Standar dan Sasaran Kebijakan Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan data di lapangan melalui wawancara, observasi atau pengamatan secara langsung dan data sekunder yang berkaitan dengan implementasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang, maka data-data tersebut dapat disajikan dan kemudian dianalisis. Implementasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang dapat dilihat dari lima variabel implementasi yaitu standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi hubungan antar organisasi, karakteristik agen pelaksana dan kondisi sosial.

V.1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Setiap program mempunyai standar dan sasaran tertentu. Standar dan sasaran yang tercakup dalam implementasi Program keluarga Harapan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II dapat dilihat dari beberapa hal yaitu mekanisme dan prosedur pelaksanaan, kesesuaian besar bantuan, kesesuaian waktu penerimaan dana, serta manfaat Program Keluarga Harapan yang dirasakan oleh para peserta PKH.

a. Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

1. Pemilihan dan Penetapan Peserta PKH Secara prosedur, pelaksanaan pemilihan dan penetapan peserta diawali dengan verifikasi status kemiskinan rumah tangga yang dilakukan dengan survey terhadap calon penerima bantuan, selanjutnya penyampaian data survey BPS ke UPPKH Universitas Sumatera Utara Pusat, kemudian UPPKH Pusat menetapkan calon peserta PKH berdasarkan kuota RTSM perkecamatan, lalu penyerahan data RTSM dari UPPKH Pusat Ke UPPKH Kota Dinas Sosial Kota, dan terakhir dilakukan validasi data sewaktu pertemuan awal. Namun yang terjadi dilapangan pada tahap terakhir yaitu validasi data tidak dilakukan sepenuhnya seperti itu. Data dilapangan menunjukkan pemilihan peserta PKH diawali dengan verifikasi status kemikinan oleh BPS dengan melakukan survey ke rumah tangga miskin, dan data hasil survey diajukan ke BPS Pusat untuk dilakukan pengurutan rumah tangga berdasarkan tingkat kemiskinan yaitu kategori hampir miskin, miskin dan sangat miskin . Setelah dipilih data kategori rumah tangga sangat miskin atau RTSM, maka diberikan kepada UPPKH Pusat untuk diturunkan ke UPPKH Kota, data tersebut telah berupa daftar RTSM calon penerima PKH beserta alamatnya. Dan pendamping melakukan validasi data dengan survey ke RTSM. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Koordinator UPPKH Kota, Bapak Erwin Sidabutar, Amd dalam hasil wawancara berikut: “Pertama BPS survey kelapangan, dan data diajukan ke BPS Pusat dan pusat mengkategorikan rumah tangga. Dipilih kategori untuk PKH, rumah tangga sangat miskin. Dan data RTSM tadi diberikan BPS kepada UPPKH Pusat untuk diturunkan ke setiap daerah penerima PKH. Data itu berisi nama RTSM calon penerima PKH dan juga alamatnya. Berdasarkan data inilah pendamping survei ke rumah RTSM tersebut dalam melakukan validasi data .” Berdasarkan data RTSM, langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu penetapan peserta dengan melakukan validasi terhadap RTSM calon peserta sewaktu pertemuan awal. Namun, untuk menghindari adanya kesalahan dalam menetapkan sasaran dan menghindari gejolak-gejolak masyarakat maka validasi Universitas Sumatera Utara ini dilakukan sebelum pertemuan awal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koordinator UPPKH Kota, Bapak Erwin Sidabutar yaitu: “Seharusnya validasi dilakukan sewaktu pertemuan awal tapi ini dilakukan sebelum pertemuan awal, ini untuk menghindari gejolak-gejolak masyarakat. Tujuan validasi untuk melihat data RTSM tadi betul gak dia orangnya,minta KTP nya, KK, baru dicocokkan betul gak itu suaminya, anaknya dan dilihatlah kondisi rumahnya, miskin, atau dia mampu setelah benar-benar dia orangnya baru dikasih undangannya”. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses pemilihan dan penetapan peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah tepat sasaran walaupun dalam prosedur akhirnya yaitu validasi data dilakukan lebih awal yang seharusnya dilakukan pada pertemuan awal. Hal ini dilakukan untuk memperoleh ketepatan sasaran RTSM yang benar-benar memenuhi kriteria PKH. 2.Pertemuan awal Sesuai ketentuan, pertemuan awal dilakukan sebagai tahap dasar pengenalan Program Keluarga Harapan kepada peserta PKH. Data dilapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan pertemuan awal bagi peserta PKH dilakukan di Aula Kantor Kelurahan Padang Bulan Selayang II, dan pada saat pertemuan awal dilakukan sosialisasi PKH, sebagaimana yang diungkapkan oleh Koordinator UPPKH Kota, Erwin Sidabutar, Amd dalam hasil wawancara bertikut : “Pada waktu pertemuan awal itu dijelasin tentang PKH, kenapa peserta bisa dapat PKH, kewajibannya apa, sangsi yang diterima kalau tidak memenuhi kewajiban”. Pernyataan dari koordinator UPPKH Kota sama dengan yang diungkapkan oleh pendamping melalui wawancara berikut: “Waktu pertemuan awal kita menjelaskan tentang PKH kepada peserta, tujuan PKH apa, kewajiban yang harus dilakukan oleh peserta, sangsi Universitas Sumatera Utara yang diterima kalau tidak penuhi kewajiban, dan disitu juga langsung dibentuk kelompok dan dipilih ketua kelompok ibu peserta PKH. Dan pihak kecamatan juga hadir disana camat, lurah,kepling dan juga pihak pelayanan kesehatan dan pendidikan” Dari hasil wawancara pendamping diatas dapat diketahui bahwa pada saat pertemuan awal selain dilakukan sosialisasi PKH juga telah dilakukan pembentukan kelompok dan ketua kelompok Ibu Peserta PKH. Pihak kecamatan, pihak pelayanan kesehatan dan pendidikan juga hadir pada saat pertemuan awal tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pertemuan awal di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan pedoman PKH. 3.Pembayaran atau pencairan bantuan dana PKH Sesuai petunjuk pelaksanaannya, pembayaran atau pencairan bantuan PKH hanya diberikan kepada peserta PKH sendiri, penerimaan bantuan tidak dapat diwakilkan. Pembayaran atau pecairan dana bagi para peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II dilakukan di Kantor Pos Tanjung Sari atau wilayah Kecamatan Medan Selayang. Dimana, bantuan harus diambil sendiri oleh peserta PKH dengan membawa KTP dan Kartu PKH sebagai bukti yang menunjukakan bahwa peserta adalah anggota PKH. Pengambilan bantuan PKH tidak dapat diwakilkan, kecuali apabila peserta tersebut sakit keras tetapi dengan syarat ada surat keterangan sakit dari puskesmas dan pihak yang mewakili tadi juga harus bawa KTP dan Kartu PKH peserta dalam pengambilan bantuan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Pendamping PKH, Ibu Roslina Harahap dalam hasil wawancara berikut: Universitas Sumatera Utara “Para peserta tidak boleh ngambil bantuan kalau tidak bawa KTP dan Kartu PKH mereka. Kalau hanya bawa KTP atau Kartu PKH aja,bantuan juga tidak dapat diambil. Peserta wajib bawa dua-duanya.Dalam ngambil bantuan harus diambil oleh peserta sendiri, pengambilan dapat diwakilkan kalau peserta sakit keras tapi harus ada surat keterangan sakit dari puskesmas.dan pihak yang mewakili juga harus bawa kartuPKH dan KTP dari peserta tersebut “ Hal yang sama juga diungkapkan oleh para peserta PKH: “Kalau ambil dana di kantor pos harus kita sendiri yang ambil dan bawa KTP dan Kartu PKH. Kalau tidak ada yang dua ini, bantuan tidak akan diberikan. Ngambil bantuan boleh diwakilkan kalau lagi sakit tapi harus pake surat keterangan sakit dari puskesmas kalau gak ada surat keterangannya tidak bisa.” Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembayaran atau pencairan dana PKH bagi peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan PKH. 4.Pembentukan Kelompok Ibu Penerima PKH Sebagaimana ketentuannya maksud dari pembentukan Kelompok Ibu peserta PKH yaitu sebagai kontak bagi UPPKH atau pendamping untuk setiap kegiatan seperti antara lain sosialisasi, pelatihan, penyuluhan, penyelesaian masalah dan sebagainya selama program berlangsung. Dan ketua kelompok yang terpilih tidak diperkenankan memungut bayaran apapun dari peserta PKH. Data dilapangan menunjukkan bahwa pembentukan kelompok Ibu Peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah memudahkan pendamping dalam memberikan informasi kepada peserta PKH. Dimana, pendamping tidak perlu mendatangi satu-persatu rumah peserta PKH cukup berkoordinasi dengan ketua kelompok dan selanjutnya ketua kelompok yang akan menyampaikan informasi kepada peserta PKH. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pendamping sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara “Dengan dibentuk kelompok ibu penerima PKH ini, memudahkan saya dalam memberikan informasi kepada peserta. saya tidak perlu lagi mendatangi setiap rumah peserta cukup menghubungi ketua kelompok saja dan selanjutnya ketua akan menyampaikan pada anggotanya misalnya informasi tentang pengadaan pertemuan bulanan atau pemberian informasi mengenai PKH”. Selain itu, ketua kelompok Ibu penerima PKH yang terpilih juga tidak pernah melakukan pemungutan apapun kepada peserta PKH. Ini sesuai dengan ungkapan para peserta PKH berikut: “Selama ini ketua kelompok telah melaksanakan tugasnya dengan baik , kalau ada informasi pertemuan bulanan ketua selalu menyampaikan kepada kami dan ketua tidak pernah minta uang atau melakukan pemungutan apapun kepada peserta PKH”. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pembentukan kelompok Ibu Penerima PKH dan Ketua Ibu Penerima PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah berfungsi dengan baik dan sesuai ketentuan PKH. 5. Verifikasi Komitmen Verifikasi komitmen dilakukan terhadap kehadiran para peserta PKH baik di sekolah untuk komponen pendidikan maupun di posyandu untuk komponen kesehatan. Verifikasi komitmen para peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah dilakukan dengan baik oleh pihak sekolah dan juga pihak posyandu. Di sekolah, guru-guru telah melakukan pencatatatan kehadiran siswa sesuai dengan ketentuan PKH yaitu siswa wajib hadir disekolah minimal 85 dari hari sekolah dalam sebulan, dan pihak posyandu juga telah melakukan pencatatan terhadap kehadiran peserta PKH setiap bulannya dalam melakukan imunisasi maupun menimbang berat badan balita. Hal diatas sesuai dengan ungkapan dari pendamping PKH yaitu Ibu Roslina Harahap : ”Verifikasi yang dilakukan oleh pihak sekolah telah dilakukan dengan baik dan sesuai ketentuannya, guru telah melakukan pencatatan Universitas Sumatera Utara kehadiran siswa yang wajib hadir minimal 85 dan begitu juga dengan pihak posyandu juga telah melakukan pencatatan kehadiran perserta setiap bulannya bagi para peserta yang membawa anaknya ke posyandu. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan verifikasi komitmen bagi peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah sesuai dengan ketentuan PKH. 6. Penangguhan dan Pembatalan Sebagaimana prosedurnya, penangguhan dan pembatalan dilakukan apabila ada peserta yang tidak memenuhi kewajiban yang telah ditentukan sebelumnya. Penangguhan dan pembatalan bagi para peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II telah dilakukan sesuai prosedur. Dimana peserta yang tidak memenuhi kewajiban mereka selama 1 siklus pembayaran atau tiga bulan berturut-turut akan dilakukan penangguhan. Sedangkan pembatalan dilakukan apabila para peserta tidak memenuhi kewajiban 2 kali siklus pembayaran atau enam bulan berturut-turut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pendamping, Ibu Roslina Harahap sebagai berikut : “Penangguhan dilakukan apabila para peserta tidak memenuhi kewajiban selama 1 siklus pembayaran dan untuk pembatalan dilakukan apabila peserta tidak memenuhi kewajiban selama 2 siklus pembayaran. Para peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II tidak pernah mengalami penangguhan maupun pembatalan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh pendamping PKH: “Selama ini penangguhan dan pembatalan bagi peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II belum pernah terjadi karena rata- rata para peserta telah patuh dalam menjalankan kewajibannya baik dibidang kesehatan maupun pendidikan.” Universitas Sumatera Utara Dari wawancara diatas, dapat diketahui bahwa para peserta PKH di Kelurahan Padang Bulan Selayang II tidak pernah mengalami penangguhan dan pembatalan karena mereka telah patuh dan taat dalam menjalankan kewajiban mereka baik terkait di bidang pendidikan maupun di bidang kesehatan.

b. Kesesuaian besar bantuan