Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi KPP Pratama Medan Barat Upaya Fiskus dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak untuk Memenuhi

kepatuhan Wajib Pajak tahun 2008 mengalami penurunan sebanyak 12524 Wajib Pajak dari tahun 2007 atau dengan persentase penurunan sebesar 83.15. b. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan kembali SPT tahunan dibanding dengan jumlah SPT yang dikirim tahun 2007 adalah 22. Sedangkan tahun 2008 adalah sebesar 23.3. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 dalam tahun 2007 dan 2008 tergolong masih sangat rendah yaitu masig di bawah 50. Rendahnya Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pasal 21 di KPP Pratama Medan Barat disebabkan oleh sebagian Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21. Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang serius dari fiskus yang berkompeten dalam hal itu dan diusahakan langkah-langkah untuk mengetahui penyebabnya serta pemecahan masalahnya.

4.3. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi KPP Pratama Medan Barat

Terhadap Pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 21 : Ada beberapa hambatan atau kesulitan yang menimbulkan permasalahan dan perlu ditinjau untuk mencari alternatif pemecahannya. Hambatan atau kesulitan tersebut antara lain masih rendahnya tingkat pengetahuan sebagian Wajib Pajak Masalah lain yang perlu mendapat perhatian adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan sebagian Wajib Pajak tentang perpajakan, khususnya mengenai PPh Pasal 21 dan mekanisme pelunasannya . Universitas Sumatera Utara Pengetahuan Wajib Pajak pada umumnya mengenai Undang-Undang perpajakan sangatlah terbatas pada hal-hal yang penting seperti mengenai tarif pajak, tanggal jatuh tempo pembayaran penyampaian pajak, dan sanksi administrasi yang dikenakan atas keterlambatan dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak disebabkan oleh beberapa hal antara lain : a. Penyuluhan kepada Wajib Pajak yang kurang memadai. b. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. c. Wajib Pajak itu benar-benar tidak mengetahui dan masih memerlukan bimbingan.

4.4. Upaya Fiskus dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak untuk Memenuhi

Kewajiban Perpajakannya Adapun upaya yang dapat dilakukan Fiskus dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu: 1 Memberikan informasi tentang pajak Sebaiknya informasi yang diberikan kepada masyarakat, tidaklah sekedar agar masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan kewajibannya sebagai Wajib Pajak tetapi juga mengenai hak mereka kepada Wajib Pajak dan manfaat mereka membayar pajak. Pemberian informasi tentang pajak tidaklah cukup dengan hanya diberikan pada Kantor Pelayanan Pajak saja, tetapi juga disampaikan melalui Universitas Sumatera Utara media-media yang mudah didapatkan oleh masyarakat baik itu media massa maupun media elektronik. Adapun media tersebut antara lain: a. Televisi Peranan televisi sangat penting dalam menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah perpajakan. Karena seperti yang ketahui televise merupakan media informasi yang sangat umum digunakan oleh masyarakat pada umumnya. b. Radio Sebagai media elektronik yang menyebarkan informasi mengenai perpajakan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat di berbagai pelosok tanah air dan berbagai jenis dan lapisan masyarakat juga sangat mendukung. c. Surat Kabar Informasi yang diperoleh melalui surat kabar adalah mengenai pemberitahuan tentang Surat Keputusan ataupun Surat Edaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. d. Internet Telah kita ketahui sangat mudah mengakses informasi terbaru mengenai perpajakan di Indonesia dengan website www.pajak.go.id . 2 Memberikan jasa pelayanan dengan baik kepada Wajib Pajak Pelayanan yang baik kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Direktorat Jenderal Pajak memberikan jasa pelayanan pajak yang antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Memberikan penyuluhan pajak dan restitusi pajak b. Permohonan perubahan alamat Wajib Pajak c. Permohonan NPWP dan NPPKP d. Melayani loket penerimaan SPT, baik SPT Masa dan SPT Tahunan 3 Penyuluhan perpajakan dan penegakan hukum yang sepenuhnya kepada Wajib Pajak agar semakin loyal dan sadar akan kewajinan perpajakannya. Penyuluhan seputar perpajakan harus sering dilakukan Direktorat Jenderal pajak, Misalnya saja dengan menyelenggarakan seminar-seminar dalam memperkenalkan sistem perpajakan yang terbaru dan lebih mudah dipahami tentunya kepada masyarakat umum, seminar-seminar pada mahasiswa di dunia kampus, maupun workshop aplikasi pengisian SPT bagi bendaharawan. Penyuluhan juga dapat dilakukan dengan membagikan atau menyediakan di Kantor Pelayanan Pajak yaitu modul-modul mengenai jenis pajak tertentu, selebaran- selebaran pajak ataupun dapat juga berupa spanduk pada jalan raya untuk memberitahu informasi tentang pajak. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak tidak merata harus segera diatasi dengan penyuluhan dan penegakan hukum Low Enforcement. Hal ini akan mendidik Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajaknnya. Kedua hal di atas merupakan jalan terbaik untuk meningkatkan kepatuhan dan penerimaan Negara dari sektor pajak. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan