Film Sebagai Media Dakwah
dalam sebuah layar, yang kadang-kadang ceritanya bisa juga hadir dalam realitas kehidupan sehari-hari.
Film menunjukkan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini, dan keinginan manusia terhadap masa yang
akan datang, sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar usaha menampilkan citra bergerak Moving Images, namun juga diikuti oleh muatan-
muatan kepentingan tertentu, seperti halnya politik, kapitalisme, dan hak-hak manusia.
26
Maka dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin menggiat, yang telah menciptakan perubahan pada banyak hal, sehingga dari berbagai
kalangan berolomba-lomba memanfaatkan teknologi canggih untuk dijadikan media komunikasi massa sebagai sarana dakwah.
Dakwah Islami melalui kecanggihan teknologi dengan memanfaatkan media informasi modern seperti film misalnya akan lebih efesien dari pada
dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing- masing daerah.
Karena selain film dapat berfungsi sebagai media komunikasi, film juga dapat berfungsi sebagai media dakwah, yaitu media untuk mengajak kepada
kebenaran dan kembali pada jalan Allah SWT.
26
Victor C. Mambor , “Satu Abad Gambar Idoep Indonesia”, artikel diakses pada 03 Juni
2009 dari httpwww.situskuncitripod.comteksvictor.
Film sebagai media dakwah, tentunya mempunyai kelebihan –kelebihan
tersendiri dibandingkan dengan media-media lainnya. Dengan kelebihan- kelebihan itulah, film dapat menjadi media dakwah yang efektif, dimana pesan-
pesannya dapat disampaikan kepada penonton atau mad‟u secara halus dan
menuyentuh relung hati. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu
pesan yang dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dalam hati.
27
Oleh karena itu, selain film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran, film juga dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada
para penonton, seperti adanya nuansa perasaan dan pemikiran. Film merupakan sebuah nilai yang dapat memenuhi kebutuhan penonton yang bersifat spiritual,
yaitu keindahan dan transedental. Dan film dapat memberikan pengaruh yang cukup besar kepada jiwa manusia disaat menonton, sehingga akan terjadi suatu
gejala yang menurut ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh
pribadinya dengan salah seorang pemeran dalam adegan film yang ditontonnya. Maka sangat wajar ketika dakwah modern-film dapat menjangkau pelosok-
pelosok dunia dengan cepat, dan diakses dengan mudah oleh khalayak luas, karena film merupakan mediaum komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk
hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan kegamaan.
27
Widjaja, Ilmu Komunikasi Dan Pengantar Studi, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000, hal.79
Berkaitan dengan karakternya film dapat menyampaikan pesan dengan cara qawlan syadidan, menurut Graeme Turner, film dapat membentuk dan
menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideology dari kebudayaan masyarakatnya.
28
Dengan demikian, film dengan menampilkan kebudayaan Islam dan membawa misi keselamatan bagi seluruh umat manusia, Nampak sudah semakin
penting untuk menjadikan bahan pemikiran yang agak serius bagi kalangan muslim, khususnya mereka yang bergerak di bidang dakwah. Karena, sesuai
dengan misi yang dibawanya, bahwa muslim dan Islam merupakan rahmatan lil- „alamin.