4
dicalcium phosphate sumber fosfor dan kalsium, Bioyeast, dan premix digunakan sebagai bahan aditif dalam komposisi pakan.
Tabel 3. Hasil analisa proksimat berat kering dan energi pada pakan uji
Komposisi proksimat Perlakuan
WB 0 WB 10
WB 20 WB 30
Protein 28,93
29,25 28,83
28,27 Lemak
5,47 5,55
6,02 7,34
Kadar abu 11,66
10,14 11,03
10,24 Serat Kasar
3,57 4,58
5,32 5,80
Kadar air 7,83
9,73 9,19
7,77 BETN
1
42,54 40,75
39,61 40,58
GE Kcal100gpakan
2
387,84 383,05
380,44 393,69
DE kcall kg
3
2519,12 2492,05
2486,92 2598,49
CP kcalg
4
8,71 8,52
8,63 9,19
KHL
5
7,78 7,34
6,58 5,53
Keterangan: 1 Bahan ekstrak tanpa nitrogen
2 Gross energy 1 g protein = 5,6 kcal GE, 1 g BETN = 4,1 kcal GE, 1 g lemak = 9,4 kcal GE Watanabe 1988 3 Digestible energy 1 g protein= 3,5 kcal DE,1 g lemak= 8,1 kcalDE,1 g BETN= 2,5 kcal DE NRC 1997
4 Rasio energiprotein 5 Rasio Karbohidratlemak
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat nilai proksimat pakan uji, Pakan uji yang diberikan memiliki nilai isoenergi dan isoprotein, Pakan uji mengandung
kadar lemak yang berbeda-beda dengan adanya peningkatan proporsi wheat bran sampai 30. Kandungan serat kasar pakan uji juga meningkat antara 3,57-5,80,
hal ini menunjukan penggunaan proporsi wheat bran sampai 30 dalam pakan uji meningkatkan kadar lemak dan serat kasar pakan.
2.2. Pemeliharaan Ikan Uji
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila dengan bobot awal 13,2 ± 0,28 g. Wadah pemeliharaan yang digunakan terdiri dari tiga buah
kolam masing-masing berukuran 5 x 6 x 1 m
3
, dan tiap kolam diisi empat buah hapa yang berukuran 2 x 3 x 1 m
3
dengan dilengkapi aerasi di dalamnya, dapat dilihat pada Gambar 1. Setiap kolam dijadikan ulangan yang terdiri dari empat
perlakuan dengan padat tebar 100 ekorhapa. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap tujuh hari sekali selama pemeliharaan, terdiri dari oksigen terlarut, suhu,
pH dan TAN Total Amonia Nitrogen dengan hasil seperti Tabel 4.
5
Gambar 1. Media pemeliharaan ikan nila selama budidaya 50 hari Tabel 4. Kualitas air kolam pemeliharaan ikan uji
Parameter Kisaran kualitas air
Kolam U 1 Kolam U 2
Kolam U 3
Oksigen terlarut ppm 4,26 - 8,27
4,25 – 8,49 4,16– 8,33
Suhu C
27,80 – 29,00 27,90 – 28,80
28,30 – 29,60 pH
8,00 – 8,50 8,00 – 8,50
8,00 – 8,50 Total ammonia nitrogen ppm
0,20 – 0,70 0,40 - 0,60
0,40 – 0,70
Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation sekenyangnya. Pemeliharaan
ikan dilakukan selama 50 hari dengan sampling bobot biomassa dilakukan setiap 10 hari sekali.
Pengukuran kecernaan total dilakukan di awal pemeliharaan selama 21 hari, Pemeliharaan ikan menggunakan 12 akuarium, masing-masing berukuran
60x40x40 cm
3
yang dilengkapi sistem aerasi dan resirkulasi Gambar 2. Berat rata-rata ikan nila yang digunakan 13,2 ± 0,28 g dengan kepadatan 10 ekor per
akuarium. Ikan diadaptasikan selama tujuh hari dan diberikan pakan uji mengandung Cr
2
O
3
0,5, Pengumpulan feses dilakukan selama 14 hari, dimulai hari ke delapan setelah masa adaptasi pakan. Pengambilan feses dilakukan
dengan penyiponan segera setelah ikan mengeluarkan feses untuk menghindari pencucian feses. Feses yang telah terkumpul di dalam botol film dimasukan ke
dalam frezer yang selanjutnya dikeringkan di dalam oven bersuhu 110 C selama
6
4-6 jam. Selanjutnya dilakukan pengukuran kromium dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 350 nm.
Gambar 2. Media pemeliharaan ikan nila pengukuran kecernaan
2.3. Analisa Kimia