Untuk tabel volume lokal dengan peubah bebas hanya diameter pohon terdiri dari :
1. Model Koperzky-Gehrhardt : V = a + b D²
2. Model Horenadl-Krenn : V = a + b D + c D²
3. Model Berkhout : V = aD
b
Sedangkan untuk tabel volume standar dengan peubah bebas diameter dan tinggi bebas cabang pohon terdiri dari :
1. Model Spurr : V = a D²Tbc
b
2. Model Schumacher Hall : V = a D
b
Tbc
c
3. Model Stoate : V = a + bD
2
+cD
2
Tbc + dTbc Dimana :
V : Volume total pohon m³
D : Diameter setinggi dada cm
Tbc : Tinggi bebas cabang pohon m
a, b, dan c : Konstanta
Data pohon contoh yang terpilih dianalisa dengan model-model persamaan yang sesuai berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi antara diameter dengan
tinggi bebas cabang dengan menggunakan program software statistik Minitab versi 14.
5.5. Analisa Model Persamaan Penduga Volume Pohon
Model persamaan regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan minitab akan diperoleh berbagai alternatif model yang harus
dianalisa lagi sehingga diperoleh model penduga volume pohon yang terbaik dari semua model. Model-model persamaan penduga volume itu dianalisa dengan cara
membandingkan dari nilai koefisien determinasi R², nilai sampling error Se, dan hasil uji keberartian persamaan regresi F-test dari setiap model penduga
volume. Berikut ini disajikan tabel nilai R², Se, dan F-test dari tiap model dalam setiap kelompok jenis.
Tabel 24 Nilai R², Se, dan F-test pada penyusunan model tabel volume standar kelompok jenis Dipterocarpaceae
No Persamaan penduga
Nilai R²
r Se
F hit F tab
α = 5 F tab
α = 1 1
V = 0,0000372 D²Tbc
1,03
99,8 0,99 0,24
46357,0 3,91
6,83 2
V = 0,000039 D
2,06
Tbc 99,8
0,99 0,24 23179,0
3,07 4,77
3 V = 0,237 + 0,000236 D²
+ 0,000047 D²Tbc –
0,0251 Tbc 97,5
0,98 4,85 1713,46
2,67 3,94
Keterangan : = sangat nyata pada taraf α = 5 dan α = 1
Tabel 25 Nilai R², Se, dan F-test pada penyusunan model tabel volume lokal kelompok jenis Dipterocarpaceae
No
Persamaan Penduga Nilai
R² r
Se F hit
F tab α = 5
F tab α = 1
1 V = - 0,769 + 0,00166 D²
92,6 0,96 8,30
1653,97 3,91
6,83 2
V = 1,53 – 0,115 D + 0,00271 D²
95,3 0,98 6,78
1314,36 3,06
4,77 3
V = 0,000199 D
2,43
98,2 0,99 0,59
7142,45 3,91
6,83 . Keterangan : = sangat nyata pada taraf
α = 5 dan α = 1
Tabel 26 Nilai R², Se, dan F-test pada penyusunan model tabel volume lokal kelompok jenis Rimba Campuran
No Persamaan Penduga
Nilai R²
r Se
F hit F tab
α = 5 F tab
α = 1 1
V = - 0,457 + 0,00135 D² 95,3 0,98
5,24 2538,0
3,92 6,84
2 V = 0,695
– 0,0617 D + 0,00199 D²
96,6 0,98 4,44
1789,2 3,07
4,78 3
V = 0,000199 D
2,41
98,5 0,99 0,65
8512,0 3,92
6,84 . Keterangan : = sangat nyata pada taraf
α = 5 dan α = 1
Perhitungan nilai koefisien determinasi R² adalah untuk melihat tingkat ketelitian dan keeratan hubungan antara peubah bebas diameter setinggi dada
dengan peubah tak bebasnya volume pohon. Menurut Suharlan, Boestomi, dan Soemarna 1976, nilai koefisien determinasi sebesar 50 merupakan batas
minimal yang digunakan dalam penyusunan model volume pohon yang dianggap cukup memadai. Semakin besar nilai R
2
, maka persamaan regresi tersebut semakin baik.
Dari hasil analisa regresi pada Tabel 24 dapat diketahui bahwa persamaan V = 0,0000372 D²Tbc
1,03
dan persamaan V = 0,000039 D
2,06
Tbc memiliki nilai R² yang lebih besar yaitu sebesar 99,8. Untuk Tabel 25 dapat dilihat bahwa
persamaan V = 0,000199 D
2,43
memiliki Nilai R² terbesar yaitu sebesar 98,2.
Pada Tabel 26 dapat diketahui bahwa persamaan V = 0,000199 D
2,41
memiliki nilai R
2
terbesar yaitu sebesar 98,5. Berdasarkan nilai R
2
maka keempat persamaan ini merupakan persamaan penduga volume pohon terbaik dibanding
persamaan lainnya. Ketelitian ditunjukkan oleh besarnya nilai simpangan baku dari kesalahan
dugaan volumenya. Nilai simpangan baku berbanding lurus dengan nilai sampling error SE, artinya semakin tinggi nilai simpangan baku suatu model maka SE
model tersebut akan semakin tinggi. Perhitungan nilai sampling error SE adalah untuk melihat besarnya kesalahan yang disebabkan karena dilakukannya
pengambilan contoh sampling. Semakin kecil nilai SE suatu persamaan maka persamaan regresi tersebut semakin baik dalam menduga volume pohon.
Dari Tabel 24 dapat diketahui bahwa persamaan V = 0,0000372 D²Tbc
1,03
dan persamaan V = 0,000039 D
2,06
Tbc memiliki nilai SE yang lebih kecil yaitu sebesar 0,24. Sedangkan pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa
persamaan V = 0,000199 D
2,43
yang memiliki SE terkecil yaitu sebesar 0,59. Pada Tabel 26 dapat diketahui bahwa persamaan V = 0,000199 D
2,41
memiliki nilai SE terkecil yaitu sebesar 0,65. Berdasarkan nilai SEnya maka keempat
persamaan ini merupakan persamaan penduga volume pohon terbaik dibanding persamaan lainnya.
Untuk menguji mengenai keberartian persamaan regresi yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan regresi yang nyata atau tidak nyata antara
peubah bebas diameter setinggi dada maupun tinggi bebas cabang dengan peubah tak bebasnya volume maka dilakukan uji signifikasi F-test dengan
membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
pada taraf nyata α α = 5 dan α = 1. Berdasarkan Tabel 24, 25, dan 26 pada setiap persamaan diperoleh nilai
F
hitung
F
tabel
pada tingkat nyata 1 dan 5. Dengan demikian Ho ditolak, sehingga ini berarti bahwa peubah bebas yang dimasukkan ke dalam model
persamaan regresi sangat berpengaruh nyata dalam menduga peubah tidak bebasnya yaitu volume pohon.
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa persamaan persamaan V = 0,0000372 D²Tbc
1,03
memiliki nilai F
hitung
yang lebih besar dari tiga persamaan lainnya
pada taraf nyata α α = 5 dan α = 1 yaitu sebesar 46357. Sedangkan
pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa persamaan V = 0,000199 D
2,43
memiliki nilai F
hitung
terbesar pada taraf nyata α α = 5 dan α = 1 yaitu sebesar 7142,45.
Pada Tabel 26 persamaan V = 0,000199 D
2,41
memiliki nilai F
hitung
terbesar yaitu sebesar 8512. Berdasarkan nilai F
hitung
maka ketiga persamaan ini merupakan persamaan penduga volume pohon terbaik dibanding persamaan lainnya.
5.6 Pemilihan Model Persamaan Penduga Volume Pohon Terbaik