Bauran Pemasaran marketing MIX

3 Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Dalam hal ini kemasan lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah. Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa yang lebih dibutuhakan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak nasabah. Selain itu kualitas dan keberadaan produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi terjadi penipuan. b. Price harga Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggar untuk memperoleh suatu produk. 26 Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan- kekuatan permintaan dan penawaran.Dan pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela.Ini bermakna tidak ada yang menganiaya dan dizalimi. Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan.Ini berarti bahwa dalam praktik fiqh muamalah harga mestinya harus proporsional. 27 Tujuan penentuan harga secara umum adalah: Pertama, untuk bertahan hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi.Dalam hal ini perusahaan menentukan harga 26 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 48 27 Firdaus, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, h. 24-25 semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran. Kedua, untuk memaksimalkan laba, tujuan harga ini dengan mengharapkan penjuualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan.Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah dan tinggi. Ketiga, untuk memperbesar market share.Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih keproduk yang ditawarkan. Keempat, Mutu Produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin. Kelima,Karena Pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing.Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing. 28 Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah strategi kedua pada bauran pemasaran.Dimana perusahaan sebisa mungkin menawarkan harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah.Tetapi dalam Islam harga haruslah proporsional tidak boleh terlalu tinggi tidak boleh juga terlalu rendah. 28 Kamsir, Pemasaran Bank, h. 153-154. c. Place Distribusi Dalam sektor jasa, distribusi didefinisikan sebagai setiap sarana yang meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah penggunaannya atau pendapatan dari penggunaannya, baik dengan mempertahankan pemakai yang ada, ataupun menarik pemakai baru. 29 Sarana-sarana tersebut dapat berupa kantor pusat, kantor cabang, dan lain-lin yang dapat memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dari jasa perusahaan tersebut. Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.Setiap perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir.Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran.Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Dalam kegiatan distribusinya perusahaan dapat memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen ekspornya atau divisi yang membuat keputusan mengenai salura distribusi dan elmen-elmen bauran pemasaran lainnya. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu agen, perusahaan perdagangan dalam hal ini adalah kantor cabang. 29 Mutri Sumarni, Marketing Perbankan, Yogyakarta: Liberty, 1997, h. 269 Letak kantor-kantor yang mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada nasabah. 30 Dalam distribusi tempat yang mudah dijangkau oleh nasabah merupakan hal yang penting. Karena dapat menghemat waktu dan biaya dalam menjangkau kantor atau persahaan yang menawarkan suatu produk yang dibutuhkan oleh nasabah. d. Promootion promosi Peromosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir.Promosi berarti aktivitas yang menkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. 31 Kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan.Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan faktor kejujuran dan menjahui penipuan.Disamping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah Islam. 32 Secara garis besar ada tiga macam sasaran promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu: 33 Pertama, Periklanan merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran, majalah, televisi, atau radio. 30 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993, Vol.1II ED. KE-7, H. 181. 31 Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, h. 49 32 Firdaus, Dasar dan Strategi Peasaran Syariah, h. 27 33 Kamsir, Pemasaran Bank, h. 176-177 Kedua, Publisitas merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan disepan para calon nasabah atau nasabahnya melui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial. Ketiga, Penjualan Pribadi merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah. Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan.

B. Gadai Syariah

1. Pengertian Gadai Syariah Rahn

Gadai dalam bahasa arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah: jaminan hutang, gadaian. 34 Seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya: Penahanan. 35 Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seleruh atau sebagian 34 A. W. Munawir, Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1997, Ed. II, h. 542 35 Ibid, h. 231 piutangnya.Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan piutang atau gadai. 36 Sebagai kita ketahui dalam kitab undang-undang Hukum Pasal 1150 yang menyatakan bahwa:Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau seorag lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari orang-orang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. 37 Gadai adalah menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima. 38 Sedang menurut Hasbi Ash Shiddieqy rahn adalah akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna dirinya. 39 Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam rahim, baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.Barang yang diterima 36 Syayid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Beirut: Darul-Kiab al-Arabi, 1987 cetakan. Ke-8, vol. III h. 169 37 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Burgelijk Wetboek, Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Ps. 1150 38 Ahmad Azhar Basyir, Riba, Utang-Piutang, dan Gadai, Bandung: Al-ma’rif, 1984, h. 86-87 39 Hasbi Ash-Siddieqy, Pengantar Fiqh Muaamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, h. 86-67 tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan murtahin memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya. 2. Landasan Hukum Rahn a. Al-Qur’an Jika kamu dalam perjalanan dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh yang mengutangkan, tetapi jika sebagian kamu mempercayayi sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanay utangnya dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikan nya, sungguh, hatinya kotor berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Baqarah 2: 283. Ayat tersebut secara ekspelisit menyebutakan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh yang mengutangkan”.Dalam dunia finansial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan collateral atau objek pegadaian. b. Al-Hadist Artinya: “Aisyah r.a berkata bahwa Rasulluah SAW membeli makanan dariseorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. HR. Bukhari. 40 Dari hadist diatas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan juga dengan nonmuslim dan harus ada jaminan sebagai pegangan, sehingga terjadi ada kekhawatiran bagi yang memberi utang. c. Ijtihad Ulama Para ulama semuanya sendapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah boleh.Namun ada yang berpegang kepada zakir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan berpergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak.Sedangkan Jumhur kebanyakan Ulama membolehkan gadai, baik dalam keadaan berpergian maupun tidak, seperti telah disebutkan dalam hadis diatas.Jadi secara umum rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

3. Rukun Gadai Syariah Rahn

Dalam menjalankan gadai syariah, gadai harus memenuhi rukungadai syariah. Rukun rahn tersebut antara lain: Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian shigat. Aqid terdiri dari dua pihak yaitu: pertama, rahin yang menggadaikan, yaitu orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang akan digadaikan.kedua, murtahin yang menerima gadai, yaitu 40 Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997, jilid I, H. 753