Skema Tentang Modus Tindak Pidana Perdagangan Anak

2.3.1 Skema Tentang Modus Tindak Pidana Perdagangan Anak

Gambar 2.1 Skema Modus Tindak Pidana Perdagangan Anak Dalam skema ini dapat dijelaskan bahwa seorang atau sindikat Trafficking melakukan perdagangan orang awalnya dengan mencari korban-korbannya didaerah pedesaan karena penduduk desa lebih rentan dan mudah terjebak dengan janji manis seperti mencari pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak uang dari para pelaku, ada juga para pelaku mencari dari daerah kota namun dikota mungkin lebih sulit tidak seperti didesa, kebanyakan pelaku yang KOTA DESA KONSUMEN PEMESAN AGEN TENAGA KERJA ILEGAL LUAR NEGERI DALAM NEGERI PELAKU SINDIKAT TRAFFICKING melakukan dikota menggunakan cara meminjamkan uang yang bertujuan agar si korban tidak bisa membayar lalu dipaksa agar korban mau diajak, namun cara-cara ini peluangnya sendiri sangat kecil, lalu para korban dibawa untuk dijadikan bermacam-macam profesi seperti contohnya menjadi pembantu rumah tangga dan pekerja seks. Langkah kedua pelaku membawa korban untuk ditawarkan kepada para konsumen atau pemesan, disini konsumen dari pelaku bisa dibedakan menjadi dua bagian yaitu, pertama konsumen yang hanya memesan tidak dengan jangka waktu lama atau jangka waktu yang telah disepakati oleh pihak pelaku dan pemesan, contohnya seperti para hidung belang. Kedua konsumen dengan jangka waktu yang lama yaitu memberikan para korban kepada para agen tenaga kerja ilegal yang lalu para korban disalurkan untuk menjadi pembantu rumah tangga, pekerja seks dan profesi lainnya baik di negar lain maupun dinegara kita sendiri. Disini pelaku juga mendapatkan cara pembayaran yang berbeda yaitu, jika pelaku melakukan transaksi kepada pemesan pertama maka pelaku mendapatkan bayaran setiap pemesan selesai menggunakan jasa dari korban yang ditawarkan oleh pelaku serta korban kembali pada genggaman pelaku untuk ditawarkan lagi pada pemesan lainnya, jika pelaku melakukan transaksi pada pemesan kedua atau agen tenaga kerja ilegal maka pelaku hanya mendapat pembayaran diawal transaksi setelah tercapai kesepakatan dari kedua belah pihak dan korban yang ditawarkan akan ikut dengan pemesan.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Meningkatnya Masalah

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG.

0 0 1

Penerapan hukum terhadap tindak pidana perdagangan orangdengan eksploitasi anak dibawah umur dengan undang-undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.

0 0 1

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 14

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 3

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 35

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 1 59

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Chapter III IV

0 0 31

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 7

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG(Kajian Putusan No.1554Pid.B2012PN.Mdn) SKRIPSI

0 0 11

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG KHUSUSNYA ANAK DAN RELEVANSI TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN TRAFFICKING DI SURABAYA SKRIPSI

0 0 22