41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Analisis dimulai dengan pengolahan data yang tersimpan di dalam Microsoft
Excel yang akan digunakan sebagai input data pada program SPSS 17.0 aplikasi software pengolah data. Pada program SPSS akan dilakukan pengujian asumsi
klasik dan pengujian menggunakan regresi linear berganda. Proses input data terlebih dahulu dilakukan dengan memasukkan data yang ada di dalam Microsoft
Excel yang berfungsi sebagai variabel-variabel yang akan diuji dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan, penelitian ini memiliki 32 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama
periode 2009-2011 dengan total 96 sampel penelitian.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian
ini. Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata rata mean, nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai
maksimum, serta standar deviasi dari variabel independen dan dependen. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi variabel dividend yield,
Universitas Sumatera Utara
42
earning per share serta harga saham pada 1 hari, 3 hari, 15 hari dan 30 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan, hasilnya ditunjukkan pada tabel
4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistiks
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Dividend Yield
96 .01
2658.27 31.5743
270.92959 Earning Per Share
96 11.25
24080.78 1725.2059
3997.83334 Harga Saham H+1
Publikasi LapKeu 96
103.20 450000.00
19976.6688 58455.71426 Harga Saham H+3
Publikasi LapKeu 96
104.80 450000.00
20030.0812 58481.48329 Harga Saham H+15
Publikasi LapKeu 96
104.00 450000.00
20181.3021 58458.53225 Harga Saham H+30
Publikasi LapKeu 96
119.20 530000.00
21657.9604 66208.22762 Valid N listwise
96
Sumber : hasil output SPSS
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut.
1. Variabel dividend yield memiliki nilai minimun sebesar 0,01 yang dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2010 dan 2011
sedangkan nilai maksimum variabel dividend yield dimiliki oleh PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2009 sebesar 2.658,27. Rata-rata nilai
variabel dividend yield adalah 31,5743 dan standar deviasi sebesar 270,92959 dengan jumlah pengamatan N sebanyak 96.
2. Variabel earning per share memiliki nilai minimun sebesar 11,25 yang dimiliki oleh PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2009 sedangkan nilai
maksimum variabel earning per share dimiliki oleh PT Multi Bintang
Universitas Sumatera Utara
43
Indonesia Tbk pada tahun 2011 sebesar 24.080,78. Rata-rata nilai variabel earning per share adalah 1.725,2059 dan standar deviasi sebesar
3.997,83334 dengan jumlah pengamatan N sebanyak 96. 3. Variabel harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
memiliki nilai minimun sebesar 103,2 yang dimiliki oleh PT Ekadharma Internasional Tbk pada tahun 2009 sedangkan nilai maksimum variabel
ini dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2011 sebesar 450.000. Rata-rata nilai variabel harga saham 1 hari setelah
publikasi laporan keuangan adalah 19.976,6688 dan standar deviasi sebesar 58.455,71426 dengan jumlah pengamatan N sebanyak 96.
4. Variabel harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan memiliki nilai minimun sebesar 104,8 yang dimiliki oleh PT Ekadharma
Internasional Tbk pada tahun 2009 sedangkan nilai maksimum variabel ini dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2011
sebesar 450.000. Rata-rata nilai variabel harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan adalah 20.030,0812 dan standar deviasi
sebesar 5.8481,48329 dengan jumlah pengamatan N sebanyak 96. 5. Variabel harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
memiliki nilai minimun sebesar 104 yang dimiliki oleh PT Ekadharma Internasional Tbk pada tahun 2009 sedangkan nilai maksimum variabel
ini dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2011 sebesar 450.000. Rata-rata nilai variabel harga saham 15 hari setelah
Universitas Sumatera Utara
44
publikasi laporan keuangan adalah 20.181,3021 dan standar deviasi sebesar 58.458,53225 dengan jumlah pengamatan N sebanyak 96.
6. Variabel harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan memiliki nilai minimun sebesar 119,2 yang dimiliki oleh PT Ekadharma
Internasional Tbk pada tahun 2009 sedangkan nilai maksimum variabel ini dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2011
sebesar 530.000. Rata-rata nilai variabel harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan adalah 21.657,9604 dan standar deviasi
sebesar 66.208,22762 dengan jumlah pengamatan N sebanyak 96.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik
4.2.2.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik digunakan untuk melihat
normalitas data melalui grafik histogram dan kurva normal probability plot. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
Test. Pada grafik histogram terlihat apakah variabel terdistribusi normal atau tidak. Situmorang, et al 2012 : 102 menyatakan bahwa “data yang
terdistribusi normal ditunjukkan oleh distribusi data yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan”. Pada awalnya, data ini tidak terdistribusi
dengan normal. Oleh karena itu, peneliti melakukan transformasi data dengan mengubah data menjadi bentuk logaritma natural Ln agar data
terdistribusi dengan normal. Setelah seluruh data diubah menjadi bentuk
Universitas Sumatera Utara
45
logaritma natural Ln, akhirnya data terdistribusi dengan normal. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
\
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.1 Histogram Hipotesis 1
Grafik histogram terdistribusi normal setelah transformasi data dengan logaritma natural Ln. Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan
pola distribusi normal karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi dengan normal.
Universitas Sumatera Utara
46
Normalisasi data dapat diuji dengan menggunakan Normal P-Plot. Situmorang, et al 2012 : 103 menyatakan bahwa “data dalam keadaan
normal apabila plot dari keduanya berbentuk linear dapat didekati oleh garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar
normal”. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.2 yang menunjukkan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang terdistribusi
dengan normal.
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Hipotesis 1
Situmorang, et al 2012 : 105 menyatakan bahwa “analisis statistk dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov 1-sample KS
dilakukan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal atau tidak”.
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis 1
Unstandardized Residual N
96 Normal
Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .87695028
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .062
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.065
Asymp. Sig. 2-tailed .206
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Dalam tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Kolgomorov-Smirnov Z adalah 1,065 dan nilai signifkansinya sebesar 0,206, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,206 0,05.
b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.3 Histogram Hipotesis 2
Universitas Sumatera Utara
48
Grafik histogram pada gambar 4.3 menunjukkan pola distribusi normal karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri
maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot Hipotesis 2
Berdasarkan grafik Normal P-Plot pada gambar 4.4 terlihat titik-titik menyebar di sekitarmengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data berdistribusi dengan normal.
Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis 2
Unstandardized Residual N
96 Normal
Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .87910569
Most Extreme Differences
Absolute .093
Positive .061
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .907
Asymp. Sig. 2-tailed .383
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
49
Dalam tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Kolgomorov-Smirnov Z adalah 0,907 dan nilai signifkansinya sebesar 0,383, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,383 0,05.
c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.5 Histogram Hipotesis 3
Grafik histogram pada gambar 4.5 menunjukkan pola distribusi normal karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri
maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.
Universitas Sumatera Utara
50 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.6 Grafik Normal P-Plot Hipotesis 3
Berdasarkan grafik Normal P-Plot pada gambar 4.6 terlihat titik-titik menyebar di sekitarmengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data berdistribusi dengan normal.
Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis 3
Unstandardized Residual N
96 Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation
.86399805 Most Extreme Differences
Absolute .095
Positive .063
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .929
Asymp. Sig. 2-tailed .354
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
51
Dalam tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Kolgomorov-Smirnov Z adalah 0,929 dan nilai signifkansinya sebesar 0,354, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,354 0,05.
d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.7 Histogram Hipotesis 4
Grafik histogram pada gambar 4.7 menunjukkan pola distribusi normal karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri
maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.
Universitas Sumatera Utara
52 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.8 Grafik Normal P-Plot Hipotesis 4
Berdasarkan grafik Normal P-Plot pada gambar 4.8 terlihat titik-titik menyebar di sekitarmengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data berdistribusi dengan normal.
Tabel 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hipotesis 4
Unstandardized Residual N
96 Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation
.85524472 Most Extreme Differences Absolute
.094 Positive
.058 Negative
-.094 Kolmogorov-Smirnov Z
.918 Asymp. Sig. 2-tailed
.369 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
53
Dalam tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Kolgomorov-Smirnov Z adalah 0,918 dan nilai signifkansinya sebesar 0,369, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 0,369 0,05.
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas
Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen. Batas tolerance value
adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Suatu data penelitian dikatakan terjadi multikolinearitas apabila tolerance value 0,1 dan VIF 10. Sebaliknya
data yang terbebas dari multikolinearitas adalah tolerance value 0,1 dan VIF 10. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Hipotesis 1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistiks
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
2.818 .351
8.031 .000
LnX1 -.110
.067 -.084 -1.643
.104 .978
1.023 LnX2
.908 .054
.858 16.887 .000
.978 1.023
a. Dependent Variable: LnY1
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX
1
dividend yield dan LnX
2
earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya
Universitas Sumatera Utara
54
lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinearitas.
b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas Hipotesis 2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistiks
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
2.841 .352
8.077 .000
LnX1 -.113
.067 -.086
-1.688 .095
.978 1.023
LnX2 .906
.054 .857
16.798 .000
.978 1.023
a. Dependent Variable: LnY2
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX
1
dividend yield dan LnX
2
earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas
dari multikolinearitas. c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Hipotesis 3
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistiks B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 2.867
.346 8.291
.000 LnX1
-.108 .066
-.082 -1.632
.106 .978
1.023 LnX2
.906 .053
.861 17.091
.000 .978
1.023 a. Dependent Variable: LnY3
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
55
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX
1
dividend yield dan LnX
2
earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas
dari multikolinearitas. d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas Hipotesis 4
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistiks
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1 Constant
2.894 .342
8.457 .000
LnX1 -.103
.065 -.079 -1.571
.120 .978
1.023 LnX2
.905 .052
.864 17.260 .000
.978 1.023
a. Dependent Variable: LnY4
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance pada variabel LnX
1
dividend yield dan LnX
2
earning per share adalah lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF-nya lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penelitian terbebas
dari multikolinearitas.
4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variabel residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Pendekatan grafik yang dilakukan dengan melihat grafik scatterplot sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
56
a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.9 Grafik
Scatterplot Hipotesis 1
Pada grafik scatterplot pada gambar 4.9 terlihat titik-titik tersebar dan tidak membentuk pola. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian
ini tidak terkena heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.10 Grafik
Scatterplot Hipotesis 2
Universitas Sumatera Utara
57
Pada grafik scatterplot pada gambar 4.10 terlihat titik-titik tersebar dan tidak membentuk pola. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
penelitian ini tidak terkena heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.11 Grafik
Scatterplot Hipotesis 3
Pada grafik scatterplot pada gambar 4.11 terlihat titik-titik tersebar dan tidak membentuk pola. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
penelitian ini tidak terkena heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
58 Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Gambar 4.12 Grafik
Scatterplot Hipotesis 4
Pada grafik scatterplot pada gambar 4.12 terlihat titik-titik tersebar dan tidak membentuk pola. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
penelitian ini tidak terkena heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
4.2.3. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan koefisien determinasi R
2
, uji signifikansi parsial uji T dan uji signifikansi simultan uji F.
4.2.3.1. Koefisien Determinasi R
2
Menurut Lubis 2007 : 48 dalam Sitanggang 2010 bahwa “Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen”. Range
nilai dari R
2
adalah 0-1. Jika nilai koefisien determinasi R
2
semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam
menjelaskan amat terbatas, sebaliknya jika nilai koefisien determinasi R
2
Universitas Sumatera Utara
59
semakin mendekati angka satu maka dapat dikatakan model semakin baik. Adapun hasilnya dapat ditunjukkan sebagai berikut :
a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi Hipotesis 1
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.875
a
.765 .760
.88633 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY1
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,875 yang berarti hubungan antara variabel independen dividend yield dan
earning per share dengan variabel dependen harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan sangat erat yaitu sebasar 87,5.
R Square sebesar 0,765 menunjukkan bahwa 76,5 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield
dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 23,5 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Nilai koefisien determinasi R
2
Adjusted R Square adalah sebesar 0,76. Angka ini mengidentifikasikan bahwa variabel independen dividend
yield dan earning per share mampu menjelaskan variabel dependen harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan sebesar 76, sedangkan
sisanya sebesar 24 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
60
b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Hipotesis 2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.874
a
.763 .758
.88851 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY2
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,874 yang berarti hubungan antara variabel independen dividend yield dan
earning per share dengan variabel dependen harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan sangat erat yaitu sebasar 87,4.
R Square sebesar 0,763 menunjukkan bahwa 76,3 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield
dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 23,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Nilai koefisien determinasi R
2
Adjusted R Square adalah sebesar 0,758. Angka ini mengidentifikasikan bahwa variabel independen dividend
yield dan earning per share mampu menjelaskan variabel dependen harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan sebesar 75,8, sedangkan
sisanya sebesar 24,2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
61
c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Hipotesis 3
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.877
a
.769 .764
.87324 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY3
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,877 yang berarti hubungan antara variabel independen dividend yield dan
earning per share dengan variabel dependen harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan sangat erat yaitu sebasar 87,7.
R Square sebesar 0,769 menunjukkan bahwa 76,9 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield
dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 23,1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Nilai koefisien determinasi R
2
Adjusted R Square adalah sebesar 0,764. Angka ini mengidentifikasikan bahwa variabel independen dividend
yield dan earning per share mampu menjelaskan variabel dependen harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan sebesar 76,4,
sedangkan sisanya sebesar 23,6 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
62
d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Hipotesis 4
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.879
a
.772 .767
.86439 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY4
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,879 yang berarti hubungan antara variabel independen dividend yield dan
earning per share dengan variabel dependen harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan sangat erat yaitu sebasar 87,9.
R Square sebesar 0,772 menunjukkan bahwa 77,2 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield
dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 22,8 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Nilai koefisien determinasi R
2
Adjusted R Square adalah sebesar 0,767. Angka ini mengidentifikasikan bahwa variabel independen dividend
yield dan earning per share mampu menjelaskan variabel dependen harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan sebesar 76,7,
sedangkan sisanya sebesar 23,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
63
4.2.3.2. Uji Signifikansi Parsial Uji T
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-
masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai T
hitung
maka selanjutnya nilai T
hitung
dibandingkan dengan nilai T
tabel
. Adapun pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.14 Hasil Uji T Hipotesis 1
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
2.818 .351
8.031 .000
LnX1 -.110
.067 -.084 -1.643
.104 LnX2
.908 .054
.858 16.887 .000
a. Dependent Variable: LnY1
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian statistik T pada tabel 4.14 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai T
hitung
untuk variabel dividend yield adalah sebesar -1,643 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih kecil dari nilai T
tabel
-1,643 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,104 lebih besar dari 0,05 artinya H
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial dividend yield mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
64
penilaian harga saham pada 1 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Nilai T
hitung
untuk variabel earning per share adalah sebesar 16,887 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih besar dari nilai T
tabel
16,887 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,0 lebih kecil dari 0,05 artinya H
a
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial earning per share mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian
harga saham pada 1 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan hasil tabel di atas, maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,818 – 0,11 X
1
+ 0,908 X
2
+ e
b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.15 Hasil Uji T Hipotesis 2
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
2.814 .352
