2.3. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility
Disclosure
Association of Chartered Certified Accountants ACCA menyatakan bahwa pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut
Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan
produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan sustainable development. Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan
pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan
peluang sustainability development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya.
Salah satu badan yang aktif mengeluarkan pedoman bagi perusahaan terkait pengungkapan lingkungan hidup adalah Global Reporting Initiative GRI. Dalam
Standar GRI Indikator kinerja di bagi menjadi 3 komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan hidup dan sosial yang mencakup hak azasi manusia, praktek
ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, tanggung jawab produk dan masyarakat. Peraturan terkait pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dan
lingkungan di Indonesia diatur dalam peraturan pemerintah pada Undang-Undang No. 40 tahun 2007 Pasal 66 ayat 2c. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor
KEP-134BL2006 juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapan informasi terkait tata kelola perusahaan dimana di dalamnya juga termasuk uraian mengenai
aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan pada laporan tahunan perusahaan.
Sedangkan dalam standar akuntansi Indonesia, penyajian informasi lingkungan juga
telah dianjurkan dalam PSAK No.1 tahun 2004 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
Perusahaan harus melakukan pengungkapan atas praktik CSR agar para stakeholder mengetahui bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik CSR.
Pengungkapan praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan ke dalam
akuntansi. Hal ini mendorong lahirnya suatu konsep yang disebut sebagai Social Accounting, Socio Economic Accounting ataupun Social Responsibility Accounting,
Indira dan Dini Pratiwi, 2012. Pengungkapan disclose bararti penyampaian release informasi. Luhgiatno
2007 mendefinisikan pengungkapan disclosure sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang
efisien. Menurut Henny dan Murtanto, 2001 : 27 Adolism, 2009 alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain:
a. Pengambilan keputusan internal Internal decision making : manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas dari informasi sosial
tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Data harus tersedia agar biaya dari pengungkapan tersebut dapat diperbandingkan dengan manfaatnya bagi
perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.
b. Diferensiasi produk Product differentiation : manajer dari perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial memiliki insentif untuk membedakan diri dari
pesaing yang tidak bertanggungjawab secara sosial kepada masyarakat. c. Pencerahan kepentingan diri sendiri Enlightened self interest : perusahaan
melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stockholder, kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan
masyarakat karena dapat mempengaruhi pendapatan panjualan dan harga saham perusahaan.
2.4. Kepemilikan Saham Publik