4. Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal
“Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan as
pek yang paling penting dari daerah tersebut dan seharusnya menjadi faktor desain yang
penting, disamping menjadi aspek ekologisnya.” “Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan bangunan dalam
keadaan yang sangat umum.”
5. Pengudaraan natural
“Kreasi dari
zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan. Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrim
yang besar dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-covering, atau
skycourt yang besar.”
6. Tanggap orientasi matahari
“Eksplorasi dalam lapisan dinding luar bangunan dari dalam ke luar lingkungan,
dihubungkan melalui area transisi, menghadap ke concentrasi udara untuk desain dinding yang variable. Studi tentang dinding eksternal sebagai kulit yang
bervariasi mengubah profil massa tergantung pada orientasi matahari.
d. Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.
1. Dunia ini adalah matriks dari semua desain.
2. Desain harusnya mengikuti, bukan melawan, hukum alam.
3. Keadilan biologis harus mengikuti desain.
4. Desain harus merefleksikan bioreionalitas.
5. Proyek harus didasarkan dalam penggunaan daur ulang sumber daya alam.
6. Desain harus berkelanjutan melalui integrasi sistem kehidupan.
7. Desain harus ikut berevolusi dengan alam.
8. Bangunan dan desain harus membantu menyehatkan planet.
9. Desain harus mengikuti ekologi sacral.
e. Green Architecture oleh standar Leadership in Energy and Evironmental Design
LEED:
1. Penggunaan pemgembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat
menggunakan material-material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunaan roof garden dan penanaman
vegetasi di sekitar bangunan dan didalam site sangat mendukung.
Universitas Sumatera Utara
2. Penggunaan pendaur ulang air kotor air yang telah digunakan dan
penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan. 3.
Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam-macam, contohnya: pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari
perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternatif energi seperti energi solar dan energi angin.
4. Penggunaan material yang didaur ulang yang tidak memerlukan ernergy yang
banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu, dapat juga menggunakan material lokal yang rendah polusi.
5. Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan
personal space, ventilasi, pengkontrolan suhu, dan menggunakan material yang tidak mengadung gas beracun.
f. Menurut buku Green Architecture, terbitan Taschen, tahun 2005, standar dari
bangunan eco-friendly adalah: 1.
Bangunan yang lebih kecil 2.
Penggunaan material daur ulang 3.
Penggunaan material hemat energy 4.
Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar untuk masa pembangunan dan furnishing dan menghindari kayu import
5. Menggunakan sistem penggunaan air alternative
6. Perawatan bangunan yang murah
7. Pendaur ulangan bangunan
8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon
9. Pemeliharaan lingkungan sekitar
10. Efisiensi energy
11. Orientasi matahari
12. Akses ke transportasi publik
Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses desain. Green Architecture
muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor
– faktor lingkungan. Tujuan dari Green Architecture itu sendiri adalah untuk menghasilkan suatu bangunan
yang bersahabat dengan lingkungannya dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini bisa dicapai melalui penerapan konsep green architecture itu sendiri pada bangunan seprti
Universitas Sumatera Utara
penghematan energi , memperbanyak area hijau , menggunakan energi alamiah secara efektif , pendaurulangan air dan lain
– lain. Dengan penerapan Green Architecture, dapat menjawab beberapa isu lingkungan global tentang kerusakan lingkungan yang sedang terjadi.
Sedangkan penerapan Green Architecture pada sebuah proyek berskala urban bertujuan menciptakan sebuah kawasan perkotaan yang ramah lingkungan, yang memiliki tingkat
efisiensi energi tinggi dan kebutuhan energi yang minim serta emisi berupa polusi dan panas yang minim pula.
III.2. Intepretasi tema
Banyak negara di dunia belakangan ini menghadapi masalah-masalah lingkungan hidup yang telah tercemar sehingga banyak muncul isu-isu seperti isu pemanasan global
Global Warming yang akan menimbulkan masalah besar apabila tidak ditanggulangi dengan cermat. Banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan yang akan
berakibat fatal bagi kehidupan manusia di bumi ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah bentuk fisik dari suatu kawasan termasuk tersedianya lahan hijau sebagai
produsen oksigen utama, bangunan yang memenuhi kawasan tersebut dan juga kesadaran akan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Sebagai salah solusi pemecahan masalah pencemaran lingkungan hidup tersebut, pada saat ini banyak dikembangkan konsep-konsep kota yang hijau Green City. Selain itu polusi
yang timbuk juga menghasilkan dampak yang buruk terhadap lingkungan hidup. Dengan kata lain kelangsungan suatu kota sangat tergantung pada kualitas lingkungan perkotaan tersebut.
