Peranan Pemerintah terhadap Perkembangan Industri Batik Tradisional

77 komitmen kekeluargaan tadi. Mereka berhasil menggalang sebuah kekuatan untuk tetap bertahan dengan bisnisnya. Saingan mereka memang satu, yakni para investor bisnis bermodal besar. Sehingga, sekuat apapun mereka berpasar, toh masih harus berpacu dengan perusahaan-perusahaan batik raksasa yang kini merajai pasar batik Indonesia.

B. Peranan Pemerintah terhadap Perkembangan Industri Batik Tradisional

di Laweyan, Surakarta Batik merupakan warisan dari nenek moyang yang telah berkembang sejalan dengan proses waktu, ada kalanya industrinya mengalami pasang surut. Untuk itu dilakukan usaha-usaha dalam mengembangkan dan melestarikannya agar tidak begitu saja tertelan budaya bangsa lain. Dalam usaha-usaha pengembangan batik Laweyan tidak terlepas dari usaha yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha dan pengrajin sendiri. Dukungan terhadap pengembangan batik Laweyan, antara lain : - Pemerintah berusaha membina pengrajin agar mampu menjadi pengrajin mandiri, sehingga tidak tergantung lagi pada pengusaha-pengusaha Cina. - Bagi para pengusaha diberikan dispensasi dalam peminjaman modal di bank berupa KIK Kredit Investasi Kecil . Mereka diberi kemudahan- kemudahan peminjaman. - Para pengusaha batik berusaha menciptakan kreasi-kreasi baru dalam motif batik, baik dengan mengambil motif-motif dari daerah lain ataupun 78 dengan melahirkan kreasi sendiri, namun tetap mempertahankan ciri khas Laweyan. - Usaha yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, yaitu berusaha mengenalkan motif-motif kreasi baru yang diambil dari daerah lain dan juga pengenalan terhadap teknologi baru. Dalam upaya melestarikan batik Laweyan sebagai warisan dari nenek moyang kita, pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta melakukan beberapa upaya-upaya: a. Memberikan penyuluhan tentang cara-cara pembuatan batik dan motif- motif batik kreasi baru. b. Memberikan pendidikan ketrampilan membatik pada para pengrajin, khususnya generasi mudanya sebagai pewaris kebudayaan bangsa. c. Memberikan bimbingan agar nantinya para pengrajin mampu menjadi pengrajin yang mandiri dan mampu menciptakan kreasi-kreasi baru sendiri. d. Mengadakan pengadaan dan penyediaan bahan bagi pengrajin yang kekurangan modal. e. Memberikan informasi tentang keadaan pasar batik, teknik-teknik membatik yang baru. f. Menempatkan kerajinan batik ini kedalam ruang cindera mata di Kotamadya agar nantinya setiap pengunjung dapat melihat secara langsung. 79 g. Mengikutsertakan batik Laweyan dalam pameran-pameran baik yang bersifat nasional maupun internasional Wawancara, Drs. Soenardjo, 15 Oktober 2005. Usaha pengembangan batik Laweyan tentu saja juga mengalami hambatan dan rintangan. Hambatan-hambatan pengembangan batik Laweyan, antara lain: - Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah, terutama para pengrajin batik sendiri yang rata-rata hanya lulusan sekolah dasar, hanya sedikit yang mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama, bahkan ada juga yang tidak tamat Sekolah Dasar. Mereka pada umumnya para pengrajin yang sudah tua-tua. - Banyak kaum muda yang meninggalkan usaha membatik dan pergi merantau ke kota-kota besar, karena mereka merasa usaha membatik tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan hidup. Mengingat semakin besarnya tuntutan kebutuhan hidup yang dihadapi dan upah yang diterima sudah tidak sebanding lagi. Lagi pula usaha membatik ini memerlukan suatu ketekunan dan ketelatenan yang tidak semua orang memilikinya - Ketrampilan membatik di Laweyan, meskipun diwariskan secara turun temurun namun hanya sebatas nglengkrengi dan nerusi selebihnya yang yang meneruskan perusahaan. Jadi mereka hanya dapat bekerja sebagai buruh perusahaan, belum dapat mandiri. - Bagi para pengusaha Cina, mereka tetap memegang rahasia dalam teknologi pewarnaan batik, meskipun para pengrajin telah mendapat 80 pembinaan dari pemerintah dalam teknologi pewarnaan batik tetap tidak dapat sebagus batik yang dihasilkan perusahaan milik orang Cina. - Dalam bidang permodalan terjadi perbenturan, karena terbatasnya modal sehingga menyebabkan kalah bersaing dengan usaha-usaha batik dari daerah lain. Usaha-usaha yang dilakukan tersebut mengingat batik merupakan: a. Sebagai salah satu karya seni dan budaya bangsa b. Usaha pembatikan mampu menciptakan lapangan kerja bagi penduduk. c. Mempunyai arti penting dalam segi perekonomian bangsa, karena disamping meningkatkan taraf hidup masyarakat, batik juga dapat dijadikan komoditi ekspor non migas.

BAB V SEJARAH PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK TRADISIONAL