Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) pada Mencit Swiss Webster yang Diinduksi Oleum ricini.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI

Oleum ricini

Agustina Indah G., 2015; Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II : Harijadi Pramono, dr., M.Kes

Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kematian balita di Indonesia. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat adanya kecenderungan insidensi yang meningkat dari tahun ketahun. Banyaknya efek samping dari penggunaan obat sintetis, masyarakat saat ini sebagian memilih untuk menggunakan obat obatan yang berasal dari tanaman obat karena dianggap lebih aman.

Tujuan penelitian adalah mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto (EEDS) pada mencit.

Desain penelitian eksperimental laboratorik, menggunakan metode proteksi terhadap diare yang diinduksi Oleum ricini. Hewan coba mencit 25 ekor (n=5). Hewan kelompok I, II, III, IV, dan V berturut-turut diberi EEDS 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, Carboxy Metyl Cellulose 1%, dan Loperamid 0,52 mg/kgBB. Data yang diukur adalah frekuensi defekasi, berat feses (mg), dan konsistensi feses. Frekuensi defekasi dan konsistensi feses menggunakan analisis dengan Uji Kruskal-wallis H kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Witney U, berat feses menggunakan uji ANAVA dilanjutkan uji Tukey HSD.

Fekuensi defekasi kelompok I, II, dan III menunjukan pebedaan yang

signifikan terhadap kontrol (p= 0,002). Berat feses kelompok I, dan II di bandingkan dengan kontrol berat (p=0,045; p= 0,13). dan kelompok III berbeda sangat bermakna (p=0,000). Konsistensi feses semua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kontrol (p>0,05).

Simpulan, ekstrak etanol daun sambiloto berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi dan berat feses dengan potensi setara Loperamid, tetapi tidak memperbaiki konsistensi feses.

Kata kunci : antidiare, ekstrak etanol daun sambiloto, metode proteksi diare, Oleum ricini


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ANTIDIARRHEA EFFECT OF SAMBILOTO LEAF ETANOL EXTRACT

(Andrographis paniculata Ness.) ON Swiss Webster Mice INDUCED BY Oleum ricini

Agustina Indah G., 2015; !st Tutor : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes 2ndTutor : Harijadi Pramono, dr., M.Kes

Diarrhea is still one of the infant’s death problem in Indonesia. Morbidity survey had been done by diarrhea field health department from 2000 until 2010. shows increased incidents. Synthetic medicines has many side effects, thus people prefer herbal medicine..

The aim of this research was to know antidiarrhea effect of sambiloto etanol extract (EEDS).

Design was true experimental laboratory, using 25 mices (n=5) Induced by Oil Castor. Group I, II, III, IV, and V were given EEDS 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, Carboxy Metyl Cellulose 1%, and Loperamid 0,52 mg/kgBB. The data measure was defecation frequency, feces weight (mg) and consistence. The frequency and consistence data was analyzed by Kruskal-Wallis H test and Post Hock Mann-Whitney U test, feces weight use ANAVA Post Hock Tukey HSD test, feces consistence use Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney U test, α = 0,05. Result showed significant differences of frequency defecation, between group I, II, and III to the control (p= 0,002). The feces weight of group I and II compared with the control of feces weight (p=0,045; p= 0,13) and group III had highly significant (p= 0,000), Feces consistency of all the groups didn’t have significant difference to the control (p> 0,05)

The conclusion sambiloto extract etanol had an effect of low frequency defecation and feces weight with the same potential of Loperamid, but it didn’t improve the feces consistency

Key words : antidiarrhea, etanol extract , sambiloto leaves, diarrhea protection method, Oleum ricini


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

JUDUL……….i

LEMBAR PERSETUJUAN………..…ii

SURAT PERYATAAN………..……...iii

ABSTRAK………..………...iv

ABSTRACT………..………...v

KATA PENGANTAR………..……….vi

DAFTAR ISI………..……….viii

DAFTAR GAMBAR………..………..xi

DAFTAR TABEL………..………..xii

DAFTAR DIAGRAM………..………...xiii

DAFTAR LAMPIRAN………..……….xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..………….1

1.2 Identifikasi Masalah………..……….3

1.3 Maksud dan Tujuan………..……..3

1.3.1 Maksud Penelitian………..………3

1.3.2 Tujuan Penelitian………..…...…..3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah………..……….4

1.4.1 Manfaat Akademis………..………...4

1.4.2 Manfaat Praktis………..………4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian………..………….4

1.5.1 Kerangka Pemikiran………..………….4

1.5.2 Hipotesis Penelitian………...……….6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Tractus Gastrointestinalis………..…………...……..7

2.2 Histologi Tractus Gastrointestinalis………..………..11


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.4 Diare………..………...15

2.4.1 Definisi………..………...15

2.4.2 Klasifikasi dan Etiologi Diare………..…...……….16

2.4.3 Faktor Risiko Diare………..………18

2.4.4 Epidemiologi Diare……….……….19

2.4.5 Penatalaksanaan Diare………..………20

2.5 Taksonomi Andrographis paniculata………..…….22

2.5.1 Botani Andrographis paniculata………..………23

2.5.2 Kandungan Kimiawi Andrographis paniculata ………..……....24

2.5.3 Efek Biologis Andrographis paniculata………..……….24

2.6 Oleum Ricin………..………29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan………..………...30

3.1.1 Alat………..……….30 3.1.2 Bahan ………..……….30

3.1.3 Subjek Penelitia.………..………….………30

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……….……….31

3.3 Metode Penelitian………..………..……….31

3.3.1 Desain Penelitian………..…………31

3.3.2 Variabel Penelitian………..………….31

3.3.3 Definisi Operasional Variabel………..…………31

3.3.3 Perhitungan Besar Sampel………..………..32

3.4 Prosedur Kerja………..………33

3.4.1 Persiapan Bahan Uji………..……...…33

3.4.2 Persiapan Hewan Coba………..………...33

3.4.3 Cara Kerja………..………...33

3.5 Cara Pemeriksaan………..………...………34

3.6 Metode Analisis………..………..35


(5)

x Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan pembahasan………..………38

4.1.1 Berat Badan Mencit………..…………38

4.1.2 Frekuensi Defekasi………..……….39

4.1.3 Berat Feses………..………..41

4.1.4 Kosistensi Feses………..………..42

4.2 Uji Hipotesis………..………..49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………..……….51

5.2 Saran………..………...52

DAFTAR PUSTAKA………......53

LAMPIRAN………..………....56


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Anatomi tractus gastrointestinalis ... 8 2.2 Histologi tractus gastrointestinalis ... 12 2.3 Andrographis paniculata ... 14


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Berat Badan Mencit (Gram) ... 37

4.2 Frekuensi Defekasi Mencit ... 38

4.3 Hasil Uji Mann-Whitney U... 40

4.4 Berat Feses Mencit (Dalam LG) ... 41

4.5 Hasil Uji Tukey HSD Berat Feses Mencit ... 47

4.6 Konsistensi Feses Mencit ... 48


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman 4.1 Diagram Batang Frekuensi Defekasi Mencit ... 39 4.2 Diagram Batang Berat Feses Mencit (Dalam LG) ... 42 4.3 Diagram Batang Konsistensi Feses Mencit... 45


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Prosedur Kerja ... 55

2 Perhitungan Dosis ... 57

3 Berat Badan Mencit... 59

4 Data Hasil Uji Statistik Berat Badan Mencit ... 60

5 Data Hasil Uji Statistik Frekuensi Defekasi Mencit ... 61

6 Data Hasil Uji Statistik Berat Feses Mencit………... 69

7 Data Hasil Uji Statistik Konsistensi feses………...73

8 Ethical Approval ... 74

9 Determinasi Andrographis paniculata ... 75


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melaksanakan setiap aktivitas

kehidupannya. Energi ini berasal dari metabolisme yang bahan dasarnya berasal dari makanan dari luar tubuh. Makanan tersebut masuk melalui saluran pencernaan yang terbentang mulai dari mulut sampai berakhir pada anus. Saluran pencernaan bertugas memenuhi kebutuhan air, elektrolit, dan nutrisi bagi tubuh, karena itu saluran pencernaan harus berfungsi tanpa mengalami gangguan. Gangguan saluran pencernaan dapat bervariasi mulai dari diare sampai obstipasi. penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (Simadibrata, 2009).

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ketahun, diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Dari Survei morbiditas oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan yang dilakukan dari tahun 2000 sampai 2010, terlihat adanya kecenderungan insidensi diare semakin meningkat. Pada tahun 2000 Insidance rate penyakit diare adalah 301/ 1000 penduduk, pada tahun 2003 meningkat menjadi 374/ 1000 penduduk, pada tahun 2006 meningkat lagi menjadi 423/ 1000 penduduk, sedangkan pada tahun 2010 menjadi 411/ 1000 penduduk. Dari survei tersebut didapatkan juga bahwa penyebab kematian bayi (usia 29 hari sampai 11 bulan) yang terbanyak adalah diare, yaitu 31,4 %. Diare juga menjadi penyebab kematian terbanyak pada anak balita (usia 12 sampai 59 bulan), yaitu 25,2 % (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Strategi pengendalian diare yang di laksanakan pemerintah melalui program LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yaitu dengan memberikan


(11)

2 Universitas Kristen Maranatha

Oralit, Zinc, Antibiotika, dan nasehat (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Selain itu, pengobatan simtomatik diare dapat dilakukan dengan menggunakan derivat

opioid, bismuth subsalisilat, obat pengeras tinja, dan obat antisekretorik

(Simadibrata & Daldiyono, 2009). Efek samping penggunaan obat sintetis telah banyak diketahui, karena itu masyarakat saat ini mulai beralih pada obat yang berasal dari tanaman herbal karena dianggap lebih aman (Dalimartha, 2011).

Sampai saat ini, beberapa obat herbal yang telah digunakan untuk mengobati gejala diare adalah daun sambiloto, daun jambu biji, kulit manggis, lengkuas, dan lain lain. Daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness) mengandung zat pahit Andrographolide, Neoandrographolide, flavonoid, quinic acids dan xanthones yang mempunyai aktivitas anti-inflamasi, anti diare, dan berperan sebagai imunomodulator (Hossain, 2014). Neoandrographolide memiliki aktifitas antidiare yang sama efektifnya dengan loperamid pada respon sekreorik usus yang di induksi oleh enterotoksin E.coli. Efek antisekretorik tersebut terjadi melalui penghambatan akumulasi nitrit akibat endotoksin serta inhibisi NO-sintetase yang menyebabkan gangguan sirkulasi akibat endotoksin (WHO, 2004).

Pada penelitian Kalaya & Uraiwan, 2012 dengan menggunakan ekstrak etanol daun sambiloto (85%) menunjukan waktu onset terjadinya diare pada pemberian dosis 500, 1000 dan 2000 mg/kgBB lebih lama, selain itu didapatkan pula hasil penghambatan diare sebesar 13,63 % pada dosis 2000 mg/kgBB.

Penelitian-penelitian mengenai efek antidiare oleh Daun Sambiloto sepengetahuan penulis masih belum banyak dilakukan, terutama efek anti inflamasinya pada diare, karena itu penulis tertarik untuk melakukan percobaan ini.


(12)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)

berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi.

2. Apakah ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)

berefek antidiare dengan menurunkan berat feses.

3. Apakah ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)

berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi padat.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud penelitian

Mengetahui salah satu tanaman obat yang ber efek sebagai antidiare.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dengan menurunkan frekuensi.

2. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dengan menurunkan berat feses.

3. Untuk mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi padat.


(13)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Memperluas pengetahuan tentang tanaman herbal khas Indonesia, khususnya, ekstrak etanol daun sambiloto sebagai antidiare.

1.4.2 Manfaat Praktis

Karya tulis ini nantinya diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai manfaat dari daun smbiloto dalam pengobatan diare

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Sistem gastrointestinal merupakan gerbang masuknya zat makanan, vitamin, mineral, dan cairan ke dalam sel tubuh. Zat nutrien utama, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang lebih kecil sehingga lebih mudah diabsorbssi. Hal tersebut bergantung pada berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorong sepanjang saluran cerna, dan mencampur dengan empedu dan enzim pencernaan (Ganong, 2008). Gerakan propulsif dasar, yang mendorong makanan untuk berpindah dari bagian proksimal traktus gastrointestinal sampai ke distal saluran pencernaan, adalah peristaltik (Guyton & Hall, 2010).


(14)

5 Universitas Kristen Maranatha

Diare ialah peningkatan frekuensi dari defekasi, cairan, volume, berat dari feses dan biasanya di sebabkan oleh pergerakan peristaltik usus yang meningkat terlalu banyak. (McCance, 2010). Patofisologi diare dapat di sebabkan oleh berbagai mekanisme, yaitu peningkatanan osmolaritas intraluminal (diare osmotik); peningkatan sekresi cairan dan elektrolit (diare sekretorik); malabsorbsi ampedu dan lemak; defek pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit; abnormalitas motilitas dan waktu transit usus; gangguan permeabilitas usus; inflamasi dinding usus (diare inflamatorik); dan infeksi dinding usus (diare infeksi) (Simadibrata, 2009)

Kerusakan mukosa usus karena proses inflamatorik menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus, sehingga menggangu proses absorbsi air dan elektrolit. Diare yang disesbakan oleh proses ini disebut diare inflamatorik. Penyebab inflamasi mikosa usus dapat berasal dari infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi ( kolitis ulseratif dan penyakit Crohn) (Simadibrata,2009)

Makanan dengan kandungan zat aktif tertentu yang diberikan dalam jumlah tertentu dapat menginduksi diare inflamatorik. Oleum ricini mengandung trigliserida, yang akan dihidrolisis oleh lipase pankreas di dalam usus halus menjadi gliserin dan asam risinoleat. Proses ini merangsang timbulnya iritasi dan inflamasi pada mukosa usus. Prostaglandin yang dilepaskan akan mempercepat peristaltik usus, dan menyebabkan pengeluaran isi usus dengan cepat (Binder, 2005). Inflamasi pada mukosa usus mencit menyebabkan (a) produksi mukus yang berlebihan, (b) eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, dan (c) gangguan absorbsi air dan elektrolit. Proses-proses diatas menyebabkan diare inflamatorik yang akan diterapkan pada hewan coba dalam penelitian ini. (Simadibrata,2009) Daun sambiloto memiliki andrographolide dan neoandrographolide yang berasa pahit. Aktifitas anti inflamasi Andrographolide bekerja dengan cara penghambatan ekspresi intrercellular adhesion molecule-1 di monosit yang di aktifkan oleh TNF-α mensupresi inducible nitric oxide synthetase (iNOS) dan menghambat ekspresi COX-2 (Hossain, 2014). Sedangkan neoandrographolide


(15)

6 Universitas Kristen Maranatha

endotoksin serta inhibisi NO-sintetase yang menyebabkan gangguan sirkulasi akibat endotoksin (WHO, 2004). Kandungan Flavonoid yang tinggi dalam daun sambiloto juga berfungsi sebagai antioksidan (Chatterjee, 2014). Oleh karena itu ekstrak etanol daun sambiloto dapat berefek sebagai antidiare.

1.5.2 Hipotesis penelitian

1. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi.

2. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan menurunkan berat feses.

3. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi menjadi padat.


(16)

51 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)

berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi pada semua dosis.

- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan menurunkan berat feses pada semua dosis.

- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) tidak berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi lebih padat.


(17)

52 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

o Melakukan uji toksisitas lanjutan pada ektrak daun sambiloto

untuk mengetahui dosis maksimal yang masih aman digunakan untuk mengatasi diare.

o Melakukan percobaan menggunakan bagian lain dari tumbuhan

sambiloto seperti akar, batang maupun keseluruhan tumbuhan.

o Melakukan uji lanjut menggunakan daun sambiloto sebagai

terapi antidiare pada hewan coba lain.

o Menggunakan kombinasi daun sambiloto (Andrographis

paniculata Ness.) dengan bahan herbal lain seperti rimpang

lengkuas yang mampu memperbaiki konsistensi feses untuk memperoleh obat antidiare yang lebih efektif.


(18)

53 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bruneton, J. (1999). Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants (2 ed.). Paris: Lavoisier Publishing.

Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Persistent Travelers’ Diarrhea. Retrieved October 18, 2015, from

http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2016/post-travel-evaluation/persistent-travelers-diarrhea

Chao, W.-W., & Lin, B. (2010). Isolation and identification of bioactive compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chinese Medicine , 5 (17). Chatterjee, N., Biswas, S., Saha, N. C., & Biswas, S. J. (2014). ANDROGRAPHIS

PANICULATA A TRADITIONAL HERB WITH PHARMACOLOGICAL PROPERTIES: A REVIEW. Global Journal of Research on medical plants &

indgenous medicine , III (5).

Chinese Academy of Sciences. (2010). Andrographis paniculata. Retrieved October 18, 2015, from

http://english.xtbg.cas.cn/rs/ma/201009/t20100915_58913.html

Dalimartha, S. (2011). ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA Jilid 1.

Trubus Agriwidya, Agnggota Ikapi .

Dewoto, H. R. (2007). Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi fitofarmaka. Dalam Majalah kedokteran Indonesia. Jakar ta.

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22.

Goodman, & Gilman. (2006). The pharmacological basis of therapeutics

(VOL.11)United States: McGraw-Hill.

Gupta, S., Yadava, J., & Tandon, J. (2008). Antisecretory (Antidiarrhoeal) Activity of Indian Medicinal Plants Against Escherichia Coli Enterotoxin-Induced

Secretion in Rabbit and Guinea Pig Ileal Loop Models. International Journal


(19)

54 Universitas Kristen Maranatha

Hubell. (2011, October 25). What is Waldeyer's Ring? Retrieved October 18, 2015, from

https://www.uvm.edu/medicine/surgery/documents/TonsillectomyandAdenoid ectomy1.pdf

Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan percobaan aplikatif : Aplikasi kondisional

bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Indian Institute of Integrative Medicine. (2012). Andrographis Paniculata. Retrieved October 18, 2015, from http://www.herbalnet.org/wholeherb/andro_panic.asp

Integrated Taxonomic Information System. (2015). Andrographis paniculata (Burm.

f.) Wall. ex Nees. Retrieved October 18, 2015, from

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_ value=184881

Kalaya, A., & Uraiwan, P. (2012). Spasmolytic and Antidiarrheal Activities of Andrographis paniculata Wall. ex Nees in Animal Model. Bulletin of the

Department of Medical Sciences , 39 (1).

Kathryn L. McCance, S. E. (2010). PATOPHYSIOLOGY: The Biologic Basis for Disease in Adults And Children. 6.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

Triwulan II , 2.

Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica (1993). Pedoman pengujian dan pengembangan fitofarmaka : penapisan

farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta.

Longo, D., Fauci, A., Kasper, D., Hauser, S., Jameson, J., & Loscalzo, J. (2015).

Harrison's Principles of Internal Medicine (19th ed.). New York, NY:

McGraw-Hill.

Marcellus Simadibrata K, D. DIARE AKUT. In V (Ed.), BUKU AJAR ILMU PENYAKIT

DALAM. Jakarta: InternaPublishing.

Md. Sanower Hossain, Z. U. (2014). Andrographis paniculata (Burn. f.) Wall. ex Ness: A Review of Ethnobotany, Phytochemistry, and Pharmacology. (T. Efferth, Ed.) The Scientific World Journal , 2014.


(20)

55 Universitas Kristen Maranatha

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.

National Collaborating Centre for Women's and Children's Health (UK). (2009).

Diarrhoea and Vomiting Caused by Gastroenteritis: Diagnosis, Assessment and Management in Children Younger than 5 Years. London: RCOG Press.

Scanlon, V., & Sanders, T. (2010). Essentials of Anatomy and Physiology (6th ed.). Philadelphia, PA: The F.A. Davis Company.

Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems (8th ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

Simadibrata, M., & Daldiyono. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (5 ed.). Jakarta: Interna Publishing.

Sisson, V. (2011, June 3). Types of Diarrhea and Management Strategies. Retrieved October 18, 2015, from

http://www.freece.com/Files/Classroom/ProgramSlides/74e8eb83-3951-476c-87c9-ce00afb7e3b6/Diarrhea%20Homestudy.pdf

Standring, S. (2008). Gray's Anatomy: The Anatomical Basis for Clinical Practice (40th ed.). London: Elsevier Churchill-Livingstone.

Tambunan, Y. L. (2009). Efek antidiare ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) pada menit galur Swiss Webster jantan.

Bandung: FK UKM.

The World Health Organization. (2013). Diarrhoeal Disease. Retrieved October 18, 2015, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/

The World Health Organization. (2004). WHO Monographs on Selected Medicinal

Plants - Volume 2. Geneva: The WHO Press.

Tunaru, S., Althoff, T., Nüsing, R., Dienerc, M., & Offermanns, S. (2012). Castor oil induces laxation and uterus contraction via ricinoleic acid activating

prostaglandin EP3 receptors. Proceedings of the National Academy of

Sciences of the United States of America , 109 (23), 9179–9184.

Xu, C., & Wang, Z. (2011). [Chemical constituents from roots of Andrographis paniculata]. Yao Xue Xue Bao , 46 (3), 317-321.


(1)

6 Universitas Kristen Maranatha

endotoksin serta inhibisi NO-sintetase yang menyebabkan gangguan sirkulasi akibat endotoksin (WHO, 2004). Kandungan Flavonoid yang tinggi dalam daun sambiloto juga berfungsi sebagai antioksidan (Chatterjee, 2014). Oleh karena itu ekstrak etanol daun sambiloto dapat berefek sebagai antidiare.

1.5.2 Hipotesis penelitian

1. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi.

2. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan menurunkan berat feses.

3. Ekstrak etanol daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi menjadi padat.


(2)

51 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)

berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi pada semua dosis.

- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) berefek antidiare dengan menurunkan berat feses pada semua dosis.

- Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) tidak berefek antidiare dengan memperbaiki konsistensi feses menjadi lebih padat.


(3)

52 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

o Melakukan uji toksisitas lanjutan pada ektrak daun sambiloto

untuk mengetahui dosis maksimal yang masih aman digunakan untuk mengatasi diare.

o Melakukan percobaan menggunakan bagian lain dari tumbuhan

sambiloto seperti akar, batang maupun keseluruhan tumbuhan.

o Melakukan uji lanjut menggunakan daun sambiloto sebagai

terapi antidiare pada hewan coba lain.

o Menggunakan kombinasi daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dengan bahan herbal lain seperti rimpang lengkuas yang mampu memperbaiki konsistensi feses untuk memperoleh obat antidiare yang lebih efektif.


(4)

53 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Bruneton, J. (1999). Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants (2 ed.). Paris: Lavoisier Publishing.

Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Persistent Travelers’ Diarrhea. Retrieved October 18, 2015, from

http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2016/post-travel-evaluation/persistent-travelers-diarrhea

Chao, W.-W., & Lin, B. (2010). Isolation and identification of bioactive compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chinese Medicine , 5 (17). Chatterjee, N., Biswas, S., Saha, N. C., & Biswas, S. J. (2014). ANDROGRAPHIS

PANICULATA A TRADITIONAL HERB WITH PHARMACOLOGICAL PROPERTIES: A REVIEW. Global Journal of Research on medical plants & indgenous medicine , III (5).

Chinese Academy of Sciences. (2010). Andrographis paniculata. Retrieved October 18, 2015, from

http://english.xtbg.cas.cn/rs/ma/201009/t20100915_58913.html

Dalimartha, S. (2011). ATLAS TUMBUHAN OBAT INDONESIA Jilid 1. Trubus Agriwidya, Agnggota Ikapi .

Dewoto, H. R. (2007). Pengembangan obat tradisional Indonesia menjadi fitofarmaka. Dalam Majalah kedokteran Indonesia. Jakar ta.

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22.

Goodman, & Gilman. (2006). The pharmacological basis of therapeutics

(VOL.11)United States: McGraw-Hill.

Gupta, S., Yadava, J., & Tandon, J. (2008). Antisecretory (Antidiarrhoeal) Activity of Indian Medicinal Plants Against Escherichia Coli Enterotoxin-Induced

Secretion in Rabbit and Guinea Pig Ileal Loop Models. International Journal of Pharmacognosy , 31 (3).


(5)

54 Universitas Kristen Maranatha

Hubell. (2011, October 25). What is Waldeyer's Ring? Retrieved October 18, 2015, from

https://www.uvm.edu/medicine/surgery/documents/TonsillectomyandAdenoid ectomy1.pdf

Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan percobaan aplikatif : Aplikasi kondisional

bidang pertanaman, peternakan, perikanan, industri dan hayati. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Indian Institute of Integrative Medicine. (2012). Andrographis Paniculata. Retrieved October 18, 2015, from http://www.herbalnet.org/wholeherb/andro_panic.asp

Integrated Taxonomic Information System. (2015). Andrographis paniculata (Burm. f.) Wall. ex Nees. Retrieved October 18, 2015, from

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_ value=184881

Kalaya, A., & Uraiwan, P. (2012). Spasmolytic and Antidiarrheal Activities of Andrographis paniculata Wall. ex Nees in Animal Model. Bulletin of the Department of Medical Sciences , 39 (1).

Kathryn L. McCance, S. E. (2010). PATOPHYSIOLOGY: The Biologic Basis for Disease in Adults And Children. 6.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Triwulan II , 2.

Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica (1993). Pedoman pengujian dan pengembangan fitofarmaka : penapisan

farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta.

Longo, D., Fauci, A., Kasper, D., Hauser, S., Jameson, J., & Loscalzo, J. (2015). Harrison's Principles of Internal Medicine (19th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.

Marcellus Simadibrata K, D. DIARE AKUT. In V (Ed.), BUKU AJAR ILMU PENYAKIT

DALAM. Jakarta: InternaPublishing.

Md. Sanower Hossain, Z. U. (2014). Andrographis paniculata (Burn. f.) Wall. ex Ness: A Review of Ethnobotany, Phytochemistry, and Pharmacology. (T. Efferth, Ed.) The Scientific World Journal , 2014.


(6)

55 Universitas Kristen Maranatha

Mescher, A. L. (2013). Junqueira's Basic Histology (13th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.

National Collaborating Centre for Women's and Children's Health (UK). (2009). Diarrhoea and Vomiting Caused by Gastroenteritis: Diagnosis, Assessment and Management in Children Younger than 5 Years. London: RCOG Press. Scanlon, V., & Sanders, T. (2010). Essentials of Anatomy and Physiology (6th ed.).

Philadelphia, PA: The F.A. Davis Company.

Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems (8th ed.). Belmont: Thomson Brooks/Cole.

Simadibrata, M., & Daldiyono. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (5 ed.). Jakarta: Interna Publishing.

Sisson, V. (2011, June 3). Types of Diarrhea and Management Strategies. Retrieved October 18, 2015, from

http://www.freece.com/Files/Classroom/ProgramSlides/74e8eb83-3951-476c-87c9-ce00afb7e3b6/Diarrhea%20Homestudy.pdf

Standring, S. (2008). Gray's Anatomy: The Anatomical Basis for Clinical Practice (40th ed.). London: Elsevier Churchill-Livingstone.

Tambunan, Y. L. (2009). Efek antidiare ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) pada menit galur Swiss Webster jantan.

Bandung: FK UKM.

The World Health Organization. (2013). Diarrhoeal Disease. Retrieved October 18, 2015, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/

The World Health Organization. (2004). WHO Monographs on Selected Medicinal Plants - Volume 2. Geneva: The WHO Press.

Tunaru, S., Althoff, T., Nüsing, R., Dienerc, M., & Offermanns, S. (2012). Castor oil induces laxation and uterus contraction via ricinoleic acid activating

prostaglandin EP3 receptors. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America , 109 (23), 9179–9184.

Xu, C., & Wang, Z. (2011). [Chemical constituents from roots of Andrographis paniculata]. Yao Xue Xue Bao , 46 (3), 317-321.


Dokumen yang terkait

UJI EFEK ANTIDIARE FRAKSI LARUT AIR EKSTRAK ETANOL 50% DAUN SENDOK (Plantago mayor L.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI.

0 2 11

UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL 50% DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI.

1 6 14

Efek Analgesik Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) dan Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) pada Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Rangsang Termis.

0 1 19

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.) pada Mencit Swiss Webster yang Diinduksi Oleum ricini.

3 5 22

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga pada Mencit Swiss Webster yang Diinduksi Oleum Ricini.

0 2 15

Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f. )Ness) dan Brotowali (Tinospora crispa,L) pada Mencit Swiss Webster Jantan.

0 0 15

Efek Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Terhadap Gambaran Histopatologi Ulkus Gaster Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Asetosal.

0 3 27

Efek Ekstrak Etanol Daging Buah Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.)Sebagai Antidiare Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang diinduksi Oleum Ricini.

2 4 28

Efek Analgetik Ekstrak Etanol Sambiloto (Andrographis Paniculata,(Burm f) Nees) Pada Mencit Betina Galur Swiss- Webster.

0 3 36

PENGARUH EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata [Burm.F.] Ness) TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGI SEL GINJAL MENCIT YANG DIINDUKSI PARASETAMOL.

1 6 10