Dibeberapa negara maju telah dikeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan tentang lingkungan hidup seperti pembangunan kawasan yang haus ramah lingkungan, pembatasan
terhadap jumlah kenderaan bermotor dan lain-lain. Penerapan konsep green architecture sudah selayaknya diterapkan di Indonesia
mengingat intensitas pembangunan yang sangat besar dan kerusakan lingkungan yang semakin parah yang banyak diakibatkan oleh pembangunan tersebut. Karena tanpa kita sadari
apabila kita tidak menerapkan konsep tersebut sejak sekarang maka akan berakibat fatal dimasa yang akan datang, seperti: krisis akan air, energi, sumber daya alam serta kerusakan
lingkungan yang parah yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia. Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa prinsip-prinsip Green Architecture itu merupakan:
Universitas Sumatera Utara
Sumber energy alternatif Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin
merupakan alternarif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik.
Konservasi energi Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang
energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan. Penggunaan material
Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat.
Perletakan bangunan pada site Perletakkan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem
lingkungan sekitar site.
Aplikasi bangunan dengan menggunakan pendekatan Green Architecture dapat menggunakan filtur-filtur sebagai berikut:
Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan.
Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan menganggu
kesehatan manusia. Pemakaian green roof tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi
juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan
untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset. Memanfaatkan panas matahari daerah khatulistiwa yang bersiinar sepanjang tahun
lalu mengubahnya menjadi energy listrik yang dapat digunakan untuk pemakaian listrik bangunan.
Universitas Sumatera Utara
III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul
Seiring dengan padatnya pembangunan di kota Medan yang mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka dan hijau, serta perubahan iklim global Global Warming yang
mengakibatkan penipisan lapisan ozone, merupakan salah satu latar belakang penggunaan
Green Architecture
terhadap proyek “Medan Tzu Chi Center”. Selain itu, penerapan tema
Green Architecture
sangat sesuai dengan proyek “Medan Tzu Chi Center”, dikarenakan sesuai dengan salah satu Visi dan Misi dari Yayasan Buddha Tzu Chi, yaitu: Pelestarian
Lingkungan. Perubahan iklim di planet Bumi yang tidak stabil sangat berbahaya bagi kehidupan di Bumi.
Penelitian membuktikan bahwa tindakankegiatan manusia merupakan salah satu penyebab terjadinya Global Warming. Sebagai sebuah upaya untuk menghindari terjadinya
Global Warming, Tzu Chi memulai sebuah komunitas yang mengarah pada program daur ulang, dengan tujuan tidak hanya untuk mengurangi jumlah sampah dan memulihkan sumber
daya, tetapi juga untuk mengingatkan orang-orang akan pengembangan kesadaran tentang lingkungan. Dengan mengerjakan pekerjaan daur ulang, orang-orang akan melihat dengan
mata sendiri akibat-akibat yang ditimbulkan dari gaya hidup atau
lifestyle
dari orang-orang tersebut. Pengalaman-pengalaman ini akan membuat mereka sadar dan memulai sebuah
kehidupan yang berbeda. Selain merupakan visi dan misi dari Yayasan Buddha Tzu Chi, Green Architecture
juga sudah diterapkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi sebelumnya. Hal ini terlihat dari bentuk atap bangunan Tzu chi yang melengkung, digunakan untuk mengalirkan air ke suatu bak
penampung dimana air cucuran hujan akan digunakan untuk menyiram tanaman dan sebagai air kloset, serta dapat dilihat dari dinding-dinding luar bangunan Yayasan Buddha Tzu Chi di
seluruh dunia, yang menggunakan material kerikil sehingga memudahkan relawan Tzu chi untuk membersihkan dan merawatnya. Penerapan
Green Architecture
pada bangunan “Medan Tzu Chi Center” akan memberikan hasil yang positif terhadap lingkungan sekitar
dan menjadi contohpanutan agar bangunan sekitar menerapkan tema
Green Architecture
terhadap bangunannya.
Universitas Sumatera Utara
III.4. Studi Banding Tema Sejenis A. Nanyang Technology University NTU
Bangunan green yang terdapat di Nanyang Technology University ada 3, yaitu:
School of Art, Design and Media
Humanities Social Sciences Building
Physical and Mathematical Sciences Building
KONSEP DAN STUDI BENTUK
Konsep bangunan ini adalah green architecture dengan architecture as landscape, yaitu bangunan merupakan bagian dari salah satu elemen landscape.
Bangunan ini memiliki bentuk yang geometris dinamis bentuk lengkung yang menyerupai bentuk suatu busur yang saling berhadapan atau bersinggunggan.
1. ORIENTASI
Bangunan ini berorientasi ke arah utara
–
selatan.
Orientasi bangunan yang utama adalah saling berhadapan antara bentuk yang lengkung dengan bentuk yang saling bersinggungan tersebut.
Pada bagian luar bangunan terdapat plaza yaitu sebuah taman dengan elemen air dan tanaman.
2. BAHAN BANGUNAN
Yang membedakan letak pintu dan jendela dengan jelas adalah adanya konsol dengan struktur kabel yang dihubungkan dengan dinding pada bagian atas pintu.
Menggunakan struktur bangunan beton bertulang.
Finishing pada tampak bangunan menggunakan curtain wall dengan rangka dari aluminium.
Pantulan dari pohon-pohon dapat terlihat di seluruh dinding kaca eksteriornya. Gambar14. Site Plan NTU, Singapore
Universitas Sumatera Utara
Gambar16. Lansekap plaza dan pohon sebagai elemen estetis
Façade menggunakan kaca yang dapat mereduksi panas dan juga memaksimalkan penggunaan cahaya alami.
3. LANSEKAP
Pada plaza terdapat beberapa pohon sebagai elemen estetis.
Lantai plaza menggunakan keramik dengan motif kasar dan dipadukan dengan elemen air yang berfungsi untuk mengurangi pantulan panas yang dihasilkan dari
efek dinding bangunan berupa kaca.
Elemen air selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat mereduksi panas matahari dan mengeluarkan kelembaban udara di sekitarnya.
Gambar15. Material kaca yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
4. TAMAN ATAP
Atap hijau
dirancang menyatu
dengan lingkungannya. Atap ini berfungsi sebagai
ruang terbuka bersama dengan pemandangan alami.
Atap hijau ini menurunkan suhu atap dan suhu di sekitarnya, serta memberi dampak positif
bagi penghematan energi untuk AC.
B. Marina Barrage
Marina Barrage berfungsi sebagai penghalang yang mencegah air pasang menbanjiri daerah dataran rendah juga merupakan sebuah reservoir untuk air sehar. Marina Barrage
mempunyai tiga manfaat utama, yaitu: Air bersih: mengisolasi hilir sungai untuk mengambil sumber tambahan air minum
Pengendalian banjir: mengurangi banjir di di daerah dataran rendah kota
Singapura daya tarik gaya hidup baru: menghubungkan pusat bisnis distrik dengan Rekreasi dan daya tarik visual, yang dikelilingi oleh taman-taman tropis.
KONSEP GREEN YANG DITERAPKAN: Green Roof
Green Roof merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari
media pertumbuhantanah dan media Tanaman diatas sebuah bangunan. Luas green
roof pada marina barrage ini mencapai 650 sq m. Dilihat dari jenis tamanan yang
ditaman pada green roof ini dapat disimpulkan bahwa green roof pada MARINA
BARRAGE ini termasuk pada tipe extensive green roof, tapi dapat diakses oleh
pengunjung.
Gambar17. Green Roof NTU
Gambar18. Green Roof Marina Barrage
Universitas Sumatera Utara
Solar Park Marina Barrage
Matahari mengirimkan energinya dalam dua bentuk yaitu panas and cahaya. Ada 2 jenis system tenaga matahari yaitu
Solar thermal system System ini menyerap panas matahari yang digunakan untuk air panas
Solar PV Photovoltaic System System ini menyerap cahaya matahari yang akan diubah menjadi energy listrik
Kelebihan penggunaan panel suryasolar cell:
energy yang terbarukantidak pernah habis
bebas dari PLN tidak bayar listrik
bersih, ramah lingkungan
investasi jangka panjang umur panel surya panjang, dapat bertahan lama hingga 25-30 tahun
praktis, dapat dipakai di daerah terpencilterisolir dan pedalaman
dapat dipakai mobile saat darurat di perkemahan , piknik alam terbuka dll
juga dapat dipakai di tongkangkapal laut kecil, tambak, jalan.
Solar Park Marrina Barrage merupakan yang terbesar di Singapura. Terdiri dari 405 solar panel yang berada di lahan seluas 1.200 m
2
yang menghasilkan 70 KWatt. Listrik yang dihasilkan dipakai untuk penerangan dalam ruangan dan yang
menjadi tenaga utama disini. Jadi Marrina Barrage menggunakan sumber energy yang tidak akan habisdiperbarui.
Lighting Automation
Gambar19. Solar park Marina Barrage
Universitas Sumatera Utara
Pada Marina Barrage telah difasilitaskan lighting automation di area toilet. Ketika kaki mengingjak pintu utama area toilet, maka lampu akan secara otomatis menyala.
Ini dikarenakan di langit-langit pintu masuk utama area tioilet dipasang sensor motion yang akan berfungsi ketika terdeteksi gerakan.Sedangkan sensor motion switchnya
berada di bawah ELBC Panel Box Kotak Pengatur Listrik. Beberapa elemen pendukung motion sensor light ini seperti sensitivitas, jarak deteksi sensor, dan waktu
hidupnya lampu semua dapat diatur ketika pemasangan sensor motion light ini. Ketika sensor sudah tidak difungsikan misalna pada malam hari, sensor motionnya dapat
dimatikan dari sensor motion switch dan lampu dapat dinyalakan dengan menggunakan stop kontak seperti biasanya. Dari pemasangan lighting automation ini
dapat menghemat 85 dari tagihan bill listrik. Dan penghematan energi yang lebih lagi.
Double-Glazed Panel
Double glazed panel terdiri dari dua panel kaca dengan tebal beberapa milimeter, dan diantara keduanya terdapat ruang kosong dalam bentuk lapisan isolasi.
Fungsi double glazed panel:
membantu mengurangi secara signifikan jumlah panas dalam ruangan sekitar 60.
untuk mengatur panas dan penyejuk udara Minimalkan konsumsi energi dari AC, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan akhirnya menghemat
tagihan listrik hemat secara ekonomi
dapat mencegah kelembaban dalam ruangan. Gambar20. Lighting Automation Marina Barrage
Universitas Sumatera Utara
Water Saving F lushing System
Di Marina Barrage sudah menggunakan urinal tanpa air atau urinal kering. Ketika selesai air flushing tidak akan keluar dari urinal, ini dikarenakan dalam urinal terdapat
mikroba-mikroba yang dimasukkan dalam kotak kubus kecil. Mikroorganisme ini memang berfungsi untuk mengendalikan masalah toilet dimana mikroorganisme ini
akan mencerna protein-protein yang terkandung dalam urine dan menghilangkan bau. Dari penggunaan urinal kering ini dapat menghemat sekitar 7,5 penggunaan air
setiap tahunnya dan menghemat beribu-ribu liter air setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
C. NASA AMES Building
NASA Ames Building saat ini dirancang menjadi sebuah bangunan Green yang revolusioner. Bangunan ini akan dirancang dengan menggunakan teknologi-teknologi
Green yang paling baru dan teknologi-teknologi ruang untuk menciptakan sejenis demonstrasi dan bangunan kantor.
Rancangan Green kami meliputi: Penggunaan Exceed LEED Silver sebagai rencana untuk LEED Gold atau bahkan
LEED Platinum. Menciptakan sebuah fleksibelitas yang tinggi, kolaboratif dan mendukung pekerjaan
lingkungan dengan ruang-ruang masyarakat, fleksibilitas yang operasional, pencahayaan dan arah, jendela-jendela yang berfungsi, dan material-material yang
sehat.
Gambar21. NASA AMES Building
Universitas Sumatera Utara
Mengurangi kebutuhan energi melalui adanya ventilasi silang, pencahayaan dan pengontrolan sistem yang cerdas yang dihubungkan ke sebuah sistem pemantauan
bangunan. Mengurangi, memperoleh kembali, dan menggunakan kembali air dengan
perlengkapan kinerja yang tinggi, sistem penangkap air sisa, bioswales air hujan, dan koneksi terhadap sumber daya lokal yang tidak dapat dikonsumsi
Menyediakan pemandangan berkelanjutan yang asli dan
drought tolerant plant palette
dan irigasi tetes yang terikat untuk bangunan air sisa.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA PERANCANGAN