Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Mayjend Sutoyo Siswomihardjo Medan Tahun 2008

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL

DI SMA MAYJEND SUTOYO SISWOMIHARDJO

MEDAN TAHUN 2008

WAHYU FITRIANI

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN KTI

Judul : PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG

PERILAKU SEKSUAL DI SMA MAYJEND SUTOYO SM MEDAN TAHUN 2008.

Nama : Wahyu Fitriani.

Nim : 075102057.

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2008 Pembimbing

(dr. Cut Adeya Adella, SpOG)


(3)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Mayjend Sutoyo Siswomihardjo Medan Tahun 2008.

Nama : Wahyu Fitriani

NIM : 075102057

ABSTRAK

Remaja diidentifikasi sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun yang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, perasaannya mudah terangsang dan sebagainya. Pada masa inilah remaja akan menemukan banyak informasi salah satunya masalah seksual. Tetapi informasi yang diterima tidak signifikan, akibatnya remaja kurang pengetahuan akan hal ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa 52, 67 % responden memiliki pengetahuan yang tidak memadai tentang kesehatan reproduksi, karena pengetahuan mereka diperoleh hanya dari teman. Penelitian lain dilakukan oleh sahabat remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukan bahwa 3,6 % remaja di kota Medan, 8,5 % remaja di kota Yogyakarta, 3,4 % remaja di kota Surabaya serta 31,1 % remaja di kota Kupang telah terlibat hubungan seks secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang didapat dari kuesioner yang diajukan pada responden.

Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 75 orang (69,4 %) dan berdasarkan sikap hampir seluruh siswa bersikap baik yaitu sebanyak 105 orang (97,2 %) dari 108 responden.

Diharapkan kepada pihak sekolah agar adanya kerja sama dengan pihak yang berkompeten untuk memberikan penerangan informasi khususnya perilaku seksual melalui acara seminar atau dialog interaktif.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan karuniaNya lah saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Prilaku Seksual” di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan Tahun 2008 sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sepenuhnya saya menyadari bahwa selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya mendapatkan dukungan, bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada yang terhormat :

1. Prof. Chairuddin P Lubis, DMT & H, Spa (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Guslihan Dasa Tjipta, Spa (K), selaku Ketua Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

4. Dr. Muniarti Manik, MSc. SpKK, selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Dewi Elizadiani Suza, SKP. MNS, selaku Koordinator mata kuliah Karya Tulis Ilmiah.


(5)

6. Dr. Cut Adeya Adella, SpOG, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh staf dosen pengajar Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

8. Cahaya kehidupanku, Ayahanda H. Sarmidon dan Ibunda Asmuni, SE serta Adinda Afdhalel Vickro yang bersedia dengan ketulusan hati mengasuh, membimbing dan memotivasi saya baik dari segi materi maupun spiritual. 9. Seluruh teman mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan manfaat bagi saya dan para pembaca.

Medan, Juni 2008


(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.2.1 Tujuan Umum ... 3

1.2.2 Tujuan Khusus ... 3

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Peneliti ... 3

1.4.2 Bagi Remaja di Wilayah penelitian ... 4

1.4.3 Bagi Institusi ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 5

2.1 Pengetahuan ... 5

2.1.1 Pengertian ... 5

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 5


(7)

2.2 Sikap ... 7

2.2.1 Pengertian ... 7

2.2.2 Komponen Sikap ... 8

2.2.3 Tingkatan Sikap ... 9

2.2.4 Pengukuran Sikap ... 9

2.2.5 Skala Sikap ... 10

2.2.6 Teori Perubahan Sikap ... 11

2.3 Remaja ... 11

2.3.1 Pengertian ... 11

2.3.2 Ciri-ciri Usia Remaja ... 12

2.3.3 Perubahan Universal Pada Remaja ... 14

2.4 Perilaku Seksual ... 14

2.4.1 Pengertian ... 14

2.4.2 Hal Yang Mendasari Perilaku Seksual Pada Remaja ... 16

2.4.3 Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Perilaku Seksual ... 16

2.4.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja ... 18

BAB III Kerangka Penelitian ... 20

3.1 Kerangka Konsep ... 20

3.2 Defenisi Operasional ... 20

3.2.1 Pengetahuan Remaja ... 20


(8)

BAB IV Metode Penelitian ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi dan Sampel ... 23

4.2.1 Populasi ... 23

4.2.2 Sampel ... 23

4.3 Lokasi Penelitian ... 23

4.4 Pertimbangan Etik ... 24

4.5 Instrumen Penelitian ... 24

4.6 Pengumpulan Data ... 25

4.7 Analisa Data ... 25

BAB V Hasil dan Pembahasan ... 26

5.1 Hasil Penelitian ... 26

5.1.1 Pengetahuan ... 26

5.1.2 Sikap ... 27

5.2 Pembahasan ... 28

5.2.1 Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Seksual ... 28

5.2.2 Sikap Siswa Tentang Perilaku Seksual ... 30

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 31

6.1 Kesimpulan ... 31

6.2 Kritik dan Saran ... 31 Daftar Pustaka


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan pengetahuan remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan tahun 2008.

Tabel 5.2 : Distribusi responden berdasarkan sikap remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan tahun 2008.


(10)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Mayjend Sutoyo Siswomihardjo Medan Tahun 2008.

Nama : Wahyu Fitriani

NIM : 075102057

ABSTRAK

Remaja diidentifikasi sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun yang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, perasaannya mudah terangsang dan sebagainya. Pada masa inilah remaja akan menemukan banyak informasi salah satunya masalah seksual. Tetapi informasi yang diterima tidak signifikan, akibatnya remaja kurang pengetahuan akan hal ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa 52, 67 % responden memiliki pengetahuan yang tidak memadai tentang kesehatan reproduksi, karena pengetahuan mereka diperoleh hanya dari teman. Penelitian lain dilakukan oleh sahabat remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukan bahwa 3,6 % remaja di kota Medan, 8,5 % remaja di kota Yogyakarta, 3,4 % remaja di kota Surabaya serta 31,1 % remaja di kota Kupang telah terlibat hubungan seks secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang didapat dari kuesioner yang diajukan pada responden.

Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 75 orang (69,4 %) dan berdasarkan sikap hampir seluruh siswa bersikap baik yaitu sebanyak 105 orang (97,2 %) dari 108 responden.

Diharapkan kepada pihak sekolah agar adanya kerja sama dengan pihak yang berkompeten untuk memberikan penerangan informasi khususnya perilaku seksual melalui acara seminar atau dialog interaktif.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun yang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, perasaannya mudah terangsang dan sebagainya. Remaja juga senantiasa memiliki karakter rasa ingin tahu yang besar dan kemandirian, karakter ini mendorong remaja menjadi lebih dewasa. Akan tetapi jika karakter ini tidak dijaga dan difasilitasi akan membawanya pada pengetahuan yang sebenarnya secara emosional belum diterimanya. (Sarwono, 2006).

Meningkatnya rasa keingintahuan dan rasa penasaran yang besar pada remaja membuat minat remaja itu sendiri terhadap masalah seksual meningkat sehingga remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari informasi yang diperoleh hanya sedikit informasi yang disampaikan oleh orang tua selebihnya mereka peroleh sendiri dari film-film porno, buku tentang seks dan internet. (Dianawati, 2003).

Namun pesatnya arus informasi, akibat kemajuan teknologi kecenderungan mengadopsi informasi yang diterima, tidak memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi seks yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan perkembangan usia remaja ini mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan ketakutan-ketakutan dengan seks.


(12)

Penelitian yang dilakukan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan Australia dalam dua dekade belakangan, tampak semakin banyak gadis remaja aktif secara seksual dan berhubungan kelamin pada usia lebih dini. Penelitian terbaru menunjukan, sekitar 17% gadis remaja berhubungan kelamin sebelum usia 16 tahun dan ketika mencapai usia 19 tahun, tiga perempat gadis remaja pernah sekurang-kurangnya satu kali berhubungan kelamin. Meskipun semakin banyak gadis remaja pernah berhubungan kelamin, sebenarnya mereka tidak sebebas yang diduga oleh generasi lebih tua. Umumnya mereka hanya sesekali berhubungan kelamin, dan biasanya hanya dengan satu pasangan. (Derek, 1997).

Penelitian di Bali menunjukan, remaja laki-laki di desa dan di kota yang berhubungan seksual sebelum menikah masing-masing 32,6% dan 33,5% dan penelitian di tahun 1980-an tentang perilaku seksual remaja, seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Menado, menunjukan sebagian remaja telah melakukan hubungan seksual.(Kompas, 2007)

Penelitian yang lain dilakukan oleh sahabat remaja tentang perilaku seksual di empat kota menunjukan bahwa 3,6% remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota Yogyakarta, 3,4% di kota Surabaya serta 31,1% remaja di kota Kupang telah terlibat hubungan seks secara aktif. (Budi Rajab, 2007)

Kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar tentang seks yang sehat dan bertanggung jawab adalah salah satu penyebab yang mendasari terjadinya perilaku yang salah terhadap seks. Hasil penelitian menunjukan 52,67% responden memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi tidak memadai, karena sumber pengetahuan mereka hanya dari teman. Sedangkan sebanyak 72,77% memiliki pengetahuan memadai mengenai cara penularan IMS terutama HIV/AIDS. (Budi Rajab, 2007).


(13)

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan.

1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan.

2. Untuk mengetahui sikap remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana pengetahuan remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan

1.3.2 Bagaimana sikap remaja tentang perilaku seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan suatu pengalaman yang berharga dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian.


(14)

1.4.2 Bagi remaja di wilayah penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi remaja agar dapat mengantisipasi perilaku seksual yang tidak baik.

1.4.3 Bagi Institusi

Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, khususnya mengenai pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui penginderaan manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoadmodjo, 2002).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan 1. Tahu (Know)

Tahu artinya sebagai mengingat sesuatu materi yang dipelajari sebelumnya yakni mengingat kembali secara spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau yang dirangsang yang telah diterimanya. Oleh karena sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Misalnya dapat menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan dan lain sebagainya.


(16)

2. Pemahaman (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menyimpulkan, meramalkan, menjelaskan dan lain sebagainya dari objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, maksudnya dapat menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian dan lain-lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisir tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Misalnya dapat menggambarkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5. Sintetis (Synthesis)

Sintetis menunjukan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


(17)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat mengenali terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB dan Sebagainya.

2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan 1. Cara tradisional

Meliputi cara coba-coba (Trial and Error), berdasarkan kekuasaan atau otoritas, melalui pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran.

2. Cara modern

Pengetahuan yang diperoleh dengan cara metode penelitian ilmiah, yang bersifat sistematis, logis dan ilmiah.

2.2 Sikap 2.2.1 Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Manisfestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam


(18)

perilaku karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung yaitu latar belakang, pengalaman individu, motivasi, status kepribadian dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003)

Menurut G. W. Allport 1935 sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik/terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.

Menurut Newcomb, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. 2.2.2 Komponen sikap

Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan (Keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (Tend to behive)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (Total attitude). Dalam sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003)


(19)

2.2.3 Tingkatan Sikap

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1 Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2 Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3 Menghargai (valving).

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4 Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih nya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.2.4 Pengukuran Sikap

Sikap tidak bisa diukur dengan melihat secara langsung. Hanya dapat dilihat dengan open - ended question (pengukurann sikap secara verbal) yaitu menanyakan langsung kepada seseorang untuk mengetahui sikapnya (Azwar, 1997).


(20)

Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa diantara banyak metode pengungkapan sikap yang secara historic telah dilakukan orang yaitu : a. Observasi Perilaku

Sikap ditafsirkan dari bentuk perilaku yang nampak. Dengan kata lain untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator individu.

b. Penanyaan langsung

Wajar kalau banyak yang beranggapan bahwa sikap seseorang dapat diketahui dengan menanyakan langsung pada yang bersangkutan.

c. Pengungkapan langsung

Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung secara tertulis yang dapat dilakukan dengan aitem tunggal maupun aitem ganda (Ajen, 1998). Prosedur pengungkapan langsung dengan aitem tunggal sangat sederhana. Responden diminta menjawab

langsung suatu pertanyaan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju. Dengan menggunakan aitem ganda adalah teknik diferensi sematic dirancang untuk mengungkapkan efek atau perasaan yang berkaitan dengan sutau objek sikap (Azwar, 1991).

2.2.5 Skala Sikap

Sikap dapat diukur dengan mempergunakan Skala Likert, yaitu : merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi responden sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kelompok uji


(21)

coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkapkan sikapnya. Skala Likert dipergunakan untuk mengukur sikap yang terdiri dari komponen sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. (Arikunto, 1997).

2.2.6 Teori perubahan sikap 1. Teori keseimbangan

Keadaan keseimbangan atau ketidakseimbangan selalu melibatkan tiga unsur yaitu : individu, orang lain, dan objek sikap. Teori keseimbangan menunjukan kepada suatu situasi dimana hubungan antara unsur-unsur yang ada berjalan harmonis sehingga tidak terdapat tekanan untuk mengubah keadaan.

2. Teori kesesuaian

Merupakan pernyataan hubungan penilaian yang bersifat menolak atau tidak membenarkan, kesesuaian dengan sikapnya.

3. Teori konsisten

Orang akan membuat sesuatu dengan sikapnya, sedangkan berbagai tindakannyapun akan bersesuaian dengan yang lain (Azwar, 2007).

2.3 Remaja 2.3.1 Pengertian

Remaja menurut WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi. Maka secara


(22)

lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut. Remaja adalah suatu masa ketika.

1 Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekunder nya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2 Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3 Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2006).

Menurut WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth). Sedangkan di Indonesia batasan remaja hal ini dikemukakan dalam sensus penduduk 1980 tentang pemuda adalah kurun usia 12-24 tahun.

2.3.2 Ciri-ciri usia remaja

1 Masa pra pubertas usia 12-13 tahun :

Peralihan dari masa kanak-kanak ke masa pubertas Ciri-ciri nya :

- Tidak suka diperlakukan sebagai anak kecil lagi. - Mulai bersifat kritis


(23)

2 Masa pubertas usia 14-16 tahun : Masa remaja awal.

Ciri-ciri nya :

- Mulai cemas dan bingung dengan tentang perubahan fisiknya. - Memperhatikan penampilan

- Sikapnya tidak menentu/plin plan

- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib 3 Masa akhir pubertas, usia 17-18 tahun :

Peralihan pada masa pubertas kemasa adolence Ciri-ciri nya :

- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologis nya belum tercapai.

- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja putra.

4 Periode remaja adolence usia 19-21 tahun :

Merupakan masa akhir remaja, beberapa sifat pada masa ini : - Perhatiannya tertutup pada hal-hal realitas

- Mulai menyadari akan realitas - Sikapnya mulai jelas tentang hidup - Mulai tampak bakat dan minatnya (Sarwono, 2006).


(24)

2.3.3 Perubahan universal pada remaja

Secara umum remaja memiliki empat perubahan :

1. Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama masa awal remaja.

2. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial, menimbulkan masalah baru bagi remaja muda. Masalah yang timbul lebih banyak dan sulit diselesaikan dibandingkan dengan masalah yang dihadapi sebelumnya.

3. Dengan berubahnya minat dan pola perilaku maka nilai-nilai juga berubah. Apa yang terjadi pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi.

4. Sebagian besar remaja bersikap ambivalence terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut untuk bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut. (Hurlock, 1980).

2.4 Perilaku Seksual Remaja 2.4.1 Pengertian

Perilaku seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri.


(25)

Sedangkan menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksual nya bisa berupa orang lain, orang dalam hayalan atau diri sendiri, sebagian dari tingkah laku itu memang tidak berdampak apa-apa, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang dapat ditimbulkannya. Akan tetapi, pada sebagian perilaku seksual yang lain, dampaknya bisa cukup serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, misalnya pada para gadis yang terpaksa menggugurkan kandungan nya.

Permasalahan seksualitas yang umum dihadapi remaja adalah masalah dorongan seksual. Bila dorongan seks terlalu besar sehingga menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan seks tersebut cenderung untuk dimenangkan dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri. Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh yang kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis. Ketertarikan antar lawan jenis ini kemudian berkembang kepada kencan yang lebih serius. Akhirnya, rasa ingin tahu yang sangat kuat mengalahkan pemahaman tentang norma, kontrol diri dan pemikiran rasional sehingga tampil dalam bentuk perilaku coba-coba berhubungan seks yang akhirnya malah bikin ketagihan.


(26)

Perilaku seksual harus dibedakan dengan hubungan seksual karena selama ini sering kali ada kesalahan pengertian dalam memaknai keduanya. Perilaku seksual itu tidak semuanya negatif, tapi malah mengandung hal-hal yang positif. Perilaku seksual merupakan perilaku yang bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Perilaku seksual ini sangat luas sifatnya, misalnya : berdandan, melirik, merayu, menggoda dan sebagainya. Perilaku seksual, merupakan hasil interaksi kepribadian dengan lingkungan sekitarnya.

2.4.2 Hal yang mendasari perilaku seks pada remaja

1. Harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda (20 tahun).

2. Semakin derasnya arus informasi yang didapat menimbulkan rangsangan seksual remaja terutama remaja di daerah perkotaan, yang mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks dimana akhirnya memberikan dampak terjadinya penyakit hubungan seks dan kehamilan diluar perkawinan pada remaja. (Manuaba, 1998).

2.4.3 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seksual Perilaku seksual terjadi karena beberapa faktor yaitu : 1. Tekanan yang datang dari teman pergaulannya.

Lingkungan yang telah dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seksual. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua maupun dari sekolahnya.


(27)

2. Adanya tekanan dari pacarnya.

Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang nanti dihadapinya.

3. Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut beberapa ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi, wajar saja jika semua orang, tidak terkecuali remaja menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dibandingkan dengan resiko yang akan mereka dihadapi.

4. Rasa penasaran

Pada usia remaja, rasa keingintahuannya begitu besar terhadap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka, rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya.

5. Pelampiasan diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya, karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Maka, dengan pikirannya tersebut, ia akan merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya ke dalam pergaulan bebas.


(28)

6. Lingkungan keluarga

Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orangtuanya tidak berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orangtua dan anak). Akibatnya remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks.

2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja 1. Pengalaman Seksual

Makin banyak pengalaman mendengar, melihat dan mengalami hubungan seksual, maka makin kuat stimulasi yang dapat mendorong munculnya perilaku seksual. Misalnya :

- Media massa (film, internet, gambar atau majalah porno). - Obrolan dari teman atau pacar tentang pengalaman seks.

- Melihat orang-orang yang tengah berpacaran atau melakukan hubungan seksual.

2. Faktor kepribadian

Seperti harga diri, kontrol diri, tanggung jawab, kemampuan membuat keputusan dan nilai-nilai yang dimiliki.

3. Pemahaman dan penghayatan nilai-nilai keagamaan

Orang yang memiliki penghayatan yang kuat tenang nilai-nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan perilaku seksual yang selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari perilaku yang produktif.


(29)

4. Berfungsinya keluarga dalam menjalankan fungsi kontrol, penanaman nilai moral dan keterbukaan komunikasi.

5. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

Remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami resiko perilaku serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab.


(30)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah karangan yang berhubungan antara variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional bermanfaat untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel tersebut diberi batasan yang bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2007).

3.2.1 Pengetahuan Remaja

Defenisi : Banyaknya informasi yang diperoleh dan pengertian remaja tentang perilaku seksual

Cara ukur : Skala Guttman Pengetahuan

Sikap

Perilaku Seksual remaja


(31)

Kriteria : Nilai 1 : Memilih jawaban benar

Nilai 0 : memilih jawaban salah atau tidak menjawab pertanyaan

Hasil ukur :

a. Baik : Apabila responden menjawab benar 7-10 pertanyaan dari 10 soal (68%-100%) b. Cukup : Apabila responden menjawab benar 4-6

pertanyaan dari 10 soal (34%-67%)

c. Kurang : Apabila responden menjawab benar 0-3 pertanyaan dari 10 soal (< 33%)

Alat ukur : Kuesioner Skala ukur : Ordinal 3.2.2 Sikap remaja

Definisi : Suatu bentuk reaksi atau respon remaja yang masih tertutup terhadap perilaku seksual

Cara ukur : Skala Likert Kriteria :

a. Untuk pernyataan positif (favorable) diberi skor : Nilai 4 : Jawaban sangat setuju (SS)

Nilai 3 : Jawaban setuju (S)

Nilai 2 : Jawaban tidak setuju (TS)


(32)

b. Untuk pernyataan negatif (Unfavorable) diberi skor : Nilai 1 : Jawaban sangat setuju (SS)

Nilai 2 : Jawaban setuju (S)

Nilai 3 : Jawaban tidak setuju (TS)

Nilai 4 : Jawaban sangat tidak setuju (STS) Alat ukur : Kuesioner


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Mayjend Sutoyo SM Medan tahun 2008 yang berjumlah 108 orang

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002).

Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dimana seluruh total populasi menjadi sampel yang berjumlah 108 orang.

4.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan Tahun 2008


(34)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan proposal dari institusi pendidikan dan ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan rekomendasi dari SMA Mayjend Sutoyo SM Medan.

Lembar persetujuan (Informed Consent) diberi kepada responden, tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama mengumpulkan data. Apabila subjek bersedia untuk diteliti, maka subjek harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak untuk diteliti peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghargai haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan identitas objek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin peneliti.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, sebagai alat pengumpul data yang diisi langsung oleh responden yang terdiri dari 10 pertanyaan untuk pengetahuan dan 16 pernyataan untuk sikap masing-masing terdiri dari 8 pernyataan positif (favorable) dan 8 pernyataan negatif (Unfavorable). Adapun langkah-langkah dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :


(35)

a. Untuk pertanyaan pengetahuan remaja :

Semua jawaban dari responden dikumpulkan dan diberi nilai : Nilai 1 : Memilih jawaban benar

Nilai 0 : Memilih jawaban salah atau tidak menjawab perntanyaan b. Untuk pernyataan sikap remaja:

No Pernyataan Sikap Nomor Pernyataan Jumlah

1 2

Positif (Favorable) Negatif (Unfavorable)

1,2,3,4,5,6,7,8.

9,10,11,12,13,14,15,16.

8 8

4.6 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berupa data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual.

4.7 Analisa Data

Dalam analisa data, menggunakan analisa univariat yaitu analisa data yang dilakukan hanya dengan melihat perhitungan jumlah soal yang benar yang nantinya akan dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam pembahasan dan kesimpulan.


(36)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Pengetahuan

Pada variabel pengetahuan akan diketahui seberapa jauh siswa mengetahui pengertian, penyebab dan akibat, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya perilaku seksual baik yang bersifat positif maupun negatif. Secara keseluruhan dari hasil pernyataan siswa, diperoleh tingkatan pengetahuan sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan Tahun 2008

No Pengetahuan f %

1 Baik 75 69.4

2 Cukup baik 21 19.4

3 Kurang baik 12 11.2

Total 108 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengetahui banyak mengenai perilaku seksual yaitu sebanyak 75 orang (69,4%), sebanyak 21 orang (19,4%) berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 12 orang (11,2%) berpengetahuan kurang baik.


(37)

5.1.2 Sikap

Sikap siswa disaat memberikan penilaian terhadap seluruh pernyataan mengenai perilaku seksual merupakan deskriptif dari reaksi terhadap kondisi perilaku seksual dikalangan remaja pada saat ini. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Tentang Perilaku Seksual di SMA Mayjend Sutoyo SM Medan Tahun 2008

No Sikap f %

1 Baik 105 97.2

2 Cukup baik 3 2.8

Total 108 100.0

Tabel diatas menunjukkan hampir seluruh siswa memiliki sikap positif atau bersikap baik terhadap pernyataan yang berkaitan dengan perilaku seksual dikalangan remaja yaitu ada sebanyak 105 orang (97,2%) dan 3 orang (2,8%) bersikap kurang baik.


(38)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Siswa Tentang Perilaku Seksual

Berdasarkan Tabel 5.1. diketahui sebagian besar siswa berpengetahuan baik mengenai perilaku seksual yaitu sebanyak 75 orang (69,4%), sebanyak 21 orang (19,4%) berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 12 orang (11,2%) berpengetahuan kurang baik.

Dari informasi para siswa tersebut, mereka cenderung mempersepsikan seksual kearah hal yang negatif atau dengan kata lain perilaku seksual dimaknai dengan hubungan seksual.

Menurut Sarwono (2006), perilaku seksual harus dibedakan dengan hubungan seksual, karena selama ini seringkali terjadi kesalahan pengertian. Perilaku seksual tidak semuanya negatif, tapi ada mengandung hal-hal positif. Perilaku seksual hasil interaksi kepribadian dengan lingkungan sekitarnya. Kurangnya pengetahuan tentang informasi seks dikalangan remaja salah satu penyebabnya orangtua yang mentabukan pembicaraan seks sehingga anak berpaling ke sumber informasi yang lain yang belum tentu akurat, khususnya teman.

Notoatmodjo (2003) menyatakan pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui hasil penginderaan. Pengetahuan mengenai pendidikan seks dapat diperoleh dari materi ilmu pendidikan reproduksi kesehatan atau dari mata pelajaran biologi baik yang diberikan oleh guru maupun diperoleh dari media massa. Pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman pribadi, jalan pikiran atau hasil metode penelitian para ilmuwan.


(39)

Berdasarkan pernyataan siswa SMA Mayjend Sutoyo tersebut, kebanyakan mereka cenderung mendiskusikan masalah seputar pendidikan seks dengan teman sebaya ketimbang orang tua. Hal ini dikarenakan Sikap mentabukan informasi seks dikalangan orang tua.

Sarwono (2002) juga mengutip dari Schinke yang membuktikan anak maupun orangtua bisa terbuka dan menerima pendidikan seks sejauh yang memberikannya adalah orang lain, bukan dari orang tua atau anggota keluarga sendiri.

Penelitian Synovate atas nama DKT Indonesia melalui penelitian perilaku seks di Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya membuktikan bahwa kurang perhatian orang tua dan kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas. Umumnya informasi tentang seks mereka dapatkan melalui teman (65%), film porno (35%), sekolah (19%) dan orang tua (5%). Dari persentase ini ditemukan bahwa informasi dari teman lebih dominan daripada orang tua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks karena dia juga mendapatkan informasi dari teman yang lainnya.


(40)

5.2.2 Sikap Siswa Tentang Perilaku Seksual

Berdasarkan Tabel 5.2. diketahui hampir seluruh siswa memiliki sikap positif atau bersikap baik terhadap pernyataan yang berkaitan dengan perilaku seksual dikalangan remaja yaitu ada sebanyak 105 orang (97,2%) dan 3 orang (2,8%) bersikap kurang baik.

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam perilaku karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung seperti pengalaman, motivasi, pendidikan dan lainnya.

Siswa memberikan penilaian mengenai pernyataan yang berkaitan dengan perilaku seksual. Penilaian siswa tersebut terlepas benar atau salah, merupakan suatu respon bahwasanya mereka menerima atau menolak perilaku seks. Hal ini tentu dibekali dengan adanya faktor pengetahuan ataupun pengalaman dari siswa tersebut.


(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1 Berdasarkan tingkat pengetahuan siswa diketahui sebagian besar siswa mengetahui banyak mengenai perilaku seksual yaitu sebanyak 75 orang (69,4%), sebanyak 21 orang (19,4%) berpengetahuan cukup baik dan sebanyak 12 orang (11,2%) berpengetahuan kurang baik.

2 Berdasarkan sikap siswa diketahui hampir seluruh siswa memiliki sikap positif atau bersikap baik terhadap pernyataan yang berkaitan dengan perilaku seksual dikalangan remaja yaitu ada sebanyak 105 orang (97,2%) dan 3 orang (2,8%) bersikap kurang baik.

6.2 Saran

1 Diharapkan adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak yang berkompeten seperti Dinas kesehatan atau pihak LSM dalam memberikan penerangan informasi yang lengkap tentang pendidikan seks khususnya perilaku seksual kepada seluruh siswa melalui suatu acara seminar atau dialog interaktif.

2 Peran orang tua dan guru dalam memberikan informasi sedini mungkin dan pengawasan mengenai masalah perilaku seksual pada remaja sehingga remaja tidak mencari-cari informasi dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Darwis Sudarwan Danim. 2003. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Dinawati A. 2003. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka. Djuharie Otong Setiawan & Suherli. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis.

Bandung: Yrama Widya.

Glasier Anna dkk. 2005. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Hidayat A. Azis Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Llewellyn Derek dkk. 1997. Setiap Wanita. Jakarta: Pustaka Delapratasa.

Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


(43)

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarwono Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Widayatun Tri Rusmi. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta: Fajar Interpratama.

Kompas, 2007. Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja. http://www.epsikologi.com.id. Akses 10 September 2007.

Rajab, Budi. 2007. Psikologi Remaja. http://www.e-psikologi.com.id. Akses 10 September 2007.


(44)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL

TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA MEDAN AREA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Wahyu Fitriani

NIM : 075102057

Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui sikap remaja tentang perilaku seksual.

Penelitian ini bermanfaat bagi remaja, untuk itu saya mengharapkan jawaban yang diberikan sesuai dengan keadaan remaja. Kuesioner ini berguna untuk penelitian dalam menyelesaikan pendidikan akhir D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Kuesioner ini dalam bentuk rahasia tanpa mencantumkan nama Responden.

Medan, 2008

Peneliti Responden


(45)

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA MAYJEND SUTOYO SM MEDAN

TAHUN 2008

I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda checklist ()sesuai dengan pendapat anda :

Pengetahuan Remaja

1. Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan fisik antara pria dan wanita.

 Benar  Salah

2. Perilaku seksual yang timbul pada remaja pria dan wanita diakibatkan karena adanya dorongan hasrat seksual.

 Benar  Salah

3. Menarik perhatian lawan jenis adalah salah satu bentuk dari perilaku seksual.

 Benar  Salah

4. Salah satu faktor yang mendorong remaja untuk melakukan perilaku seksual adalah rasa keingintahuan.

 Benar  Salah


(46)

5. Faktor internal (dalam diri seseorang) yang sangat mempengaruhi perilaku seksual adalah berkembangnya organ seksual.

 Benar  Salah

6. Akibat dari perilaku seksual yang menyimpang akan dapat menimbulkan Penyakit Menular Seksual (PMS) salah satunya HIV/AIDS.

 Benar  Salah

7. Salah satu dampak dari segi Psiko-sosial yang diakibatkan karena melakukan perilaku seksual yang menyimpang terjadinya depresi atau perasaan bersalah.

 Benar  Salah

8. Apakah menurut anda, berdandan, melirik, merayu dan menggoda, merupakan salah satu dari bentuk perilaku seksual yang menyimpang ?

 Benar  Salah

9. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terjadinya perilaku seksual yang menyimpang pada remaja adalah lingkungan.

 Benar  Salah

10.Terjadinya kehamilan dini pada remaja adalah salah satu dari perilaku seksual yang menyimpang.

 Benar  Salah


(47)

II. Tulislah jawaban sesuai dengan yang anda ketahui :

a. Jika anda sangat setuju beri tanda () pada kolom SS b. Jika anda setuju beri tanda () pada kolom S

c. Jika anda tidak setuju beri tanda () pada kolom TS d. Jika anda sangat tidak setuju () pada kolom STS Pernyataan Sikap

NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S TS STS

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual.

Rasa penasaran dan keingintahuan yang besar bisa mendorong remaja untuk melakukan perilaku seksual

Semakin banyak pengalaman maka semakin kuat rangsangan yang mendorong munculnya perilaku seksual

Pergaulan bebas meerupakan salah satu dari perilaku seksual yang menyimpang

Menonton film porno, membaca buku seks dan bercerita tentang hubungan seksual dapat meningkatkan perilaku seksual yang tidak baik Berpegangan tangan, berpelukan antar lawan jenis adalah perilaku seksual

Onani pada remaja pria termasuk perilaku seksual

Perasaan menyenangi lawan jenis termasuk perilaku seksual

Kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya termasuk melakukan berhubungan seksual


(48)

NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S TS STS

10

11

12

13

14

15

16

Melakukan hubungan seksual adalah hal yang wajar dilakukan dalamm berpacaran

Untuk menunjukan identitas diri seorang remaja, maka ia harus berani melakukan perilaku seksual yang menyalah

Remaja yang tidak melakukan hubungan seksual dianggap tidak modern oleh teman sebaya

Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja tidak berdampak negatif pada kehidupannya kelak

Kebebasan untuk bereksplorasi dengan perilaku seksual pada remaja tidak perlu dipermasalahkan Perilaku seksual pada remaja adalah hal yang wajar untuk menyalurkan hasrat seksualnya Perilaku seksual pada remaja penting dilakukan untuk membuktikan seseorang mempunyai fisik perfect atau sempurna


(49)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

20 100.0 0 .0 20 100.0 Valid Excluded a Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.951 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

.70 .470 20

.70 .470 20

.80 .410 20

.90 .308 20

.85 .366 20

.80 .410 20

.90 .308 20

.85 .366 20

.80 .410 20

.85 .366 20

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

7.45 8.366 .762 .948

7.45 8.471 .719 .950

7.35 8.661 .758 .947

7.25 9.250 .703 .949

7.30 8.853 .768 .946

7.35 8.239 .956 .938

7.25 9.250 .703 .949

7.30 8.642 .875 .942

7.35 8.239 .956 .938

7.30 8.853 .768 .946

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

8.15 10.661 3.265 10 Mean Variance Std. Deviation N of Items


(50)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

20 100.0 0 .0 20 100.0 Valid Excluded a Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.979 16

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.85 .671 20

3.75 .716 20

3.00 .562 20

3.80 .523 20

3.15 .671 20

3.10 .641 20

3.05 .605 20

2.95 .510 20

2.95 .510 20

3.85 .489 20

3.70 .733 20

3.85 .366 20

3.80 .696 20

2.90 .447 20

3.65 .745 20

3.80 .523 20

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16


(51)

Item-Total Statistics

51.30 59.063 .959 .976

51.40 58.253 .972 .976

52.15 61.924 .809 .978

51.35 61.608 .915 .977

52.00 61.263 .732 .979

52.05 61.208 .776 .978

52.10 61.463 .798 .978

52.20 62.800 .783 .978

52.20 61.958 .893 .977

51.30 61.905 .942 .977

51.45 59.103 .866 .977

51.30 65.063 .711 .979

51.35 58.766 .951 .976

52.25 62.408 .961 .977

51.50 58.895 .870 .977

51.35 61.608 .915 .977

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

55.15 69.397 8.331 16 Mean Variance Std. Deviation N of Items


(52)

Frequencies

Statistics 108 108 0 0 .066 .016 .685 .165 .470 .027 2 1 1 1 3 2 Valid Missing N

Std. Error of Mean Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Kategori Pengetahuan Kategori Sikap

Frequency Table

Kategori Pengetahuan

12 11.1 11.1 11.1

21 19.4 19.4 30.6

75 69.4 69.4 100.0

108 100.0 100.0

Kurang baik Cukup baik Baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kategori Sikap

3 2.8 2.8 2.8

105 97.2 97.2 100.0

108 100.0 100.0

Kurang baik Baik

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(53)

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Uraian Quality Satuan Biaya Satuan Jumlah Biaya

1 Peneliti Utama 1 Orang @ Rp. 100.000 Rp. 100.000 Operator Komputer 1 Orang @ Rp. 50.000 Rp. 50.000 Surveyor (Pencari Data) 1 Orang @ Rp. 50.000 Rp. 50.000 2 Biaya Non Formal :

Kertas HVS 80gr 2 Rim @ Rp. 27.000 Rp. 54.000 Collection Data :

Buku 10 Buah @ Rp. 60.000 Rp. 600.000

Flash Disk 1 Buah @ Rp. 100.000 Rp. 100.000

Disket 1 Buah @ Rp. 6.000 Rp. 6.000

Foto Copy LS Rp. 50.000

Penjilidan Proposal 5 Buah @ Rp. 3.000 Rp. 15.000 Penjilidan KTI 5 Buah @ Rp. 10.000 Rp. 50.000

3 Administrasi Survey Rp. 50.000

4 Transparansi Survey LS Rp. 200.000

5 Akomodasi Survey LS Rp. 150.000

6 Seminar KTI LS Rp. 45.000

Total Biaya Rp. 1.520.000

Terbilang : Satu Juta Lima Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah.

Peneliti


(54)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama : Wahyu Fitriani Dosen Pembimbing : Dr. Cut Adeya Adella. SpOG

Nim : 075102057 NIP : 132 299 358

Hari/Tanggal Materi Saran Tanda Tangan


(1)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

20 100.0 0 .0 20 100.0 Valid Excluded a Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.951 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

.70 .470 20

.70 .470 20

.80 .410 20

.90 .308 20

.85 .366 20

.80 .410 20

.90 .308 20

.85 .366 20

.80 .410 20

.85 .366 20

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

7.45 8.366 .762 .948

7.45 8.471 .719 .950

7.35 8.661 .758 .947

7.25 9.250 .703 .949

7.30 8.853 .768 .946

7.35 8.239 .956 .938

7.25 9.250 .703 .949

7.30 8.642 .875 .942

7.35 8.239 .956 .938

7.30 8.853 .768 .946

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

8.15 10.661 3.265 10


(2)

Reliability

Warnings

The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.

Case Processing Summary

20 100.0

0 .0

20 100.0

Valid

Excluded a

Total Cases

N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.979 16

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.85 .671 20

3.75 .716 20

3.00 .562 20

3.80 .523 20

3.15 .671 20

3.10 .641 20

3.05 .605 20

2.95 .510 20

2.95 .510 20

3.85 .489 20

3.70 .733 20

3.85 .366 20

3.80 .696 20

2.90 .447 20

3.65 .745 20

3.80 .523 20

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16


(3)

Item-Total Statistics

51.30 59.063 .959 .976

51.40 58.253 .972 .976

52.15 61.924 .809 .978

51.35 61.608 .915 .977

52.00 61.263 .732 .979

52.05 61.208 .776 .978

52.10 61.463 .798 .978

52.20 62.800 .783 .978

52.20 61.958 .893 .977

51.30 61.905 .942 .977

51.45 59.103 .866 .977

51.30 65.063 .711 .979

51.35 58.766 .951 .976

52.25 62.408 .961 .977

51.50 58.895 .870 .977

51.35 61.608 .915 .977

s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 s11 s12 s13 s14 s15 s16

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Scale Statistics

55.15 69.397 8.331 16


(4)

Frequencies

Statistics

108 108

0 0

.066 .016

.685 .165

.470 .027

2 1

1 1

3 2

Valid Missing N

Std. Error of Mean Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum

Kategori Pengetahuan

Kategori Sikap

Frequency Table

Kategori Pengetahuan

12 11.1 11.1 11.1

21 19.4 19.4 30.6

75 69.4 69.4 100.0

108 100.0 100.0

Kurang baik Cukup baik Baik Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kategori Sikap

3 2.8 2.8 2.8

105 97.2 97.2 100.0

108 100.0 100.0

Kurang baik Baik

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(5)

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

No Uraian Quality Satuan Biaya Satuan Jumlah Biaya

1 Peneliti Utama 1 Orang @ Rp. 100.000 Rp. 100.000

Operator Komputer 1 Orang @ Rp. 50.000 Rp. 50.000

Surveyor (Pencari Data) 1 Orang @ Rp. 50.000 Rp. 50.000

2 Biaya Non Formal :

Kertas HVS 80gr 2 Rim @ Rp. 27.000 Rp. 54.000

Collection Data :

Buku 10 Buah @ Rp. 60.000 Rp. 600.000

Flash Disk 1 Buah @ Rp. 100.000 Rp. 100.000

Disket 1 Buah @ Rp. 6.000 Rp. 6.000

Foto Copy LS Rp. 50.000

Penjilidan Proposal 5 Buah @ Rp. 3.000 Rp. 15.000

Penjilidan KTI 5 Buah @ Rp. 10.000 Rp. 50.000

3 Administrasi Survey Rp. 50.000

4 Transparansi Survey LS Rp. 200.000

5 Akomodasi Survey LS Rp. 150.000

6 Seminar KTI LS Rp. 45.000

Total Biaya Rp. 1.520.000

Terbilang : Satu Juta Lima Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah.

Peneliti


(6)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama : Wahyu Fitriani Dosen Pembimbing : Dr. Cut Adeya Adella. SpOG

Nim : 075102057 NIP : 132 299 358

Hari/Tanggal Materi Saran Tanda Tangan