34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Singkat Perbankan Syariah
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Ide pendirian Bank Syariah sudah dimulai sejak tahun 1937 oleh ketua pengurus Besar
Muhammadiyah yaitu K. H. Mas Mansur sampai pada akhirnya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sehingga berdirinya Bank Muamalat dan Undang- Undang ini
diubah menjadi Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Atas dasar undang-undang ini bermunculah bank syariah di Indonesia. Landasan pendirian Perbankan syariah
terdapat dalam al-Qur’an dan hadist serta di dukung oleh Fatwa DSNMUI dan Peraturan Bank Indonesia sehingga Perbankan Syariah mulai berkembang di
Indonesia.
4.1.2 Gambaran Umum Bank Syariah di Indonesia
4.1.2.1 PT. BCA Syariah
PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank
Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No. 1213KEP.GBIDpG2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada
hari Senin tanggal 5 April 2010. Visi: Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat.
35 Misi:
1.
Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami kebutuhan dan memberikan
layanan yang lebih baik bagi nasabah.
2.
Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran, penghimpunan dana dan pembiayaan bagi nasabah perorangan,
mikro, kecil dan menengah.
4.1.2.2 PT. BJB Syariah
Pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan DivisiUnit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan
syariah pada saat itu. Setelah 10 sepuluh tahun operasional DivisiUnit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta
mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan DivisiUnit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah.
Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari
2010 didirikan Bank BJB Syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang
36 dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12629DPbs tertanggal 30
April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari DivisiUnit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang
menjadi cikal bakal Bank BJB Syariah. Visi: Menjadi 5 Bank Umum Syariah Terbesar, Sehat dan Berkinerja Baik di
Indonesia. Misi:
1. Memberikan layanan perbankan syariah secara amanah dan profesional. 2. Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui peningkatan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah UMKM. 3. Memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
4.1.2.3 PT. Bank Syariah BNI
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
1241KEP.GBI2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah, dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000
ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi
37 yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara SBSN dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Visi: Menjadi Bank Syariah Pilihan Masyarakat yang Unggul dalam Layanan dan
Kinerja.
Misi:
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. 3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
4.1.2.4 PT. Bank Syariah BRI
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia
pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.1067KEP.GBIDpG2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
38 Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah spin off yang
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah. Visi: Menjadi Bank Ritel Modern Terkemuka dengan Ragam Layanan Finansial
Sesuai Kebutuhan Nasabah dengan Jangkauan Termudah untuk Kehidupan Lebih Bermakna.
Misi: 1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan
finansial nasabah. 2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. 3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan
dimana pun. 4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan
menghadirkan ketenteraman pikiran.
4.1.2.5 PT. Bank Syariah Bukopin
Perjalanan PT Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum PT Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk
dikembangkan menjadi bank syariah. Bank syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah setelah
39 memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober
2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan
Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariahnya kedalam PT Bank Syariah Bukopin.
Visi: Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik. Misi:
1. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah.
2. Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah. 3. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM Usaha Mikro Kecil
Menengah. 4. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder.
4.1.2.6 PT. Bank Syariah Mandiri
Kehadiran Bank Syariah Mandiri BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multidimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
40 Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik
mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah dual banking system. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
41 Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
Visi: Memimpin Pengembangan Peradaban Ekonomi yang Mulia. Misi:
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
4.1.2.7 PT. Maybank Indonesia Syariah
PT Bank Maybank Syariah Indonesia Maybank Syariah bermula pada tahun 1995, yaitu berdirinya bank patungan Indonesia-Malaysia bernama PT Bank
Maybank Indocorp. Tanggal 11 Oktober 2010 Bank Maybank resmi beralih entitas usaha dari bank konvensional menjadi bank umum syariah.
42 Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang Terpercaya di Indonesia To be
the preferred Shariah Financial Partner in Indonesia. Misi:
1. Membangun hubungan berkesinambungan melalui penciptaan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.
2. Menjadi bank yang kuat dalam mendukung transaksi lintas negara di Asia Tenggara.
3. Menjadi partner keuangan yang strategis bagi pengembangan industry di Indonesia.
4.1.2.8 PT. Bank Syariah Mega Indonesia
Berawal dari PT Bank Umum Tugu Bank Tugu, bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 tersebut di akuisisi CT Corpora melalui Mega Corpora
dan PT Para Rekan Investama pada 2001. Sejak awal para pemegang saham memang ingin mengkonversi bank umum konvensional itu menjadi menjadi bank
umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia pada 27 Juli
2004. Visi: Bank Syariah Kebanggaan Bangsa.
Misi: Memberikan Layanan Jasa Keuangan Syariah Terbaik melalui Kinerja Organisasi yang Unggul untuk Meningkatkan Nilai Tambah Bagi
Stakeholder dalam Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa.
43
4.1.2.9 PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia
Bank Muamalat adalah bank Islam pertama di Indonesia yang dirintis umat Islam Indonesia yaitu Majelis Ulama Indonesia MUI serta tokoh muslim di
nusantara yang tergabung dalam ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia ICMI, dan di dukung oleh pemerintah dan pengusaha muslim. Dengan sumber
permodalan berasal lebih dari 800.000lembaga serta masyarakat muslim. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1
Nopember 1991 dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992
.
Visi: Menjadi Bank Syariah Utama di Indonesia, Dominan di Pasar Spiritual, Dikagumi di Pasar Rasional.
Misi: Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah Dunia dengan Penekanan pada Semangat Kewirausahaan, Keunggulan Manajemen dan
Orientasi Investasi yang Inovatif untuk Memaksimumkan Nilai bagi Stakeholder.
4.1.2.10 PT. Bank Panin Syariah
PT Bank Panin Syariah Tbk berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari
BI berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.1152KEP.GBIDpG2009 tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 2
Desember 2009. Visi: Menjadi Bank Retail yang Amanah, Bertanggung Jawab dan Membawa
Berkah bagi Masyarakat.
44 Misi:
1. Mewujudkan layanan keuangan syariah secara profesional, amanah dan bertanggung jawab.
2. Memberikan produk dan layanan dengan standar terbaik sesuai kebutuhan nasabah.
3. Menjalin hubungan muamalah yang saling menguntungkan dan professional dengan seluruh stakeholder.
4. Menumbuhkan dan menjaga pertumbuhan usaha perbankan syariah yang sehat.
4.1.2.11 PT. Bank Victoria Syariah
PT. Bank Victoria Syariah PT. Bank Swaguna didirikan di kota Cirebon pada tahun 1966 dan mulai beroperasi tanggal 7 Januari 1967. Akuisisi saham PT.
Bank Swaguna sebesar 99,80 oleh PT. Bank Victoria International Tbk telah disetujui oleh Bank Indonesia pada tanggal 3 Agustus 2007. PT. Bank Victoria
Syariah telah mendapatkan Izin Operasional sebagai Bank Syariah bedasarkan SK Gubernur Bank Indonesia No. 128KEP.GBIDpG2010 tanggal 10 Februari
2010. 1 April 2010 beroperasi secara penuh Sebagai Bank Umum Syariah BUS. Visi: Menjadi Bank Ritel Syariah Nasional yang Tumbuh dan Berkembang Secara
Sehat dan Amanah Misi:
1. Memberikan layanan syariah terbaik kepada nasabah secara konsisten dengan
tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
45 2. Mengembangkan sumber daya insani yang memiliki dedikasi, integritas,
loyalitas dan professional. 3. Memperhatikan pengelolaan risiko dan keuangan secara terus menerus.
4. Senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Situmorang dan Lufti 2011:10 analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan data secara umum. Statistik
deskriptif berusaha untuk menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti melihat mean, varians, modus, median, serta distribusi
frekuensi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing sebagai variabel independen dan Return on
Assets sebagai variabel dependen. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel Bank Syariah di Indonesia periode 2010-2013 sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation FDR
44 .0095
2.8920 .938502
.4731512 NPF
44 .0000
.0459 .022061
.0142339 ROA
44 -.0253
.6930 .039695
.1126800 Valid N listwise
44
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa banyaknya data N 44, dari jumlah data sebanyak 11 Bank Syariah. Hasil tersebut diperoleh oleh Metode
46 pooled atau data panel, yaitu gabungan dari data time series antar waktu dan
data cross section antara individuruang, dimana 11 bank tersebut dikalikan periode tahun pengamatan 4 Tahun, sehingga observasi dalam penelitian ini
menjadi 4 x 11 = 44 observasi. Dari 44 data observasi tersebut terlihat bahwa, data rasio Financing to
Deposit Ratio FDR terendah minimum adalah sebesar 0,0095 berasal dari FDR Bank Syariah Mandiri periode tahun 2011, sedangkan rasio FDR tertinggi
maksimum adalah 2,8920 berasal dari FDR Bank Maybank Indonesia Syariah
periode tahun 2011. Dengan melihat nilai rata-rata mean FDR sebesar 0,938502 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat FDR Bank Syariah di
Indonesia selama periode 2010-2013 berada dalam batas aman yaitu tidak melebihi dari standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 85-100.
Untuk melihat berapa besar penyimpangan data pada rasio FDR dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 0,4731512 dalam hal ini, data variabel FDR bisa
dikatakan baik, karena nilai standar deviasinya lebih kecil dari pada nilai mean- nya.
Dari 44 data observasi rasio variabel Non Performing Financing NPF memiliki nilai terendah minimum sebesar 0,0000 berasal dari NPF Bank
Maybank Indonesia Syariah dan Bank Muamalat periode tahun 2010, dan Bank Maybank Indonesia Syariah periode tahun 2011. Untuk rasio NPF tertinggi
maksimum adalah 0,0459 berasal dari NPF Bank Syariah Bukopin periode tahun 2012. Dengan melihat nilai rata-rata mean NPF sebesar 0,022061 maka dapat
disimpulkan bahwa secara statistik tingkat FDR Bank Syariah di Indonesia tahun
47 2010-2013 berada dalam batas aman yaitu tidak melebihi dari standar yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu 5. Untuk melihat berapa besar simpangan data pada rasio NPF dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 0,0142339 dalam hal
ini, data variabel NPF bisa dikatakan baik, karena nilai standar deviasinya lebih kecil dari nilai mean-nya.
Dari 44 data observasi rasio variabel Return on Asset ROA memiliki nilai minimum sebesar -0,0253 berasal dari Bank Panin Syariah periode tahun
2010 dan nilai maksimum sebesar 0,6930 berasal dari Bank Victoria Syariah periode tahun 2011. Dengan melihat nilai rata-rata mean ROA sebesar 0,039695
maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat ROA Bank Syariah di Indonesia tahun 2011-2013 lebih tinggi dari standar yang ditetapkan Bank
Indonesia yaitu 1,5. Untuk melihat berapa besar simpangan data pada rasio ROA dilihat dari standar deviasinya yaitu sebesar 0,1126800 dalam hal
ini, data variabel ROA bisa dikatakan tidak baik, karena nilai standar deviasinya lebih
besar dari nilai mean-nya.
4.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda