BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
IV.1. Sejarah Kecamatan Barus
Barus adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Indonesia. Kota Barus terletak di pinggir Pantai Barat Sumatera. Barus
sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1 – 17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.
Pada masa lalu Kapur Barusdan rempah-rempah merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat berharga dari daerah ini dan diperdagangkan
sampai ke Arab, dan Parsia. Kapur Barus sangat harum dan menjadi bahan utama dalam pengobatan di daerah Arab dan Persia. Kehebatan kapur ini pun menjalar
ke seluruh dunia dan mengakibatkan dia diburu dan mengakibatkan harganya semakin tinggi. Eksplorasi yang berlebihan dari kapur barus ini mengakibatkan
tidak ada lagi regenerasi dari pohon yang berusia lama ini. Saat ini sangat susah menemui pohon kapur barus, kalaupun ada umurnya masih belum mencapai usia
memproduksi bubuk yang ada di tengah batang pohon.
Barus kota tua, menjadi salah satu tujuan wisata bagi para peneliti arkeologi islam, baik dari dalam negeri dan dari luar negeri, khususnya di Lobu
Tua dimana peneliti Prancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi. Saat ini kita dapat melihat peninggalan sejarah Islam di Barus, yaitu dengan adanya
makam Papan Tenggi dan makam Mahligai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada Juni 1946 melalui sidang Komite Nasional Daerah Keresidenan Tapanuli, dibentuklah Kabupaten Sibolga Tapanuli Tengah. Seiring itu pula di
Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan sistem Pemerintahan Onder Distrik Afdeling . Sibolga adalah kecamatan yang
pertama kali dibentuk, menyusul Lumut dan Barus. Dengan demikian pada waktu itu status Barus resmi menjadi sebuah Kecamatan. Dengan sendirinya wilayah
Barus Raya sudah terbagi-bagi sesuai ketentuan yang berlaku pada saat itu. Adapun Sorkam masih dalam wilayah Kecamatan Barus. Dengan Undang-
Undang darurat no. 7 Tahun 1956, di Sumatera Utara dibentuklah daerah otonom kabupaten, termasuk Tapanuli Tengah.
Melalui undang-undang itu juga Sibolga menjadi Kota Praja. Terpisahnya Sorkam dari Kecamatan Barus didasarkan adanya ketentuan yang menyatakan
bahwa setiap kabupaten harus mempunyai dua kewedanaan dan satu kewedanaan minimal harus dua Kecamatan. Wedana Barus terdiri dari Kecamatan Barus dan
Kecamatan Sorkam. Berdasarkan PP No. 35 1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang pembentukan 18 kecamatan yang ada di Sumatera Utara, maka Kabupaten
Tapanuli Tengah mendapat 2 daerah pemekaran yakni Kecamatan Manduamas yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Barus dan Kecamatan Kolang
hasil pemekaran dari Kecamatan Sibolga. Sesuai dengan perkembangan pemekaran wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia, maka Kecamatan Barus pun
dimekarkan berkali-kali. Dalam berberapa tahun saja menjadi kecamatan, Manduamas dimekarkan menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Manduamas
dan Kecamatan Sirandorung. Sementara Kecamatan Barus dimekarkan lagi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Barus, Kecamatan Sosorgadong, Kecamatan Andam Dewi dan Kecamatan Barus Utara.
Etnis Pesisir mempunyai ragam budaya dan bahasa tersendiri. Berkenaan dengan pembagian etnis dimiliki penduduk melahirkan suatu ke-Bhinneka
Tunggal Ika an. Demikian di Kecamatan Barus, Etnis Pesisir hidup berdampingan dengan Etnis Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Aceh, Pakpak, Nias, Bugis
dan Jawa. Kendatipun demikian keturunan Arab, India dan China masih terdapat di Kecamatan Barus.
Penduduk Kecamatan Barus yang beretnis Pesisir umumnya mempunyai marga sesuai dengan suku induknya. Masyarakatnya banyak yang bermarga Batak
seperti : Pasaribu, Sinaga, Sinambela, Tarihoran, Sitanggang, Sihombing, Tanjung, Pohan, Samosir, Limbong dan lain-lain. Ada juga yang bermarga
Mandailing seperti Nasution, Lubis, Batubara, Matondang dan bersuku Minang di antaranya Chaniago. Dari Etnis Nias ada marga Harefa, Lase. Begitu juga dari
marga Pakpak yakni Gaja, Tumanggor dan lain-lain.
Dengan adanya berbagai etnis ini maka penggalangan persatuan dan kesatuan dapat terbina dengan baik. Banyaknya etnis di Kecamatan Barus
kemungkinan besar tidak terlepas dari julukan ‘Kota Tua’. Sebagaimana diketahui bahwa Barus dulunya merupakan pelabuhan internasional yang disinggahi
berbagai etnis dan suku bangsa di dunia untuk mendapatkan kapur barus dan rempah-rempah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IV. 1.1 Letak Geografis
Untuk menentukan keadaan letak geografis dengan pendekatan astronomi suatu daerah yang didasarkan kepada letak lintang dan bujurnya maka wilayah
Barus terletak berada di antara 02° 02’ 05” - 02° 09’ 29” Lintang Utara dan 98° 17’ 18” - 98° 23’ 28” Bujur Timur. Sebelum pemekaran Kecamatan Barus
berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah pemekaran maka Kecamatan Barus berbatasan dengan :
Sebelah utara : Kecamatan Andam Dewi
Sebelah selatan : Kecamatan Sosor Gadong
Sebelah Barat : Samudera Hindia
Sebelah Timur : Kecamatan Barus Utara
Letak di atas permukaan laut : 0 – 3 meter Jarak kantor Camat ke kantor Bupati : 76 Km
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.1 Daftar Luas Kecamatan Barus Menurut Desa Kelurahan 2010
No Desa Kelurahan
Luas
Km2
Rasio Terhadap Total
Luas Kecamatan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 Patupangan
Kedai Gedang Sigambo – gambo
Padang Masiang Kampung Solok
Pasar Batu Gerigis Pasar Terandam
Kinali Ujung Batu
Kampung Mudik Gabungan Hasang
Aek Dakka Bungo Tanjung
Jumlah 1,92
2,32 1,05
0,77 0,31
0,50 0,92
0,95 4,51
1,32 3,30
2,00 1,94
21,81 8,80
10,64 4,81
3,53 1,42
2,29 4,22
4,36 20,68
6,05 15,13
9,17 8,90
100,00 Sumber : profil Kecamatan Barus 2010
IV.1.2 Kependudukan
Penduduk Kecamatan Barus pada saat ini 15.645 jiwa, yang terhimpun dalam 3.472 kepala Keluarga KK. Adapun penduduk yang mendiami kecamatan
Barus terdiri beberapa agama antara lain:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2
Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga MeurutDesaKelurahan2010
No Desa Kelurahan
Penduduk Jumlah
Rumah Tangga Rata – rata Per
RumahTangga 1
2 3
4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 Patupangan
Kedai Gedang Sigambo – gambo
Padang Masiang Kampung Solok
Pasar Batu Gerigis Pasar Terandam
Kinali Ujung Batu
Kampung Mudik Gabungan Hasang
Aek Dakka Bungo Tanjung
1.708 1.540
1.009 2.139
1.027 1.428
2.327 317
786 754
1.199 734
677 363
298 219
498 220
328 491
70 164
183 298
183 157
5 5
5 4
5 4
5 5
5 4
4 4
4 Jumlah
15.645 3.472
5 Sumber :profil Kecamatan Barus 2010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IV.1.3 Keagamaan
Di Kecamatan Barus tiga agama di dunia yakni Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katholik hidup berdampingan. Penduduk Kecamatan Barus didiami
Etnis Pesisir yang mayoritas beragama Islam. Bentuk keyakinan lain adalah kepercayaan Parmalim yang merupakan agama nenek moyang suku Batak.
Walaupun berbeda keyakinan tetapi dalam perbedaan tersebut dijalin rasa persatuan dan kesatuan untuk saling menghormati dan menghargai pemilik
agama lain dan hal ini terlihat dari banyaknya sarana ibadah yang berdiri di wilayah Kecamatan Barus antara lain :
Tabel 4.3 Daftar Sarana Rumah Ibadah 2010
No Sarana Rumah Ibadah
Jumlah 1
Masjid 20
2 Musholla Langgar
16 3
Gereja 12
4 Lainnya
1 Jumlah
49
Sumber : profil Kecamatan Barus 2010
Dan jumlah pemeluk agamanya adalah :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.4 Daftar Jumlah Pemeluk Agama 2010
No Agama
Jumlah 1
Islam 67,64
2 Katolik
10,19 3
Kristen Lainnya 19,76
4 Lainnya
2,41 Jumlah
100
Sumber : profil Kecamatan Barus 2010
VI.1.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan di Kecamatan Barus dikatakan sudah cukup maju dan sarana pendidikan sudah hampir memadai, hal ini dilihat dari banyaknya murid,
siswa dan mahasiswa di Kecamtan Barus
Tabel 4.5Daftar Banyaknya Murid SD,SLTP,SLTA dan PT
No Sekolah Negeri
Swasta Jumlah
1 SD
1.955 761
2.716 2
SLTP 802
618 1.420
3 SLTA
919 239
1.158 4
PERGURUAN TINGGI
Jumlah -
3.676 808
2.426 808
6.102
Sumber : Profil Kecamatan Barus 2010
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IV.2. Visi dan Misi Kecamatan Barus a. Visi