8.077 .000
LnX1 -.113
.067 -.086 -1.688
.095 LnX2
.906 .054
.857 16.798 .000
a. Dependent Variable: LnY2
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
65
Hasil pengujian statistik T pada tabel 4.15 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai T
hitung
untuk variabel dividend yield adalah sebesar -1,688 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih kecil dari nilai T
tabel
-1,688 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,095 lebih besar dari 0,05 artinya H
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial dividend yield mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
penilaian harga saham pada 3 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Nilai T
hitung
untuk variabel earning per share adalah sebesar 16,798 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih besar dari nilai T
tabel
16,798 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,0 lebih kecil dari 0,05 artinya H
a
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial earning per share mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian
harga saham pada 3 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan hasil tabel di atas, maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,841 – 0,113 X
1
+ 0,906 X
2
+ e
c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.16 Hasil Uji T Hipotesis 3
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
2.867 .346
8.291 .000
LnX1 -.108
.066 -.082 -1.632
.106 LnX2
.906 .053
.861 17.091 .000
a. Dependent Variable: LnY3
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian statistik T pada tabel 4.16 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai T
hitung
untuk variabel dividend yield adalah sebesar -1,632 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih kecil dari nilai T
tabel
-1,632 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,106 lebih besar dari 0,05 artinya H
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial dividend yield mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
penilaian harga saham pada 15 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Nilai T
hitung
untuk variabel earning per share adalah sebesar 17,091 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih besar dari nilai T
tabel
17,091 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,0 lebih kecil dari 0,05 artinya H
a
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial earning per share mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian
harga saham pada 15 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
67
Berdasarkan hasil tabel di atas, maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,867 – 0,108 X
1
+ 0,906 X
2
+ e
d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.17 Hasil Uji T Hipotesis 4
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
2.894 .342
8.457 .000
LnX1 -.103
.065 -.079 -1.571
.120 LnX2
.905 .052
.864 17.260 .000
a. Dependent Variable: LnY4
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Hasil pengujian statistik T pada tabel 4.17 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai T
hitung
untuk variabel dividend yield adalah sebesar -1,571 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986. Dengan demikian nilai T
hitung
lebih kecil dari nilai T
tabel
-1,571 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,12 lebih besar dari 0,05 artinya H
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial dividend yield mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
penilaian harga saham pada 30 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Nilai T
hitung
untuk variabel earning per share adalah sebesar 17,26 dan T
tabel
untuk df = N-k 96-3 = 93 dan α
= 5 adalah sebesar 1,986.
Universitas Sumatera Utara
68
Dengan demikian nilai T
hitung
lebih besar dari nilai T
tabel
17,26 1,986 dan nilai signifikansi sebesar 0,0 lebih kecil dari 0,05 artinya H
a
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial earning per share mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian
harga saham pada 30 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan hasil tabel di atas, maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,894 – 0,103 X
1
+ 0,905 X
2
+ e 4.2.2.3. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.18 Hasil Uji F Hipotesis 1
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1Regression 237.876
2 118.938
151.401 .000
a
Residual 73.059
93 .786
Total 310.935
95 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY1
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Universitas Sumatera Utara
69
Dari hasil uji F pada tabel 4.18 di atas, nilai F
hitung
adalah sebesar 151,401 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0. Untuk F
tabel
diketahui nilainya adalah sebesar 3,09. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa F
hitung
F
tabel
151,401 3,09 maka H
a
diterima. Nilai tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,0 0,05, artinya signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa secara simultan variabel dividend yield dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham
pada 1 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.19 Hasil Uji F Hipotesis 2
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 236.881
2 118.440
150.030 .000
a
Residual 73.419
93 .789
Total 310.299
95 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY2
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Dari hasil uji F pada tabel 4.19 di atas, nilai F
hitung
adalah sebesar 150,03 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0. Untuk F
tabel
diketahui nilainya adalah sebesar 3,09. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa F
hitung
F
tabel
150,03 3,09 maka H
a
diterima. Nilai tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,0 0,05, artinya signifikan. Jadi dapat
Universitas Sumatera Utara
70
disimpulkan bahwa secara simultan variabel dividend yield dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham
pada 3 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.20 Hasil Uji F Hipotesis 3
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 236.294
2 118.147
154.937 .000
a
Residual 70.917
93 .763
Total 307.211
95 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY3
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Dari hasil uji F pada tabel 4.20 di atas, nilai F
hitung
adalah sebesar 154,937 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0. Untuk F
tabel
diketahui nilainya adalah sebesar 3,09. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa F
hitung
F
tabel
154,937 3,09 maka H
a
diterima. Nilai tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,0 0,05, artinya signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa secara simultan variabel dividend yield dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham
pada 15 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
71
d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Tabel 4.21 Hasil Uji F Hipotesis 4
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression 235.650
2 117.825
157.694 .000
a
Residual 69.487
93 .747
Total 305.137
95 a. Predictors: Constant, LnX2, LnX1
b. Dependent Variable: LnY4
Sumber : hasil output SPSS, data diolah peneliti, 2013
Dari hasil uji F pada tabel 4.21 di atas, nilai F
hitung
adalah sebesar 157,694 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0. Untuk F
tabel
diketahui nilainya adalah sebesar 3,09. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa F
hitung
F
tabel
157,694 3,09 maka H
a
diterima. Nilai tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 0,0 0,05, artinya signifikan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa secara simultan variabel dividend yield dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham
pada 30 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
4.3. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan beberapa pembahasan yaitu sebagai berikut :
a. Hipotesis 1 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
72
Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan dividend yield tidak berpengaruh terhadap penilaian harga saham pada 1 hari setelah publikasi laporan
keuangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa besar kecilnya deviden yang dibagikan perusahaan tidak mempengaruhi aktivitas para investor dalam menilai
harga saham suatu perusahaan pada 1 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan. Hasil yang berbeda ditunjukkan pengaruh earning per share
terhadap penilaian harga saham pada 1 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan, dimana secara parsial earning per share berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penilaian harga saham. Artinya besar kecilnya earning per share merupakan faktor penting dalam menentukan keputusan investasi para
investor, bahkan pada 1 hari setelah laporan keuangan dipublikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share merupakan salah satu faktor yang paling
berpengaruh dalam penilaian harga saham karena nilai earning per share juga lah yang nantinya menjadi faktor penting bagi perusahaan dalam menentukan
kebijakan pembagian deviden. Jadi dapat disimpulkan bahwa fenomena ini terjadi dikarenakan nilai dividend yield justru dipengaruhi oleh earning per share,
sehingga investor cenderung lebih melihat nilai earning per share sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian dan pembelian saham, bukan nilai dividend yield.
Semakin besar nilai earning per share, maka harga saham juga akan semakin meningkat. Tidak demikian halnya dengan pengaruh dividend yield terhadap
penilaian harga saham. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan
signifikan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham
Universitas Sumatera Utara
73
pada 1 hari setelah publikasi laporan keuangan. Kondisi menunjukkan ketika nilai dividend yield dan earning per share dipublikasikan secara bersamaan maka akan
memberi pengaruh terhadap penilaian harga saham. Ketika laporan keuangan dipublikasikan, investor akan mengetahui nilai laba per lembar saham earning
per share dan imbal hasil saham dividend yield, sehingga sangat jelas kedua rasio keuangan ini akan mempengaruhi keputusan investasi para investor. Jika
nilai dividend yield dan earning per share suatu perusahaan menunjukkan angka yang baik, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung naik karena
akan menjadi incaran utama para investor. Nilai R Square R
2
sebesar 0,765 menunjukkan bahwa 76,5 variasi atau perubahan dalam harga saham pada 1 hari setelah publikasi laporan keuangan
dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 23,5 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara dividend yield dan earning per share terhadap harga saham pada 1 hari setelah
publikasi laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividend yield dan earning per share merupakan indikator penting dalam penilaian harga saham pada
1 hari setelah publikasi laporan keuangan. b. Hipotesis 2 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham 3 hari setelah publikasi laporan keuangan Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan dividend yield tidak
berpengaruh terhadap penilaian harga saham pada 3 hari setelah publikasi laporan keuangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa besar kecilnya deviden yang
Universitas Sumatera Utara
74
dibagikan perusahaan tidak mempengaruhi aktivitas para investor dalam menilai harga saham suatu perusahaan pada 3 hari setelah laporan keuangan
dipublikasikan. Hasil yang berbeda ditunjukkan pengaruh earning per share terhadap penilaian harga saham pada 3 hari setelah laporan keuangan
dipublikasikan, dimana secara parsial earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham. Artinya besar kecilnya earning per
share merupakan faktor penting dalam menentukan keputusan investasi para investor. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share merupakan salah satu
faktor yang paling berpengaruh dalam penilaian harga saham karena nilai earning per share juga lah yang nantinya menjadi faktor penting bagi perusahaan dalam
menentukan kebijakan pembagian deviden. Jadi dapat disimpulkan bahwa fenomena ini terjadi dikarenakan nilai dividend yield justru dipengaruhi oleh
earning per share, sehingga investor cenderung lebih melihat nilai earning per share sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian dan pembelian saham, bukan
nilai dividend yield. Semakin besar nilai earning per share, maka harga saham juga akan semakin meningkat. Tidak demikian halnya dengan pengaruh dividend
yield terhadap penilaian harga saham. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan
signifikan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham pada 3 hari setelah publikasi laporan keuangan. Kondisi menunjukkan ketika nilai
dividend yield dan earning per share dipublikasikan secara bersamaan maka akan memberi pengaruh terhadap penilaian harga saham. Ketika laporan keuangan
dipublikasikan, investor akan mengetahui nilai laba per lembar saham earning
Universitas Sumatera Utara
75
per share dan imbal hasil saham dividend yield, sehingga sangat jelas kedua rasio keuangan ini akan mempengaruhi keputusan investasi para investor. Jika
nilai dividend yield dan earning per share suatu perusahaan menunjukkan angka yang baik, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung naik karena
akan menjadi incaran utama para investor. Nilai R Square R
2
sebesar 0,763 menunjukkan bahwa 76,3 variasi atau perubahan dalam harga saham pada 3 hari setelah publikasi laporan keuangan
dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 23,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara dividend yield dan earning per share terhadap harga saham pada 3 hari setelah
publikasi laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividend yield dan earning per share merupakan indikator penting dalam penilaian harga saham pada
3 hari setelah publikasi laporan keuangan. c. Hipotesis 3 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham 15 hari setelah publikasi laporan keuangan Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan dividend yield tidak
berpengaruh terhadap penilaian harga saham pada 15 hari setelah publikasi laporan keuangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa besar kecilnya deviden yang
dibagikan perusahaan tidak mempengaruhi aktivitas para investor dalam menilai harga saham suatu perusahaan pada 15 hari setelah laporan keuangan
dipublikasikan. Hasil yang berbeda ditunjukkan pengaruh earning per share terhadap penilaian harga saham pada 15 hari setelah laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
76
dipublikasikan, dimana secara parsial earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham. Artinya besar kecilnya earning per
share merupakan faktor penting dalam menentukan keputusan investasi para investor. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share merupakan salah satu
faktor yang paling berpengaruh dalam penilaian harga saham karena nilai earning per share juga lah yang nantinya menjadi faktor penting bagi perusahaan dalam
menentukan kebijakan pembagian deviden. Jadi dapat disimpulkan bahwa fenomena ini terjadi dikarenakan nilai dividend yield justru dipengaruhi oleh
earning per share, sehingga investor cenderung lebih melihat nilai earning per share sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian dan pembelian saham, bukan
nilai dividend yield. Semakin besar nilai earning per share, maka harga saham juga akan semakin meningkat. Tidak demikian halnya dengan pengaruh dividend
yield terhadap penilaian harga saham. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan
signifikan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham pada 15 hari setelah publikasi laporan keuangan. Kondisi menunjukkan ketika
nilai dividend yield dan earning per share dipublikasikan secara bersamaan maka akan memberi pengaruh terhadap penilaian harga saham. Ketika laporan keuangan
dipublikasikan, investor akan mengetahui nilai laba per lembar saham earning per share dan imbal hasil saham dividend yield, sehingga sangat jelas kedua
rasio keuangan ini akan mempengaruhi keputusan investasi para investor. Jika nilai dividend yield dan earning per share suatu perusahaan menunjukkan angka
Universitas Sumatera Utara
77
yang baik, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung naik karena akan menjadi incaran utama para investor.
Nilai R Square R
2
sebesar 0,769 menunjukkan bahwa 76,9 variasi atau perubahan dalam harga saham pada 15 hari setelah publikasi laporan keuangan
dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 23,1 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara dividend yield dan earning per share terhadap harga saham pada 15 hari setelah
publikasi laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividend yield dan earning per share merupakan indikator penting dalam penilaian harga saham pada
15 hari setelah publikasi laporan keuangan. d. Hipotesis 4 relevansi dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham 30 hari setelah publikasi laporan keuangan Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan dividend yield tidak
berpengaruh terhadap penilaian harga saham pada 30 hari setelah publikasi laporan keuangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa besar kecilnya deviden yang
dibagikan perusahaan tidak mempengaruhi aktivitas para investor dalam menilai harga saham suatu perusahaan pada 30 hari setelah laporan keuangan
dipublikasikan. Hasil yang berbeda ditunjukkan pengaruh earning per share terhadap penilaian harga saham pada 30 hari setelah laporan keuangan
dipublikasikan, dimana secara parsial earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham. Artinya besar kecilnya earning per
share merupakan faktor penting dalam menentukan keputusan investasi para
Universitas Sumatera Utara
78
investor. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam penilaian harga saham karena nilai earning
per share juga lah yang nantinya menjadi faktor penting bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan pembagian deviden. Jadi dapat disimpulkan bahwa
fenomena ini terjadi dikarenakan nilai dividend yield justru dipengaruhi oleh earning per share, sehingga investor cenderung lebih melihat nilai earning per
share sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian dan pembelian saham, bukan nilai dividend yield. Semakin besar nilai earning per share, maka harga saham
juga akan semakin meningkat. Tidak demikian halnya dengan pengaruh dividend yield terhadap penilaian harga saham.
Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham
pada 30 hari setelah publikasi laporan keuangan. Kondisi menunjukkan ketika nilai dividend yield dan earning per share dipublikasikan secara bersamaan maka
akan memberi pengaruh terhadap penilaian harga saham. Ketika laporan keuangan dipublikasikan, investor akan mengetahui nilai laba per lembar saham earning
per share dan imbal hasil saham dividend yield, sehingga sangat jelas kedua rasio keuangan ini akan mempengaruhi keputusan investasi para investor. Jika
nilai dividend yield dan earning per share suatu perusahaan menunjukkan angka yang baik, maka harga saham perusahaan tersebut akan cenderung naik karena
akan menjadi incaran utama para investor. Nilai R Square R
2
sebesar 0,772 menunjukkan bahwa 77,2 variasi atau perubahan dalam harga saham pada 30 hari setelah publikasi laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
79
dapat dijelaskan oleh variasi dividend yield dan earning per share, sedangkan sisanya sebasar 22,8 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara dividend yield dan earning per share terhadap harga saham pada 30 hari setelah
publikasi laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividend yield dan earning per share merupakan indikator penting dalam penilaian harga saham pada
30 hari setelah publikasi laporan keuangan. Nilai R
2
hubungan dividend yield dan earning per share terhadap harga saham pada 30 hari setelah publikasi laporan
keuangan merupakan yang terbesar bila dibandingkan nilai R
2
pada harga saham 1 hari, 3 hari, maupun 15 hari setelah publikasi laporan keuangan. Artinya
hubungan terkuat dari rasio dividend yield dan earning per share terhadap penilaian harga saham adalah pada saat 30 hari setelah publikasi laporan
keuangan. Hal ini dimungkinkan terjadi karena para investor dan calon investor harus melihat 30 hari merupakan waktu yang tepat untuk menilai harga saham
berdasarkan rasio keuangan dividend yield dan earning per share, karena waktu 30 hari 1 bulan merupakan waktu minimal untuk bisa menilai bagaimana kinerja
suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dividend yield tidak memiliki relevansi tidak berpengaruh terhadap penilaian harga
saham pada 1 hari, 3 hari, 15 hari dan 30 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan variabel
earning per share memiliki relevansi pengaruh positif dan signifikan terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 3 hari, 15 hari dan 30 hari
setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dividend yield dan earning per share memiliki relevansi pengaruh positif dan
signifikan terhadap penilaian harga saham pada 1 hari, 3 hari, 15 hari dan 30 hari setelah publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. 3. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi R
2
disimpulkan bahwa relevansi paling kuat variabel dividend yield dan earning per share terhadap
penilaian harga saham adalah pada saat 30 hari setelah publikasi laporan keuangan di BEI. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R
2
yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara