14. Persentase kriteria Garis Kemiskinan Buruh Harian Panen di
Daerah Penelitian .46
15. Pengeluaran Perkapita Pertahun Rumah Tangga Buruh Harian Panen
di Daerah Penelitian Tahun 2008 .47
16. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Karakteristik Sosial dan
Karakteristik Ekonomi Terhadap Tingkat Pendapatan di Daerah Penelitian..49
17. Rerata Konsumsi Pangan dan Non Pangan Tahun Rumah Tangga
Buruh Harian Panen di Daerah penelitian ..54
18. Alokasi PendapatanTahun Terhadap Pengeluaran Konsumsi Pangan dan
Non Pangan Rumah Tangga Buruh Panen di Daerah Penelitian 54
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
N0 Judul Halaman
1. Gambar Skema Kerangka Pemikiran .22
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
N0 Judul Halaman
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Buruh Harian Panen di Daerah Penelitian .58
2. Pendapatan Rumah Tangga Buruh Panen Perbulan di Daerah Penelitian .59
3. Total Pendapatan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Per Tahun di Daerah Penelitian
...60 4. Total Pendapatan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Pertahun dan
Pendapatan perkapita di Daerah Penelitian ...61
5. Pengeluaran Konsumsi Pangan Perbulan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Jeruk di Daerah Penelitian
..62 6. Pengeluaran Konsumsi Pangan Pertahun Rumah Tangga Buruh Panen
Harian di Daerah Penelitian ..63
7. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perbulan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Jeruk di Daerah Penelitian
.64 8. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Pertahun Rumah Tangga Buruh Harian
Panen Jeruk di Daerah Penelitian .65
9. Total Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Perbulan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Jeruk di Daerah penelitian
..66 10. Total Pengeluaran Konsumsi Pangan dan Non Pangan Pertahun Buruh
Harian Panen Jeruk di Daerah Penelitian 67
11. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendapatan
.68
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN
i RIWAYAT HIDUP
...iii KATA PENGANTAR
...iv DAFTAR ISI
..v DAFTAR TABEL
..vii DAFTAR GAMBAR
..ix DAFTAR LAMPIRAN
...x PENDAHULUAN
Latar Belakang ..1
Identifikasi Masalah ..9
Tujuan Penelitian ..10
Kegunaan Penelitian .11
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka ...12
Landasan Teori ..16
Kerangka Pemikiran ..19
Hipotesis Penelitian ...23
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian 24
Metode Pengambilan Sampel 24
Metode Pengumpulan Data 24
Metode dan Analisis Data ..25
Defenisi dan Batasan Operasional .27
Defenisi ..27
Batasan Operasional ...29
DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN
Keadaan Fisik dan Geografi ...30
Universitas Sumatera Utara
Keadaan Penduduk ..30
Sosial Ekonomi Penduduk ...31
Tata Guna Lahan ..33
Sarana dan Prasarana ....33
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Kegiatan Pemetikan Buah Jeruk .35
Gambaran Umum Sistem Pengupahan Buruh Harian Panen Jeruk ..36
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Buruh Harian Panen Jeruk
..37 PEMBAHASAN
Karakteristik Sosial dan Karakteristik Ekonomi Buruh Harian Panen Jeruk di Daerah Penelitian
39 Pendapatan Rumah Tangga Buruh Harian Panen di Daerah Penelitian 43
Pendekatan Garis Kemiskinan 1988 ...45
Pendapatan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Jeruk dilihat dari Pendekatan Kriteria BAPPENAS 2001
..47 Pengaruh Karakteristik Sosial dan Karakteristik Ekonomi Terhadap
Tingkat Pendapatan ...49
Distribusi Konsumsi Pangan dan Non Pangan Rumah Tangga Buruh Harian Panen Jeruk di Daerah Penelitian
..........50 Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Pendapatan
Rumah Tangga Buruh Harian Panen di Daerah Penelitian ...51
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 53
Saran ..54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau bekerja
pada sektor pertanian atau produk nasional yang berasal dari pertanian Danuwijaya, 1994.
Dalam perekonomian Indonesia, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting. Kondisi ini bukan saja disebabkan oleh besarnya jumlah
penduduk yang hidup dan bekerja disektor ini tetapi juga karena sektor ini merupakan salah satu sumber devisa bagi negara. Banyak komoditi pertanian yang
menjadi komoditi ekspor Indonesia Biro Pusat statistik, 2000. Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan
sektor pertanian termasuk tanaman perkebunan dan usahatani sebagai sektor pertanian yang terletak di daerah tropis sekitar khatulistiwa. Indonesia memiliki
beragam jenis tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, kondisi iklim yang memenuhi persyaratan tumbuh
tanaman, dan curah hujan rata-ratatahun yang cukup tinggi. Semua kondisi ini merupakan faktor-faktor ekologi yang cukup baik untuk membudidayakan
tanaman perkebunan dan usahatani Rahardi, 1997. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat agraris. Sebagian besar
penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan dan hidup bergantung dari sektor pertanian tradisional. Sektor pertanian perlu mendapat perhatian yang serius
Universitas Sumatera Utara
karena tidak sesuai lagi dengan kemajuan jaman, hal ini terlihat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Muyang, 1997.
Sektor pertanian pada dasarnya adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup petani yang dicapai melalui strategi investasi dan kebijakan
pengembangan profesional dan produktivitas tenaga kerja pertanian. Pengembangan IPTEK disertai penataan dan pengembangan kelembagaan
pedesaan secara konseptual maupun secara empiris, sektor pertanian layak dijadikan sektor andalan ekonomi nasional termasuk dalam meningkatkan
kesejahteran masyarakat petani Soepardi, 1999 Komoditas perkebunan mencakup tanaman usahatani dan tanaman
semusim. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan komoditas usahatani antara lain produktivitas tanaman yang belum optimal, proses diversifikasi
vertikal dan horizontal belum memadai dan peran kelembagaan yang masih lemah. Sedangkan keunggulan komparatif sub sektor usahatani dibandingkan
dengan sektor non migas lainnya disebabkan antara lain oleh adanya lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal dan berada dikawasan dengan iklim yang
menunjang serta adanya tenaga kerja yang cukup tersedia dan masih banyak bergantung pada sektor ini, sehingga dimasa mendatang sektor pertanian perlu
untuk ditingkatkan. Kondisi tersebut merupakan suatu hal yang dapat memperkuat daya saing harga produk usahatani Indonesia di pasaran dunia Raharjo, 1997.
Perkembangan usahatani jeruk menyebabkan daerah yang selama ini terisolir menjadi terbuka dan berpeluang mendorong kegiatan ekonomi sekitarnya.
Sumber daya alam yang mendukung saran produksi yang tersedia, kemudahan
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan pemerintah. Peningkatan produksi ini juga telah mendorong ekspor untuk menambah devisa sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara
pertanian setelah Malaysia. Pengembangan tanaman usahatani pada masa mendatang mempunyai tantangan, tantangan yang dihadapi yaitu mendapatkan
jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi daerah atau kondisi alamnya, prospek pemasaran yang baik untuk masa mendatang, juga merupakan hal yang terpenting
tanaman usahatani untuk mendukung industri sebagai salah satu sumber devisa negara serta kemakmuran rakyat Rochiman, 1994.
Produktivitas tanaman jeruk pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas yang diusahakan oleh tanaman hortikultura lainnya seperti
markisa, terung belanda, pisang, pepaya dan lain-lain Soerojo, 1991. Kabupaten Karo dan Dairi merupakan bagian wilayah Propinsi Sumatera
Utara yang memiliki potensi cukup besar sebagai daerah pengembangan jeruk. Daerah ini terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada
ketinggian 140-1.700 m diatas permukaan air laut. Kedalaman efektif tanah pada umumnya adalah pada rentang antara 30-60 cm. Suhu udara berkisar antara 14°
C-27° C dengan kelembaban udara rata-rata 75-88 curah hujan rata-rata berkisar antara 1.000-3.500 mm per tahun dengan hari hujan rata-rata 145 hari per
tahun dengan rata-rata penyinaran matahari 55-66. Varietas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo sekarang ini adalah jenis siam, washington, sunkist, padang,
dan siam madu. Pertanaman jeruk di Kabupaten Karo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Penyebaran pertanaman jeruk terdapat di Kecamatan
Barus Jahe, Tigapanah, Simpang Empat, Juhar, Merek, Munthe, Kutabuluh, dan
Universitas Sumatera Utara
Kabanjahe. Sejak tahun 2002, Kecamatan Mardinding menjadi lokasi baru sasaran pengembangan jeruk Siam. Di wilayah Kabupaten Karo terdapat beberapa lokasi
gudang yang berfungsi sebagai tempat penampungan, penyortiran, dan pengemasan buah jeruk. Penanganan pasca panen jeruk oleh para petani di
Kabupaten Karo yang mencakup penampungan, penyortiran, grading, dan pengemasan buah jeruk segar meskipun umumnya masih bersifat tradiosional dan
perlu disempurnakan untuk memberikan tambahan jaminan kualitas jeruk sebagai bahan baku bagi pembuatan produk powder. Permintaan buah jeruk masih
merupakan yang terbesar dibandingkan permintaan terhadap jenis buah lainnya. Menggunakan besarnya konsumsi per kapita sebesar 0,05 kg per minggu pada
tahun 1996, menjadi 0,09 kg per minggu pada tahun 2003, maka konsumsi jeruk penduduk Indonesia naik 9,917 ton pada tahun 1996 menjadi 19,356 ton per
minggu pada tahun 2003. Dengan perkiraan tingkat konsumsi perkapita sebesar 0,2 kg per minggu, maka proyeksi kebutuhan jeruk untuk konsumsi nasional pada
tahun 2010 diperkirakan akan menjadi sekitar 48.000 per minggu atau sekitar 2.496.000 ton per tahun Maryunianta, 2004.
Ketenagakerjaan adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas, yang dimaksud bekerja adalah melakukan kegiatan yang bertujuan memperoleh atau
membantu pendapatan atau penghasilan selama seminggu lebih besarnya persentase pria yang bekerja disebabkan karena pada umumnya pria adalah kepala
rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan rumah tangga sebaliknya ibu pada umumnya bukan pencari nafkah yang utama, tetapi fungsinya
lebih pada penambahan pendapatan suami. Di dunia sedang berkembang, jumlah
Universitas Sumatera Utara
wanita lebih dari setengah jumlah buruh tani. Di Asia Tenggara mereka menghasilkan bagian besar pangan untuk keperluan rumah tangga. Dalam seluruh
usahatani, baik pada usahatani untuk konsumsi sendiri maupun yang komersial ukuran kecil, mereka juga banyak melakukan tugas penanaman dan pengerjaan
lahan, sebagian besar pengeringan pasca panen pangan dan hampir seluruh penyiapan pangan bagi keluarga. Partisipasi buruh dapat disebabkan oleh
beberapa hal dibidang pertanian sejak semula dalam memenuhi kebutuhan pokoknya buruh panen wanita dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada:
yaitu tenaga kerja laki-laki dalam mengerjakan pemanenan, menyemprot, memangkas dan pembersihan lahan Manurung, 2003.
Kabupaten Karo terdapat 17 Kecamatan dimana Kecamatan Kabanjahe merupakan Kecamatan paling tinggi jumlah penduduk dengan status berusaha
dibantu buruh tetap dan tidak tetap. Untuk lebih jelasnya perincian jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Wilayah Administrasi dan Status Pekerjaan di Kabupaten Karo.
N0 Kecamatan Status Pekerjaan
Jumlah Berusaha
sendiri Berusaha
dibantu dengan
buruh tidak tetap
Berusaha dibantu
dengan buruh
tetap Pria
Wanita
1. Merdeka
2.821 1.710
95 6.039
5.934 2.
Barus Jahe 6.638
2.476 106
11.496 11.399
3. Merek
2.475 1.345
75 7.679
7.679 4.
Tigapanah 6.933
3.364 91
14.753 14.873
5. Dolat Rayat
1.475 2.211
50 3.978
3.976 6.
Berastagi 7.929
2.576 215
19.855 21.587
7. Kabanjahe