Kasus Anjaana vs Rambo Informan II

4.2 Kasus Anjaana vs Rambo Informan II

Anjaana adalah kembaran dari Afsaana. Anak dari sepasang suami istri yang berasal dari keluarga sederhana. Anjaana tinggal bersama kedua orang tuanya dimana ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Kantor Kelurahan yang beralamat di Sei Bahkapuran Medan, sedangkan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Mereka memiliki 1 orang anak laki-laki dan sepasang putri kembar yang bernama Anjaana dan Afsaana. Anjaana berumur 14 tahun dan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Anjaana sekolah di SMP Karang Gading 3 kelas 3 yang beralamat di Jalan Uya Kuya Medan. Setiap hari Anjaana dan kembarannya ke sekolah berboncengan dengan mengendarai sebuah sepeda motor Honda Vario Techno. Sepulang dari sekolah, Anjaana bimbingan di salah satu tempat bimbingan les Junior yang beralamat di jalan Boxing Medan. Pekerjaan Anjaana sehari-hari dirumah adalah mencuci piring, menyapu rumah dan menyetrika pakaian mereka sekeluarga yang sekali-sekali dibantu oleh kembarnya Afsaana. Pekerjaan memasak dan mencuci pakaian dilakukan oleh ibunya. Rambo adalah laki-laki pertama yang hadir dalam hidup Anjaana. Rambo adalah pacar pertamanya dan baru kali ini Anjaana pacaran. Rambo adalah anak dari sepasang suami istri suku Jawa yang berdomisili di Paralyzed berusia 16 tahun dan sekolah di STM Safriduo kelas 1. Kedua orang tua Rambo berprofesi sebagai pedagang ikan di pasar pusat perbelanjaan Paralyzed. Selain itu, mereka juga punya usaha grosir di rumah. Rambo adalah anak ke 5 dari 5 bersaudara. Rambo sekolah di STM Safriduo kelas 1 STM yang beralamat di Jalan Million Medan dan mengendarai sepeda motor Jupiter MX Merah. Di Medan ini Rambo tinggal di tempat sepupunya yang juga masih kelas 1 SMA di Anggara pasar 4. Sama halnya dengan Anjaana, Rambo juga baru kali ini pacaran dan Anjaana adalah pacar pertamanya. 4.2.a Aktivitas Seksual Anjaana pertama kali kenal dengan cowoknya yang bernama Rambo. Rambo sekolah di STM Safriduo kelas 1 STM. Rambo tinggal di Anggara pasar 4 dengan sepupunya laki-laki. Mereka pertama sekali kenalan di toko buku All Rise Apologize. Berawal dari teman Anjaana yang menunggu cowoknya, sampai pada cowoknya ini membawa temannya dan akhirnya temannya menaruh hati pada Anjaana. Tidak perlu waktu lama, akhirnya terjadilah saling bertukar nomor handphone. Sejak kejadian itu terjalinlah komunikasi yang akhirnya membentuk sebuah hubungan pertemanan. Sama halnya dengan Afsaana, Anjaana dan Rambo mewujudkan pertemuan mereka dengan mencuri waktu dari sekolah dan bimbingan. Setelah itu mereka duduk santai di Ring Road Jalan Ngumban Surbakti kawasan balapan mobil dan genk motor di malam hari. Untuk pacaran ini tentu harus punya waktu. Anjaana yang tidak punya waktu untuk keluar rumah karena takut dimarahi ibunya, dia minta tolong kepada peneliti agar jika sekiranya ibunya mencari dia, saya harus bisa mengamankan dia dengan cara mengatakan bahwa anaknya pergi bimbingan. Yang pada kenyataannya Anjaana pergi ke rumah Rambo. Anjaana, karena tidak ada izin dari ibunya kalau teman laki-lakinya datang ke rumah, maka Anjaana lah yang lebih sering mendatangi Rambo ke rumahnya. Daripada duduk santai dimana-mana dan menghabiskan uang, mereka sering menghabiskan waktu di rumahnya Rambo. Di rumah Rambo, mereka lebih bebas dan lebih leluasa melakukan apa pun menciumi rambut, bibir, perut dan meremas bokongnya. Rambo bisa melakukan apa yang dia mau terhadap Anjaana dan diabadikan kedalam