4.1.4 Hepatosomatic index
Nilai hepatosomatic index HSI yang diperoleh dari ikan gurame hasil perlakuan rElGH dosis 3 mgkg pakan lebih besar dibandingkan dengan kontrol.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung rElGH pada penelitian ini dapat meningkatkan bobot hati sebesar 16,12 lebih besar
dibandingkan dengan kontrol Gambar 4. Peningkatan bobot hati diduga terkait erat dengan peningkatan ukuran hepatosit Gambar 3.
Gambar 3. Nilai hepatosomatic index HSI ikan gurame Osphronemus goramy ikan kontrol dan yang diberi perlakuan rElGH pada dosis 3 mgkg pakan.
Pemberian rElGH 2 kali dalam seminggu selama 8 minggu perlakuan dan dilanjutkan pemeliharaan tanpa perlakuan rElGH selama 4 minggu.
Pengambilan sampel dilakukan pada minggu ke-12 akhir pemeliharaan.
4.1.5 Ekspresi Gen IGF-1 dan GHR-1
Tingkat ekspresi gen IGF-1 di organ hati dan otak pada jam ke-24 setelah pemberian pakan mengandung rElGH adalah sama antara kontrol dan perlakuan
rElGH Gambar 4. Demikian juga tingkat ekspresi gen GHR-1 pada kedua organ
tersebut sama antara perlakuan dan kontrol Gambar 4.
Gambar 4. Ekspresi gen insulin-like growth factor-1 IGF-1, growth hormone
receptor -1 GHR- 1, dan β-aktin pada hati dan otak ikan gurame kontrol
dan perlakuan pakan mengandung hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang rElHP pada jam ke-24 setelah pemberian pakan. A=
Hasil elektroforesis DNA; B= Level ekspresi gen IGF- 1β-aktin dan GHR-
1β-aktin. OK24 otak ikan kontrol jam ke-24, OP24 otak ikan perlakuan jam ke-24, HK24 hati ikan kontrol ikan jam ke-24 dan HP24 hati ikan
perlakuan ikan jam ke-24.
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan ikan perlakuan rElGH pada akhir penelitian tetap lebih tinggi meskipun pemberian rGH telah dihentikan pada minggu ke-8 Gambar 1.
Hasil yang serupa juga dilaporkan oleh Promdonkoy et al. 2004 pada ikan koki Carassius auratus yakni peningkatan pertumbuhan bobot tetap diperoleh
meskipun perlakuan rGH telah dihentikan selama 4 minggu. Selain menunjukkan peningkatan biomassa total pada perlakuan dosis 3
mgkg pakan, juga menunjukkan peningkatkan SGR dan tinggi badan serta menurunkan tingkat konversi pakan secara signifikan P0,05 dibandingkan
dengan kontrol Tabel 2. Peningkatan tersebut disebabkan karena hormon rGH yang diberikan melalui pakan ini diduga dapat diterima oleh reseptor dalam tubuh
sehingga memberikan pengaruh yang terjadi melalui mekanisme secara langsung Gambar 4. Selanjutnya, penurunan FCR pada ikan perlakuan disebabkan
meningkatnya nafsu makan pada ikan. Kecepatan dalam mengkonsumsi pakan akan menghindari kerusakan pakan akibat pencucian leaching saat pemberian.
Selanjutnya cepatnya pakan diterima dan masuk ke dalam saluran pencernaan mengakibatkan proses penyerapan lebih cepat dan lebih baik sehingga
menyebabkan pemberian pakan lebih efisien. Hal ini terbukti dari peningkatan konversi pakan Tabel 2. Pemberian rGH dalam menurunkan FCR juga