Volume Pohon TINJAUAN PUSTAKA

kawasan hutan produksi setiap wilayah unit pengelolaanunit managemen. Tujuan dari IHMB tersebut antaralain Departemen Kehutanan Republik Indonesia 2007 a : 1. Untuk mengetahui kondisi sediaan tegakan hutan timber standing stock secara berkala. 2. Sebagai bahan penyusunan RKUPHHK dalam hutan alam dan atau RKUPHHK dalam hutan tanaman atau KPH sepuluh tahunan. 3. Sebagai bahan pemantauan kecenderungan trend kelestarian sediaan tegakan hutan di areal KPH dan atau IUPHHK. Dalam kegiatan IHMB ini diperlukan alat bantu IHMB yang digunakan untuk memperlancar kegiatan inventarisasi hutan, alat bantu ini terdiri dari : 1. Kurva tinggi yaitu kurva yang memberikan gambaran tentang hubungan diameter dengan tinggi. Hubungan antara diameter dan tinggi dibentuk dengan melalui pengukuran diameter dan tinggi sejumlah individu pohon, kemudian menghubungkan keduanya dengan analisis regresi sehingga bisa dibentuk sebuah persamaan kurva tinggi. 2. Tabel volume yaitu suatu tabel yang disusun untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran diameter atau beberapa peubah lain penentu volume pohon. Tabel volume yang digunakan adalah tabel volume lokal maupun tabel volume standar. 3. Tabel berat pohon yaitu tabel yang menunjukkan hubungan antara diameter dengan berat segar fresh weight pohon. Tabel berat ini penting keberadaannya untuk menduga potensi kayu pulp dalam HTI pulp dan untuk menduga biomassa serta banyaknya unsur karbon dalam hutan alam.