phone selular. Sebagai anak ABG yang baru pertama kali pacaran dan diperlakukan romantis dengan sentuhan dan cumbuan-cumbuan hangat lelaki, Saya bertanya ; bagaimana perasaannya di perlakukan demikian? Mengapa dia mau diperlakukan demikian? dengan mudah dan wajah yang bersinar-sinar tanpa dosa Anjaana mengatakan bahwa hal itu tidak ada salahnya. Agar hubungan mereka semakin erat, Rambo juga pernah memintanya untuk melakukan hubungan seksual. Awalnya Anjaana menolak tetapi akhirnya dia menyanggupi permintaan Rambo tetapi masih mengenakan pakaian masing-masing. Saya bertanya kepada Anjaana, mengapa mereka melakukan aktivitas seksual itu tetapi masih memakai pakaian masing-masing, kenapa tidak langsung saja buka baju. Anjaana menjawab kalau Rambo tidak mau mereka melangkah sejauh itu dan Rambo tidak mau mengambil resiko, sampai terjadi kehamilan. Pernah suatu kali saya bertanya kepada Rambo, kenapa tidak langsung saja melakukan hubungan seksual tanpa mengenakan pakaian, Rambo menjawab : “Aku ga berani sampe gituan, takut juga lah aku.” “Kenapa takut?bercinta biasa toh kalo pacaran?”pancing saya “Ya tetap aja kak, aku memang ga berani lah, ga berani ambil resiko. Nanti kalo hamil, berabe kan, kalo cuma pegang-pegang sama ngeremas, kan ga bisa hamil,”. “iya sih, tapi aku bisa kok nahan nafsuku kak, yaaaaaaaaaa….jangan sampe gitu-gitu lah, soalnya aku ada temen sampe mau dibunuh orang tua ceweknya karena ngamilin ceweknya. Aku ngeri juga, makanya ga berani, ngapain aku munafik kak, kalo mau bisa aja, kuperkosa aja adek kakak ini, hamil trus tinggalin, kemana mau dicarinya aku? aku rumahnyanya di Medan ini tapi aku masih waras lah kak, ciuman sama raba-raba kan wajar aja kalo pacaran, kalo ga gitu ga pacaran namanya kak, ini dah modern kak, kalo dah ga ketahan lagi, beli aja kondom, selesai…,” jawabnya panjang lebar. repot Rambo juga menyuruh Anjaana melakukan petting genitalnya sampai ejakulasi. Anjaana yang polos pun mau melakukannya demi permintaan orang yang sangat dikasihinya. Pada hari selasa 29 mei 2012, Anjaana kembali cerita dan menanyakan apakah yang dia lakukan itu salah atau tidak dilakukan selama pacaran dan bisa mengakibatkan kehamilan atau tidak. Saya menjawab ; bahwa itu tidak akan mengakibatkan kehamilan. “Buatku...yang namanya pacaran itu harus seneng-seneng...banyak yang bisa dilakuin barengbareng...kan udah suntuk tu dirumah ama di sekolah jadi ya...bisa lah cium-cium bibir dikit ngobatin suntuk sis,” jawabnya dengan mata berbinar binar menatap langit-langit kamarnya. 4.2.b Pengetahuan tentang Seksual Bagi Anjaana seksual itu adalah laki-laki dan perempuan bersetubuh. Setelah laki-laki ejakulasi dan mengeluarkan spermanya ke vagina perempuan, maka perempuan tersebut pun hamil. Di suatu sore Anjaana pernah mengatakan kepada saya kalau dia sama sekali tidak tahu cara untuk melakukan hubungan seksual. Dia takut dan deg-degan saat akan memulai hubungan itu. Ada rasa takut dibayang- bayangi kemarahan ibunya, tetapi disisi lain dia tidak mau kehilangan Rambo, pacar yang disayanginya. Tetapi berhubung Rambo punya VCD porno yang dipinjamnya dari sepupunya, maka ada cara yang bisa dijadikan pedoman untuk melakukan hubungan seksual tersebut. Dan untuk mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan adalah hal yang mudah. Itu bisa dilakukan dengan makan obat, tape atau nenas dan lompat-lompat setelah laki-laki ejakulasi. Dia mengatakan bahwa banyak teman- temannya yang pacaran dan masih awet sampai sekarang tetapi tidak hamil. Kalau masalah takut, sebenarnya dia juga takut. Tetapi kembali lagi Anjaana punya prinsip : Tapi kan hamil itu ga gampang. Pacaran kan ga mesti hamil. Kalo takut hamil jangan pacaran lahhhh,”…. Suatu ketika saya pernah bertanya kepada Anjaana, apa yang dia ketahui tentang kehamilan. Menurut Anjaana, hamil itu terjadi karena perempuan tersebut tidak mandul. Jika mandul tentu sperma yang masuk ke perutnya tidak jadi anak dan sperma itu bisa keluar kembali. Setelah laki-laki ejakulasi dan perempuannya langsung jongkok seperti akan buang air kecil. Selain itu, menurut Anjaana kehamilan bisa terjadi karena alat kelamin laki-laki tidak dilapisi dengan kondom sewaktu memasukkan alat kelaminnya ke vagina perempuan sehingga terjadilah kehamilan. Selanjutnya Anjaana mengatakan bahwa sperma yang dikeluarkan laki- laki jika sperma tersebut tidak masuk ke perut perempuan, maka sperma tersebut akan menjadi kotoran atau air seni. Setelah laki-laki ejakulasi dan perempuannya langsung jongkok seperti akan buang air kecil. Dari sekolah pelajaran tentang kehamilan, Anjaana menganggapnya adalah suatu pelajaran yang tidak penting, dia sering mengantuk jika pelajaran itu muncul. Anjaana menyenangi pelajaran geografi. Saya kembali menanyakan padanya apakah di sekolah ada atau tidak belajar tentang anatomi tubuh manusia beserta fungsinya, kembali Anjaana mengatakan bahwa dia merasa pusing kalau belajar mengenai pelajaran anatomi tubuh manusia, pikirannya selalu dipenuhi oleh bayang-bayang wajah Rambo, ciumannya dan pelukannya. Selain itu yang ada di pikiran Anjaana adalah bagaimana supaya dia tetap terlihat cantik dan menarik di mata Rambo. Artinya disini bahwa pacaran ini telah membawa pengaruh yang negatif bagi pendidikan Anjaana karena pikirannya tidak bisa konsentrasi terhadap pelajaran. Di hari lain, Anjaana kembali bertanya kepada saya, “Kalau berhubungan badan tapi cowok dan ceweknya masih pake baju, bisa hamil ga?”tanyanya. “Kenapa rupanya?” Tanya saya. “Waktu kami jadian Rambo ngajak aku gituan, katanya biar komplit jadiannya, awalnya aku nolak tapi akhirnya aku mau, soalnya kami dah janji saling setia, gimana tu sis?” tanyanya padaku. “Ga hamil kalo yang kayak kalian buat itu, tapi kalo masuk kedalam genitalmu dan ejakulasi baru bisa hamil ,”jawab saya. Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa selain pengetahuan tentang kesehatan reproduksi seksual yang masih minim, sehingga hal-hal penyebab kehamilan pun Anjaana tidak mengetahuinya. 4.2.c Opini tentang Hubungan Seksual Menurut pikiran Anjaana bahwa hubungan seksual itu enak, nikmat dan puas, karena jika tidak enak tidak akan dilakukan. Menurutnya enak adalah sewaktu klimaks dan ejakulasi bagi laki-laki pada saat yang bersamaan. Enaknya hubungan seksual itu tidak tergambarkan dengan kata-kata. Karena itu adalah suatu rasa. Di samping itu Anjaana juga mengatakan bahwa hubungan seksual itu akan aman jika memakai kondom. Jadi tidak ada yang perlu ditakuti. “Enak itu pas waktu ejakulasi dan orgasme bareng-bareng sis, terus kita puas. Kita kayak terbang gitu, ga terbilang gimana, nikmat-nikmat gitu laaa,”. 1. Ejakulasi bagi laki-laki

2. Orgasme bagi perempuan

Ibu yang terlalu keras dan menekankan disiplin yang tidak karuan, membatasi pergaulan karena terlalu gampangnya terpengaruh lingkungan dan karena takut anaknya rusak malah membuat anak melangkah terlalu jauh. Sehingga karena tidak pernahnya menjalin komunikasi yang baik dengan anak karena setiap hari marah- marah, ibunya pun tidak tahu kalau anaknya sudah dirusak orang lain.