Resin komposit tradisional Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil Resin komposit berbahan pengisi mikro Resin komposit diaktivasi oleh sinar Kopi

2.1.2 Klasifikasi resin komposit

2.1.2.1 Resin komposit berdasarkan ukuran partikel filler

a. Resin komposit tradisional

Resin komposit tradisional juga disebut resin komposit konvensional atau resin komposit berbahan pengisi makro, disebut demikian karena ukuran partikel bahan pengisi besar. Resin komposit tradisional memiliki ukuran filler relatif besar, sekitar 8-12µm. Bahan ini mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna. 3-4

b. Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil

Resin komposit pengisi partikel kecil mempunyai ukuran filler 1-5 µm. Resin komposit tipe ini mempunyai sifat fisik dan mekanis paling unggul, namun permukaannya tidak sehalus resin komposit berbahan pengisi mikro. 2-4

c. Resin komposit berbahan pengisi mikro

Resin komposit mikro mempunyai ukuran filler 0,004-0,4 µm. Resin komposit tipe ini memiliki permukaan akhir yang halus, namun seringkali terjadi pecah pada tepi tambalan akibat tidak terikatnya bahan pengisi prapolimerisasi. 2-4

d. Resin komposit hybrid

Kebanyakan terdiri atas silika koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan. Ukuran partikel kaca rata-rata 0,6-1µm. Sifat fisik dan mekanis sistem ini umunya berkisar antara resin komposit tradisional dan berbahan pengisi partikel kecil. Resin komposit ini mempunyai kehalusan permukaan dan kekuatan yang baik. 2-4 Katagori terbaru dari resin komposit adalah golongan hybrid. Bahan-bahan ini dikembangkan untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus dibanding resin komposit partikel kecil, tetapi dengan mempertahankan sifat-sifat resin komposit yang lain. Resin komposit hybrid dikatakan mempunyai permukaan lebih halus dan estetis yang kompetitif dibanding komposit pasi-mikro untuk tambalan gigi anterior. 15 Sesuai namanya ada dua macam partikel bahan pengisi pada resin komposit jenis hybrid yaitu partikel silika koloidal sebesar 10-20 berat dan partikel kaca berukuran 0,6-1,0 µm sebesar 75-80 berat. Sifat fisik dan mekanis resin komposit ini terletak di antara resin komposit konvensional dan resin komposit mikrofiller. 3 Karena kehalusan permukaan dan memiliki kekuatan yang cukup baik, resin komposit hybrid banyak digunakan untuk restorasi anterior, termasuk tambalan kelas IV. Resin komposit hybrid juga banyak dipakai sebagai restorasi pada daerah yang menerima tekanan pengunyahan yang besar seperti pada regio posterior. 3 Klasifikasi resin komposit berdasarkan rata-rata ukuran partikel dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Resin Komposit 3 Klasifikasi Resin Komposit Kategori ukuran partikel µm Resin komposit tradisional 8-12 Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil 1-5 Resin komposit berbahan pengisi mikro 0,04-0,4 Resin komposit hybrid 0,6-1,0

2.1.2.2 Klasifikasi resin komposit berdasarkan viskositas a. Resin komposit

packable Resin komposit packable dikenal juga sebagai resin komposit condensable. Resin ini mengandung muatan filler sebanyak 66-70 volume. Komposisi filler yang tinggi menyebabkan peningkatan viskositas resin komposit sehingga resin komposit packable menjadi kental dan sulit mengisi celah kavitas yang kecil. 2,11 Packability bahan-bahan ini membuat lebih mudah untuk menggunakan teknik kondensasi amalgam di restorasi oklusal posterior. Resin komposit packable memiliki keuntungan dari kemudahan kemasan, kemudahan mendirikan area kontak yang baik, dan kemudahan membentuk anatomi oklusal. 12

b. Resin komposit flowable

Resin komposit flowable mempunyai muatan filler berkisar antara 42-53 volume. Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang lebih tinggi membuat resin komposit ini memiliki viskositas yang lebih rendah sehingga dapat dengan mudah mengisi atau menutup kavitas kecil. 2,11 Manfaat utama dari resin komposit flowable adalah kemudahan adaptasi untuk preparasi. 12

2.1.2.3 Klasifikasi resin komposit berdasarkan polimerisasi a. Resin komposit diaktivasi kimia

Resin komposit ini dipasarkan dalam bentuk dua pasta. Salah-satu pasta berisi inisiator benzoyl peroxide dan pasta yang lainnya berisi aktivator tertiary amine. Jika kedua bahan dicampur, amine akan beraksi dengan benzoyl peroxide dan membentuk radikal bebas sehingga mekanisme pengerasan dimulai. 3

b. Resin komposit diaktivasi oleh sinar

Resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan dalam bentuk pasta dan dimasukkan dalam sebuah tube. Sistem pembentuk radikal bebas yang terdiri atas molekul-molekul fotoionisator dan activator amine terdapat dalam pasta tersebut. Bila tidak disinari, maka kedua komponen tersebut tidak akan bereaksi. Sebaliknya, sinar dengan panjang gelombang yang tepat 460-485nm dapat merangsang fotoionisator bereaksi dengan amine dan membentuk radikal bebas yang memulai proses polimerisasi. 3

c.Resin komposit dual-cured

Resin komposit ini merupakan sistem dua pasta, yang mengandung inisiator dan activator cahaya dan kimia. Keuntungannya ketika dua pasta dicampur dan ditempatkan, lalu dicuring dengan light cure unit sebagai reaksi pengerasan awal kemudian secara kimia akan melanjutkan reaksi pengerasan pada bagian yang tidak terkena sinar sehingga pengerasan sempurna. 3

2.1.3 Sifat-sifat Resin Komposit

Sifat resin komposit dipengaruhi oleh jumlah partikel bahan pengisi, jenis partikel bahan pengisi, efisiensi proses berikatannya partikel bahan pengisi dengan matriks resin, dan tingkat porositas dari material itu sendiri. 10

2.1.3.1 Kekerasan permukaan

Kekerasan dapat didefinisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap deformasi dari tekanan yang diberikan padanya. 3

2.1.3.2 Kekasaran permukaan

Kekasaran permukaan resin komposit ditentukan oleh ukuran, kekerasan dan jumlah partikel filler, yang juga mempengaruhi sifat mekanik bahan. Parameter luas kekasaran permukaan Sa atau umumnya dikenal sebagai parameter rata-rata kekasaran permukaan Ra adalah parameter umum digunakan untuk pengukuran kekasaran permukaan yang datar. Kekasaran permukaan Ra adalah salah satu faktor penyebab untuk perubahan warna eksterior dan berkaitan erat dengan jenis resin komposit. Struktur dan karakteristik partikel pengisi dalam resin komposit memiliki dampak langsung pada kekasaran. 13

2.1.3.3 Kepadatan

Kepadatan resin komposit bergantung pada jenis resin komposit berdasarkan bahan pengisinya. Kepadatan partikel bahan pengisi ini menentukan ketahanan resin komposit terhadap fraktur. Semakin banyak jumlah partikel bahan pengisi maka resin komposit tersebut semakin tahan terhadap fraktur. 11, 14

2.1.3.4 Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan kepadanya tanpa terjadi kerusakan. Kekuatan masing-masing jenis resin komposit dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Kekuatan Resin Komposit 3 Resin Komposit Sifat Resin Komposit Resin Komposit Resin Komposit Tradisional Mikrofiller Hybrid Kekuatan Kompresi 250-300 MPa 250-350 MPa 300-350 MPa compressive strength Kekuatan Tarik 50-65 MPa 30-50 MPa 70-90 MPa tensile strength Kekuatan Elastik 8-15 MPa 3-6MPa 7-12MPa flexural strength

2.2 Kopi

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari oleh masyarakat. Kopi bersifat asam dan tingkat keasaman dalam kopi dipengaruhi oleh tahap pembakaran kopi, tipe alat pembakar kopi, dan juga metode penyeduhan kopi. 16 Ada 3 kelompok asam di dalam kopi yaitu asam alipatik aliphatic acid, asam klorogenik chlorogenic acid dan asam karboksilat phenolic acid alicyclic carboxylic. 16 Secara umum, kopi dibagi menjadi dua jenis yaitu kopi Robusta dan kopi Arabika. Berdasarkan komposisinya, bila kopi Robusta dibandingkan dengan kopi Arabika, Kopi Robusta memiliki kadar kafein lebih tinggi, kadar lemak yang lebih rendah dan kadar asam klorogenik yang lebih tinggi daripada kopi Arabika. 17 Perbandingan komposisi ini bisa dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi Kopi Arabika dan Kopi Robusta 17 Komponen Kopi Arabika Kopi Robusta Kafein 0,9-1,2 1,6-2,4 Mineral 3,0-4,2 4,0-4,5 Lemak 12,0-18,0 9,0-13,0 Trigonelline 1,0-1,2 0,6-0,75 Protein 11,0-13,0 11,0-13,0 Asam Alipatik Aliphatic acid 1,5-2,0 1,5-2,0 Asam Klorogenik Chlorogenik acid 5,5-8,0 7,0-10,0 Oligosakarida 6,8-8,0 5,0-7,0 Polisakarida 50,0-55,0 37,0-47,0 Menurut Maier dan Rivera 2006, asam fosfat berpengaruh dalam tingkat keasaman kopi, tetapi sampai sekarang masih belum ditemukan asam jenis apakah yang memberikan pengaruh besar dalam tingkat keasaman kopi. Asam sitrat citric acid, asam malat malic acid dan asam asetat acetic acid juga memegang peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi tingkat keasaman kopi karena jumlahnya yang banyak serta memiliki derajat keasaman pKa yang rendah. Suhu yang tepat untuk memyeduh kopi adalah , antara 91 ˚C dan 100˚C yaitu air mendidih. Air yang kurang dari 91 ˚C tidak akan menyeduh kopi dengan sepenuhnya. Suhu yang cocok untuk minum kopi adalah antara 50 ˚C - 55˚C. 16

2.3 Metode pengukuran kekasaran permukaan