2.4 Volume Pohon

Menurut Husch 1963 volume pohon adalah ukuran tiga dimensi, yang tergantung dari lbds diameter setinggi dada atau diameter pangkal, tinggi atau panjang batang, dan faktor bentuk batang. Menurut Simon 1996 diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan. Diameter setinggi dada diukur pada 1,30 m 4,3 feet di atas pangkal batang untuk pohon yang berdiri pada lereng, titik pengukuran harus ditentukan pada bagian atas lereng. Simon 1996 menyatakan bahwa terdapat beberapa macam tinggi pohon di dalam inventarisasi hutan yaitu : 1. Tinggi total, yaitu tinggi dari pangkal pohon dipermukaan tanah sampai puncak pohon, 2. Tinggi bebas cabang, yaitu tinggi pohon dari pangkal batang permukaan tanah sampai cabang pertama untuk jenis daun lebar atau crown point untuk jenis conifer, yang membentuk tajuk, 3. Tinggi batang komersial, yaitu tinggi batang yang pada saat itu laku dijual dalam perdagangan, dan 4. Tinggi tunggak, yaitu tinggi pangkal pohon yang ditinggalkan pada waktu penebangan. Menurut Husch 1963, Penentuan volume suatu benda dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : 1. Cara langsung, yaitu berdasarkan prinsip perpindahan cairan. Alat yang digunakan disebut Xylometer. Penentuan volume dengan cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya tidak beraturan, 2. Cara analitik, yaitu penentuan volume dilakukan dengan menggunakan rumus- rumus volume. Cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya beraturan, seperti segi banyak, prisma, piramida, prismoid, dan benda-benda seperti kerucut, silinder, paraboloid, dan neiloid, dan 3. Cara grafik, yaitu cara ini dilakukan untuk penentuan volume berbagai benda putar tanpa memandang ciri-ciri permukaannya. Untuk menentukan volume dolok sortimen kayu sebagai bagian dari volume kayupohon, telah dikembangkan rumus-rumus matematik Spurs 1952; Loetsch et al 1973 sebagai berikut : Rumus Smalian : V = 0,5 x B + b x L Rumus Huber : V = B 12 x L Rumus Brereton : V = {0,625 x  x D + d 2 x L} Rumus Newton : V = {B + B 12 x 4 + b} x L x 16 Rumus Schiffel : V = {0,16 x B + 0,66 x B 12 x L Dimana : V = Volume dolok logs atau batang pohon dalam m 3 B = Luas bidang dasar pangkal batang dalam m 2 b = Luas bidang dasar ujung batang pohon dalam m 2 B 12 = Luas bidang dasar bagian tengah batang pohon dalam m 2 D = Diameter pangkal batang pohon dalam meter d = Diameter ujung batang pohon dalam meter L = Panjang batang pohon Penentuan volume sortimen batang pohon dengan menggunakan rumus- rumus diatas, jika makin pendek panjang batang L akan menghasilkan volume yang lebih tepat, karena rumus-rumus diatas merupakan perhitungan volume yang mendasarkan kepada bentuk benda teratur, yaitu bentuk silinder, sedangkan bentuk pohon pada umumnya tidak teratur dan lebih kearah bentuk neiloid. Berdasarkan volume sortimen-sortimen kayu yang diukur maka volume pohon dapat diketahui, yaitu merupakan penjumlahan dari volume sortimennya. Rumus Smalian mempunyai ketepatan yang lebih kecil dibandingkan dengan rumus Huber dan rumus Newton. Namun demikian rumus Smallian banyak digunakan karena cukup praktis dan mudah dalam penerapannya. Rumus Newton memberikan ketelitian yang tinggi dibanding dengan rumus lainnya, namun rumus ini memerlukan pengukuran kedua ujung batang dan tengah batang, sehingga penggunaannya lebih terbatas dan kurang praktis untuk digunakan dilapangan. Menurut Spurr 1952 angka bentuk batang adalah rasio antar volume aktual dengan volume silinder yang berdiameter dan tinggi sama dengan diameter setinggi dada dan tinggi pangkal tajuk pohon tersebut. Menurut Husch 1987 Tabel volume ini merupakan pernyataan sistematik mengenai volume sebatang pohon menurut semua atau sebagian dimensi yang ditentukan dari Dbh, tinggi, dan angka bentuk pohon. Tipe-tipe tabel volume pohon terdiri dari : 1. Tabel volume lokal local volume tables Tabel volume lokal menyajikan volume menurut dimensi pohon diameter setinggi dada Dbh. Tabel volume ini tidak memerlukan pengukuran tinggi pohon, meskipun pada penyusunan aslinya tinggi tetap dihitung, tetapi dihilangkan di dalam bentuk akhirnya. Istilah ”lokal” digunakan karena tabel- tabel tipe ini hendaknya hanya dipergunakan untuk wilayah terbatas yang merupakan asal hubungan tinggi dan diameter yang dimanfaatkan kedalam tabelnya. 2. Tabel volume normal general standard volume tables Tabel volume standar didasarkan kepada pengukuran diameter setinggi dada Dbh, maupun tinggi. Tinggi dapat berupa tinggi pohon total atau tinggi kayu perdagangan. Tabel volume standar dapat disusun untuk individu spesies maupun kelompok spesies dari berbagai wilayah-wilayah geografis. 3. Tabel volume kelas bentuk form class volume tables Tabel volume kelas bentuk disiapkan untuk menunjukkan volume menurut beberapa ukuran bentuk pohon disamping diameter setinggi dada Dbh dan tinggi pohon. Tabel volume ini dapat dipakai bilamana saja bentuk suatu pohon yang bersangkutan secara jelas ditunjukkan oleh karakteristik-karakteristik bentuk yang telah dimasukan dalam penyusunan tabel-tabelnya, tanpa memandang spesies atau tempat. Menurut Spurr 1952 menyatakan bahwa untuk menentukan volume, apabila pengukuran dilakukan hanya pada satu peubah, maka dipakai diameter setinggi dada Dbh, bila menggunakan dua peubah maka yang diukur adalah diameter setinggi dada Dbh dan tinggi pohon tersebut. Sedangkan bila menggunakan tiga peubah selain mengukur diameter setinggi dada Dbh dan tinggi pohon ditambahkan juga angka bentuk. Penyusunan tabel volume pohon dimaksudkan untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran satu atau beberapa peubah penentu volume pohon serta untuk mempermudah kegiatan inventarisasi hutan dalam menduga potensi tegakan. Meskipun demikian, untuk meningkatkan efisiensi dalam penaksiran volume tegakan dengan tidak mengurangi ketelitian yang diharapkan, diusahakan dalam penyusunan tabel volume pohon memperkecil jumlah peubah bebas penentu volume pohon dan diberlakukan pada daerah setempat. Tabel yang dimaksud adalah tabel volume pohon lokal atau tarif volume.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN