dan seterusnya. Kemampuan dalam menjalin komunikasi interpersonal menurut De Vito 1996 sebagai berikut: a Confidence, yaitu keyakinan yang dimiliki komunikator untuk dapat mengontrol kecemasan atau hambatan atau rasa malu selama menjalin komunikasi. b Imediacy, yaitu kemampuan menyatakan secara spontan atau perasaan-perasaan, hubungan kontak serta kebersamaan pada lawan bicara. 21 c Interaction management, yaitu adanya aturan main dalam menjalin komunikasi interpersonal seperti gerakan mata, tubuh dan wajah, ekspresi vocal serta mempertahankan kelancaran komunikasi. d Expressiveness, yaitu kemampuan yang menunjukkan keterlibatan penuh pada lawan bicara selama menjalin komunikasi interpersonal. e Other orientation, yaitu individu lebih berorientasi pada orang lain bukan pada dirinya sendiri. Di sini individu menyampaikan orientasinya pada orang lain baik secara verbal maupun non-verbal.

3. Faktor, Sifat, Motif, dan Tujuan Komunikasi Interpersonal