3.5.2 Perhitungan Kesetaraan Pentiter 2,6-diklorofenol indofenol
Ditimbang seksama 50 mg asam askorbat BPFI, pindahkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian dilarutkan dengan larutan asam metafosfat-
asetat 3, dicukupkan sampai garis tanda. Dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan larutan asam metafosfat-asetat 3 sebanyak 6
ml. Kemudian titrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol 0,025 hingga warna merah muda mantap tidak kurang dari 5 detik. Lakukan titrasi blanko
menggunakan 7 ml asam metafosfat-asetat 3 dan dititrasi dengan larutan 2,6- diklorofenol indofenol 0,025 hingga warna merah muda mantap. Kadar
larutan baku 2,6-diklorofenol indofenol dinyatakan dengan kesetaraan dalam mg asam askorbat Ditjen POM, 1995.Menurut Ditjen POM 1995,
perhitungan kesetaraan dilakukan dengan rumus: Kesetaraan mg
Keterangan: Va
= volume aliquot ml W
= Berat vitamin C mg Vt
= Volume titrasi ml Vb
= Volume blanko ml Vc
= Volume labu tentukur ml
3.5.3 Penyiapan Sampel
Dikupas sampel dan dibuang kulitnya, ditimbang daging buah sekitar 100 g lalu dipotong kecil-kecil dan diblender, ditimbang seksama 10 g lalu
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan ditambahkan asam metafosfat-
Universitas Sumatera Utara
asetat sampai garis tanda, dihomogenkan, kemudian disaring, filtrat pertama dibuang +3 ml.
3.5.4 Uji Kualitatif Vitamin C dari Larutan Sampel
- Dengan FeCl
3
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel, lalu dinetralkan sampai pH 6-8 dengan penambahan NH
4
OH, lalu ditambahkan beberapa tetes FeCl
3
, akan terbentuk warna ungu Auterhoff dan Kovar, 1987. - Test daya reduksi dengan perak amoniakal
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml larutan sampel dan tambahkanbeberapa tetes pereaksi, bila perlu panaskan dalam penangas air,
akan terbentuk cermin perak pada dinding tabung Auterhoff dan Kovar, 1987.
3.5.5 Penetapan Kadar Vitamin C dari Larutan Sampel
Dipipet 2 ml larutan sampel lalu dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 5 ml asam metafosfat-asetat. Dititrasi dengan larutan
2,6-diklorofenol indofenol sampai terbentuk warna merah jambu yang mantap sebagai titik akhir titrasi. Dilakukan penetapan blanko Ditjen POM, 1995.
Menurut Horwitz 2002, kadar vitamin C dapat dihitung dengan rumus:
Kadar vitamin C mgg Keterangan:
Vt = volume titrasi ml
Vb = volume blanko ml
V
L
= volume labu tentukur ml
Universitas Sumatera Utara
Vp = volume pemipetan ml
Bs = berat sampel g
3.5.6. Uji Perolehan Kembali Recovery
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan Harmita, 2004. Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit
dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan motode tersebut.Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan
berapa persen analit yang ditambahkan tadi dapat ditemukan Harmita, 2004. Prosedur uji perolehan kembali recovery dengan metode adisi
dilakukan sebagai berikut: Dikerjakan dengan prosedur yang sama seperti penetapan kadar vitamin C dalam sampel dengan penambahan vitamin C baku
yaitu 2,2 mg dengan cara sebanyak 22 mg vitamin C baku dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan ditambahkan asam-metafosfat asetat sampai
garis tanda konsentrasi 0,22 mgml, lalu di pipet sebanyak 10 ml yang ditambahkan pada sampel yang ditimbang seksama dan dilakukan enam kali
pengulangan. Rumus perhitungan persen recovery Harmita, 2004:
Recovery = X 100
Keterangan: A = Kadar vitamin C sebelum penambahan baku B = Kadar vitamin C setelah penambahan baku
C = Konsentrasi vitamin C baku yang ditambahkan
Universitas Sumatera Utara
3.5.7 Uji Keseksamaan Presisi Metode Analisis