Sanksi Hukum terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan

perangkat-perangkat hukum, pemerintah serta masyarakat sendiri agar aturan-aturan tersebut dapat berjalan secara efektif.

3.3.3 Sanksi Hukum terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan

Anak Dalam kasus perdagangan anak ada beberapa macam sanksi hukum yang bisa dipakai untuk menjerat pada para pelaku, antara lain: 1. Pertama, pasal tentang pemalsuan surat baik untuk pembuatan maupun penggunaannya yaitu Pasal 263-276 KUHP. Pasal ini bisa dipakai untuk penyimpangan yang berkaitan dengan akte kelahiran Kantor Catatan Sipil, surat keterangan kelahiran baik dari rumah sakit, Bidan maupun Pemerintah Daerah sejak Lurah, Camat, Bupati atau Wali Kota. Selain itu kantor imigrasi yang mengeluarkan paspor exit permit juga pihak-pihak yang berwenang mengulurkan surat keterangan untuk mencari pekerjaan. Semua kantor dan pihak tersebut sebenarnya dapat dikenai sanksi jika pengeluaran surat-suratnya ternyata dipergunakan untuk kepentingan perdagangan orang perempuan dan anak. 2. Kedua, penipuan pasal 378 – 389 KUHP 3. Ketiga, kejahatan terhadap kemerdekaan seseorang yaitu yang diatur dalam pasal 324-337 KUHP yang didalamnya mengatur serta mengancam memberikan sanksi pidana untuk perbuatan- perbuatan perdagangan perbudakan pasal 324, penculikan pasal 328, melarikan orang belum dewasa dibawah 12 tahun sebagaimana diatur dalam pasal 330 KUHP jo Pasal 257 dan Pasal 1284, menyembunyikan orang belum dewasa Pasal 3310 melarikan perempuan belum dewasa Pasal 332, menahan orang Pasal 333, mengancam orang di muka umum Pasal 336. 4. Keempat, pemerasan dan ancaman Pasal 368-371. 5. Kelima, Kejahatan Terhadap Kesopanan Pasal 281-303 KUHP diantaranya memudahkan perbuatan cabul Pasal 295 pencaharian atau memudahkan perbuatan cabul Pasal 296 Perdagangan Perempuan dan Anak Pasal 297,298 eksploitasi anak di bawah umur 12 tahun atau Penyalahgunaan Kedudukan Kekuatan Orang Tua Pasal 301. 6. Keenam, kejahatan terhadap kedudukan warga pasal 277-280 KUHP. 7. Ketujuh, Pelanggaran Ketertiban Umum Pasal 503-520 yang mencakup mengemis Pasal 504 dan mucikari Pasal 506. 8. Kedelapan, UU perdagangan orang pada pasal 2 jo pasal 17 yang ketentuan pemberian sanksi bagi orang yang perdagangan orang dengan hukuman pidana paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun serta pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000, dan paling banyak Rp. 600.000.000, jika tindak pidana ini dilakukan terhadap anak maka ketentuan pidananya ditambah 13. 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah memaparkan dan membahas perumusan masalah pada Bab II dan Bab III maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Bahwa tindak pidana perdagangan orang yang dilakukan pada anak adalah suatu kejahatan yang tidak hanya merenggut kemerdekaan seorang anak saja, namun juga mempengaruhi kesehatan psikis dan mental seorang anak itu juga. Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya tindak pidana ini juga tidak lain karena kurang mengertinya seorang anak akan pengertian perdagangan anak, yang mereka tahu hanya ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mendapatkan uang yang juga lebih banyak. Selain faktor dari anak sendiri ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tindak pidana ini, yang berperan besar adalah semakin maju dan berkembangnya suatu taraf hidup dalam suatu Negara hal ini yang dapat mempengaruhi semua faktor ekonomi dan faktor kesehjateraan masyarakat suatu Negara, sehingga masyarakat-masyarakat kecil yang sudah terhimpit akhirnya juga terkena imbasnya dan dengan begitu mereka menghalalkan berbagai cara hanya untuk mendapatkan suatu kesehjahteraan hidup yang lebih baik.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG.

0 0 1

Penerapan hukum terhadap tindak pidana perdagangan orangdengan eksploitasi anak dibawah umur dengan undang-undang nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.

0 0 1

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 14

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 3

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 35

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 1 59

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Chapter III IV

0 0 31

Pelaksanaan Hak Restitusi Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

0 0 7

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG(Kajian Putusan No.1554Pid.B2012PN.Mdn) SKRIPSI

0 0 11

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG KHUSUSNYA ANAK DAN RELEVANSI TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN TRAFFICKING DI SURABAYA SKRIPSI

0 0 22